Part 41 - Arah Kompas yang Sama

66 2 0
                                    

Sea sejak pagi tadi meratapi nasibnya yang tidak bisa mencuci baju-baju kotornya dengan mesin cuci milik kosan. Teman-teman kosan dan juga Mona sudah memberitahukannya bahwa mesin cuci tersebut sedang bermasalah dan masih menunggu tukang service. Alhasil, Sea terpaksa memilih untuk laundry seluruh baju kotornya.

Kebetulan Mona yang juga baru keluar kamarnya, melihat keribetan Sea membawa 2 kantong besar berisi baju-baju kotornya.

"Mau kemana lo, Mbak?" tanya Mona heran, "hobi banget sih bawa berat-berat. Sini gue bantuin." Mona menawarkan bantuan.

Sea memberikan satu kantong ke Mona untuk dibawakannya.

"Laundry. Lah lo sendiri mau kemana? Kerja?" tanya balik Sea.

"Iya. Gue masih ada event." Sambil mulai melangkah, Mona mengamati Sea dari samping. Nampak pakaiannya super santai dengan celana training panjang hitam dipadu kaos tangan panjang berwarna abu-abu. Serta kerudung segitiga yang hanya dipenitikan di sekitar dagunya.

"Lo gak ke kampus, Mbak? Kok tumben jam segini masih santai gitu pakaiannya."

"Gak. Ruangan ngajar gue lagi di pakai untuk seminar. Jadi gak ngajar deh, soalnya jadwalnya di oper ke lusa."

"Syukur deh. Abis gini langsung istirahat."

"Gak. Gue mau belanja cemilan dulu. Stok cemilan gue tiris. Sekalian jalan-jalan pagi biar pikiran gue lebih fresh."

Begitu sampai di tempat laundrian, Mona langsung menyerahkan kantong cucian Sea ke petugas laundry. "Nih, Mas." Mona juga membantu menyerahkan kantong lainnya yang masih ada di tangan Sea. "Sekalian yang ini juga ya."

"Ya udah, gue jalan dulu ya, Mbak."

"Makasih ya udah dibantuin."

"Sama-sama."

Mona kembali berjalan menuju mobil Jeep milik mamanya dan segera mengendarainya. Mona membuka kaca jendela untuk sekedar dadah-dadah ketika mobilnya mendekat ke Sea yang masih berdiri di tempat laundry.

"Hati-hati di jalan," ujar Sea.

"Siap."

Sambil menunggu petugas laundry menuliskan nota untuk cuciannya, Sea tertarik dengan petugas laundry lain yang kebetulan sedang menikmati donat bertabur gula halus. Ketika petugas itu menggigit donat, terlihat selai stroberi mencuat keluar dari sela-sela daging donat. Sungguh menggugah selera. Sea sampai menelan air liurnya melihat sajian itu. Karena tidak tahan lagi saking penasarannya dengan asal-usul donat lezat itu, Sea memberanikan diri untuk bertanya.

"Mas, temennya makan donat enak banget. Beli dimana sih? Saya ngiler ngeliatnya," kata Sea bertanya kepada petugas yang sedang membuatkan nota untuknya.

"Beli di dekat sini, Mbak. Kebetulan tadi saya yang beli."

"Emang ada toko donat di dekat sini?" Sea mencoba menebak-nebak dimana toko donat tersebut. Seingatnya tidak ada toko donat selama Sea ngekos di sini.

"Tokonya baru buka beberapa hari yang lalu, Mbak. Lokasinya gak jauh dari klinik yang ada di belakang sini."

"Oh pantes. Soalnya saya gak pernah liat ada toko donat sebelumnya. Enak gak?" tanya Sea lagi. Sungguh penasaran dengan rasa donat-donat itu.

"Enak kok, Mbak. Untuk ukuran toko baru, rasanya tidak mengecewakan."

"Asyik. Saya mau ke sana ah. Ngomong-ngomong, klinik yang mas maksud itu yang di depannya suka mangkal tukang ketoprak bukan?"

"Betul sekali, Mbak."

"Oke. Makasih banyak atas info berharganya, Mas."

"Sama-sama, Mbak. Ini notanya."

KALA SEA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang