Mona menarik tangan Sea dengan semangatnya sambil menunjukkan bahwa ada sepatu kets seperti yang Sea inginkan. Tapi Sea masih merasa seperti ada sesuatu yang menariknya untuk menoleh ke belakang. Sea merasa ada yang sedang memandanginya dari jauh. "Mon, kok gue ngerasa kayak lagi ada yang ngawasin ya?"
"Ah, masa..." sahut Mona santai, "perasaan lo aja kali, Mbak."
"Iya, kali ya," balas Sea yang berusaha menerima dugaan Mona, "eh, mana sepatu yang lo bilang barusan. Gue mau liat."
"Tuh!" Mona menunjuk ke rak teratas. Sebuah sepatu kets berleher pendek berwarna biru keabu-abuan. Persis dengan yang Sea gambarkan selama diperjalanan tadi. Mona mengambil sepatu itu dari raknya dan memberikannya kepada Sea.
Sea loncat-loncat kegirangan menerimanya. "Ih asyik ketemu. Eh, tapi ada gak ya nomor gue? Kaki gue kan mungil banget."
"Berapa sih nomor sepatu yang biasa lo pakai?"
"Nomor 37 atau 38."
"Semoga ada ya. Bentar gue tanyain dulu ke penjaga tokonya." Mona memanggil salah satu mbak SPG berseragam yang ada di dekatnya. Mbak itu berjalan menghampiri Mona.
"Ya, Kak. Ada yang bisa dibantu?"
"Sepatu ini ada yang ukuran kecilnya gak? Temen saya butuh yang nomor 37 atau 38. Bisa tolong dicarikan dua nomor tersebut?" Mona memberikan model sepatu yang ada ditangannya kepada Mbak SPG.
Dengan sigap, Mbak SPG langsung mengambil model sepatu yang dimaksud. "Ditunggu sebentar ya, Kak. Saya carikan dulu."
"Makasih, Mbak," ujar Mona.
Mbak SPG itu pergi mencari ukuran yang Sea butuhkan. Disisirnya beberapa tumpukan kardus sepatu. Hingga akhirnya ditemukan dua nomor yang Sea minta.
"Datang Mon, datang!" cubit Sea senang.
"Aduh! Sakit tau, Mbak." Mona mengerang kesakitan. "Sono... cobain deh."
"Ini, Kak. Dua nomor yang Kakak minta tadi. Silahkan dicoba dulu. Nanti kalau ada yang cocok. Kakaknya bisa panggil saya lagi," ucap Mbak SPG itu sambil menyerahkan kardus sepatu ke tangan Mona.
Tapi Mona menunjuk ke arah Sea. "Kasih dia, Mbak. Yang nyengirnya udah kayak kuda, lebar banget."
Mbak SPG lalu memberikan ke tangan Sea.
Sea langsung mencoba kedua pasang sepatu itu secara bergantian. Akhirnya setelah drama singkat di depan cermin, Sea menjatuhkan pilihan pada nomor 37. "Kayaknya nomor 37 aja deh. Dari pada nomor 38 kedodoran begitu."
"Kaki lo kecil banget sih, Mbak. Hahaha...."
"Hahaha... Dari sananya dikasihnya begini. Terima aja."
"Hahaha... betul." Mona lalu memanggil Mbak SPG yang tadi. "Mba jadinya yang nomor 37 aja."
Mbak SPG datang dan mengambil kardus sepatu bernomor 37. "Jadinya yang ini ya, Kak?"
"Iya, Mbak," jawab Sea mantap.
Setelah mengembalikan sepatu nomor 37 ke dalam kardusnya, Mbak SPG tersebut bertanya kepada Sea, "Mau langsung bayar ke kasir?"
"Iya, Mbak."
"Kasir yang paling kanan ya. Ini, Kak. Silahkan dibawa langsung ke kasir."
"Oke, Mbak. Makasih ya."
Sea dan Mona segera bergerak ke arah kasir. Sea lantas menyodorkan kardus sepatunya ke Petugas Kasir. Petugas Kasir membarkode dan menyebutkan nominal harga yang harus Sea bayar. Sea membayar dengan kartu debit yang baru saja diambil dari dompetnya. Petugas itu menerima dan langsung menggesek kartu debit tersebut. Sebuah struk panjang keluar dari mesinnya. Transaksi belanja pun sudah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA SEA (TAMAT)
RomanceKala adalah seorang dokter yang nyaris tidak bisa beranjak dari luka kisah percintaan masa lalunya. Sementara Sea adalah seorang dosen yang belum ingin membuka hati untuk mencintai karena takut terluka oleh orang yang salah. Keduanya ditautkan pada...