Sabtu Sore ini adalah jadwal Sea mengambil laundrian pakaian-pakaian yang hendak dibawanya liburan minggu depan. Lokasi tempat laundry kiloan berada persis di sebelah kosan Sea. Sea membawa dua buah goodie bag super besar untuk nantinya menampung laundrian miliknya. Sea teringat bahwa dia belum sempat mengembalikan sendal jepit milik Mushola An Nur. Sea akhirnya memutuskan untuk sekalian membawa sendal jepit itu untuk dikembalikan.
Sea terlebih dahulu berjalan ke Mushola An Nur, tapi Pak De belum ada di sana. Lalu Sea mencoba mencari Pak De di tempat kerjanya. Mungkin Pak De masih memarkirkan motor dan mobil pengunjung di minimarket. Sea berjalan menuju tempat itu. Dari kejauhan dilihatnya, Pak De sedang meniupkan pluit dimulutnya sambil tangannya mengarahkan motor pengunjung yang hendak meninggalkan parkiran. Sea buru-buru berlari ke arah Pak De.
"Assalamu'alaikum, Pak De." Sea menyapa Pak De.
Pak De menoleh dan menatap Sea dengan tatapan bingung. "Wa'alaikumussalam. Ada apa ya, Neng?"
"Pak De masih ingat saya? Saya Sea, yang waktu malam-malam pinjem sendal jepit Mushola An Nur, Pak De."
"Astaga. Maaf ya, Neng. Bapak lupa. Soalnya waktu itu udah malam. Gelap. Jadi tidak terlalu ingat sama wajahnya Neng."
"Iya, gak apa-apa. Saya mau mengembalikan sendal jepitnya, Pak De. Maaf, kalau baru saya kembalikan hari ini. Kemarin saya kebetulan ada urusan mendadak jadi tidak sempat." Sea membungkukkan tubuhnya mengekspresikan permintaan maafnya.
"Gak apa-apa. Santai saja, Neng."
"Ini, Pak. Makasih banyak ya." Sea lalu memberikan sendal jepit tersebut yang telah lebih dulu dimasukkan kedalam kantong plastik.
"Sama-sama."
"Saya pamit dulu ya, Pak De. Permisi. Assalamu'alaikum." Sea lalu beranjak meninggal minimarket
"Wa'alaikumussalam."
***
Sea kembali pada tujuan awalnya untuk mendatangi tempat laundry kiloan langganannya. Sea mengambil laundrian jaket musim dingin dari Mamanya Mona, beberapa baju tebal berlengan panjang dan celana panjang, serta tambahan sprei dan selimut. Petugas laundry membantunya memasukkan seluruh hasil laundriannya ke dalam tas yang Sea bawa. Sea langsung membawa kedua tas super besar itu dengan sekali jalan. Cukup berat tapi Sea sanggup menahan masing-masing di kedua bahunya. "Makasih ya, Mas."
Tiba-tiba ketika sedang berjalan dengan gembolan besar, satu tangan mencomot goodie bag yang tersampir di bahu sebelah kanan Sea. Sea kaget bukan main, nyaris saja Sea mengambil ancang-ancang berteriak 'maling' tapi urung dilakukannya setelah melihat ternyata tangan itu adalah tangan Mona.
Mona menarik tas itu dan memindahkannya ke bahu kirinya. "Makin kecil nanti lo, Mbak. Lagian minta tolong bawain mas laundriannya kenapa sih dari pada angkat beban segini beratnya. Lupa kemarin udah encok bawa paket gue?" omel Mona.
Mona yang kebetulan juga baru pulang dari Kampusnya, rupanya mengikuti Sea dari belakang sejak Sea meninggalkan minimarket. Mona melihat Sea berjalan sambil tergopoh-gopoh ke kanan dan ke kiri mengikuti beban berat yang ada di kedua bahunya. "Nanti makin encok lagi," tegas Mona sekali lagi.
Bahu kanan Sea terbebas dari beban berat. Sambil membalas omelan Mona, Sea tak lupa menyambut Mona dengan senyum 3 jari, "Eeeeeh, dirimu toh. Makasih lhoooo..."
"Iya, sama-sama."
"Tumben jam segini udah nongol. Biasanya nunggu matahari tenggelam dulu baru berani pulang kuliah." Sea balas meledek Mona.
"Tadi gue cuma presentasi doang sama tanya jawab. Weits, soal kulit muka, semalam kan gue udah maskeran. Jadi amanlah."
"Ah elo biar kulit lo gosong, bentaran juga balik normal lagi warnanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA SEA (TAMAT)
RomanceKala adalah seorang dokter yang nyaris tidak bisa beranjak dari luka kisah percintaan masa lalunya. Sementara Sea adalah seorang dosen yang belum ingin membuka hati untuk mencintai karena takut terluka oleh orang yang salah. Keduanya ditautkan pada...