Kala menyingkap selimutnya, lalu diam terduduk menerawang jauh pandangannya ke satu titik di depan sana. Sebuah lukisan laut yang baru bergabung beberapa waktu lalu, menjadi saksi bisu betapa Kala begitu terusik dengan perasaan aneh yang mendekapnya tiba-tiba. Sesosok perempuan berhijab dan mungil selalu berlari-lari di pikirannya.
Dan memori Kala saat ini sedang terlempar ke saat pertemuan singkatnya dengan sosok itu kemarin. Hatinya berdebar tak terkendali, meski perasaan itu masih satu arah. Kala merasa batinnya tidak ingin kemana-mana lagi. Meski sang pemilik diri dari sosok itu tidak tahu sama sekali soal misi penguntitannya, tak jadi masalah. Kala merasa selama di dekat sosok itu, hatinya ingin selalu apa adanya dan senantiasa berterus-terang. Kala seakan ingin melabuhkan perjalanan panjang hatinya.
Sea, nama itu selalu menggema di telinga Kala. Lucunya adalah Sea tidak tahu apa-apa tentangnya. Tapi entah bagaimana Kala meyakini doa-doanya tidak akan kalah lagi di pertarungan langit. Tidak seperti yang dulu-dulu.
Kala jadi teringat kata-kata mendiang mamanya tentang cinta. Bahwa cinta itu rumit. Lebih rumit dari rumus matematika dunia. Manusia jangan menggunakan logika berpikir jika sudah bicara soal cinta. Tapi berpedomanlah pada kejujuran hati. Hati tidak akan pernah berkhianat pada diri. Hati itu bermuara pada bejana kedewasaan yang akan melerai kerumitan cinta. Semakin manusia mengenal cinta, manusia akan menemukan berbagai bentuk kerapuhan yang membutuhkan segala kerendahan hati untuk mengerti dan memaafkan. Cinta memang rumit, tapi waktu akan meleburkan segala keangkuhan dan membuat manusia paham dengan apa yang sedang terjadi pada dirinya. Cinta merasuk kalbu setiap insan. Memilih yang berhak lebih dahulu tersenyum bahagiaatau menunjuk yang bahunya lebih kuat menopang derasnya air mata pengorbananuntuk meniti jalan bahagia. Tapi pada akhirnya keduanya akan meretas indahnyatakdir di akhir perjalanan. Cinta tahu kapan waktunya. Waktu yang pas untuk bahagia bersama yang tepat.
Akhirnya kata-kata bijak itu dipahaminya sekarang. Bertahun-tahun Kala mengutuk dirinya sendiri karena bodoh, tak bisa menjaga cintanya. Bukan. Ternyata bukan Kala yang tidak bisa menjaga dengan baik. Tapi memang cinta itu hanya bisa sampai di titik itu. Kala tidak bisa melesak masuk dan menerobos yang bukan menjadi area takdirnya. Karena kemarin bukan waktu untuknya. Tapi kali ini, Kala yakin telah dipersilahkan waktu untuk berjuang kembali dan membiarkan Tuhan yang memberi penilaian apakah Sea akan menjadi takdirnya kelak. Kala mengusap wajahnya mengamini segala pengharapannya. Semoga suatu hari nanti, Tuhan berkenan mempertemukan Sea dengannya di suatu tempat tanpa sengaja.
***
Setelah bersiap-siap, Kala turun kebawah menuju ruang prakteknya. Memulai kembali rutinitasnya. Rahma menyapanya dan masuk sebentar ke dalam ruangan Kala untuk meletakkan air putih dan cemilan seperti biasanya.
"Makasih Rahma," ucap Kala singkat. Rahma tersenyum mengangguk. Lalu Rahma berjalan keluar lagi dari sana.
Klinik masih terlihat sepi, padahal ini Hari Senin dan sudah pukul 8 pagi. Kala merogoh saku jas dokternya, mengambil handphone-nya. Kala hendak menghubungi Mona terkait agenda kedatangannya ke klinik hari ini.
Sementara, Mona yang di seberang sana masih tertidur pulas. Dering telpon masuk mengusiknya, Mona terbangun tapi masih setengah mengantuk. Mona mencari-cari keberadaan handphone-nya dengan mata yang masih tertutup. Karena tidak menemukannya juga, Mona akhirnya memaksa matanya terbuka seutuhnya dan kembali mencari dengan betul. Benda itu ternyata tertimbun di bawah tumpukan bantal. Lupa jika semalam suntuk Mona menghabiskan waktu dengan menatap media sosialnya. Mona mengangkat panggilan telpon masuk itu.
"Halo... Kenapa, Mas?"
"Lo jadi ke klinik, kan?" tanya Kala.
"Jadi. Tapi abis lo selesai praktek aja ya. Jam berapa sih kelarnya?" Mona bertanya lagi sambil menahan mulutnya yang ingin menguap lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA SEA (TAMAT)
RomanceKala adalah seorang dokter yang nyaris tidak bisa beranjak dari luka kisah percintaan masa lalunya. Sementara Sea adalah seorang dosen yang belum ingin membuka hati untuk mencintai karena takut terluka oleh orang yang salah. Keduanya ditautkan pada...