Part 12 - Kehebohan Pagi Hari

62 3 0
                                    

Sejak malam tadi, Kala menyiapkan laporan bulanan kliniknya. Laporan tersebut akan digunakannya untuk melakukan evaluasi klinik bersama Bapaknya. Kala kenal betul dengan tabiat Bapaknya yang sangat detail. Sekecil dan secuil informasi yang tidak masuk akal menurutnya, pasti akan dikuliti habis-habisan. Bapak memang bukan seorang dokter seperti Kala tapi untuk urusan bisnis dan tanggung jawabnya terhadap kemanusiaan, Bapak sangat profesional. Kala ingat pesan Bapak yang cukup menohok hatinya.

"Jalankan klinik ini sebagaimana mestinya. Kalian disumpah sebagai dokter untuk membantu para pasien semaksimal yang kalian mampu. Bisnis tetap bisnis. Tapi jangan coba-coba membisniskan sumpah doktermu untuk hal-hal yang bernama keuntungan. Untung rugi klinik ini baru kalian pikirkan setelah urusan pasien kalian rangkum. Selama masih ada Bapak, klinikmu akan selalu memiliki investor. Ingat itu! Semoga kelak kamu juga bisa menjadi seperti Bapak dan meneruskan apa yang telah Bapak lakukan untuk klinikmu dan pasien-pasienmu."

Kala paham bahwa ini baru tahun pertama, dan pasti masih banyak permasalahan yang bermunculan di kliniknya. Mulai dari hal kecil nan receh sepele hingga hal urgent yang benar-benar harus diprioritaskan dan didiskusikan dengan banyak pihak.

Hampir jam 3 pagi, Kala sudah menguap dan mengucek-ngucek matanya menghalau kantuk yang luar biasa. Laporan itu akhirnya berhasil Kala selesaikan. Mata kala sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Kala memutuskan menarik selimut dan tidur. Besok Kala harus meeting secara virtual dengan Bapak, karena Bapak kebetulan tidak sedang berada di Indonesia. Bapak sedang ada urusan bisnis di Malaysia. Dan akhir pekan besok Bapak akan bertolak ke Cina untuk perjalanan bisnis selanjutnya.

Kala yang tengah terlelap tidur dibangunkan dengan teriakan heboh Roy yang penuh dengan kepanikan. "Kal... Kalaaaaa... Bangun woy! Darurat ini."

Kala terbangun dengan kepala pening dan kuping pengang. Terlebih Kala dibuat terkejut karena mendapati rekan kerjanya itu ada di dalam kamarnya dan duduk terpaku di pinggir kasurnya. "Ngapain lo disini pagi-pagi? Jam berapa sih ini?" Kala melirik jam weker yang ada di meja kecil sebelah kasurnya. "Ampun deh, masih jam 6. Lo ngapain pagi-pagi buta ke klinik. Mau bantu bebenah?"

"Kalaaaa.... lo ngomong apaan sampai subuh tadi Bokap lo telpon gue?" Roy loncat keatas kasur dan bersila di depan Kala. Roy diserang kepanikan.

Kala menguap dan mengulet seadanya. "Ngomong apaan? Kagak ngomong apa-apa gue. Lah rapatnya aja belum. Kan nanti siang mulainya." Lalu kembali menarik selimut menutup tubuhnya lagi.

Lagi-lagi Roy menarik dan membuang jauh-jauh selimut itu dari Kala."Terus jadi kenapa Bokap lo tiba-tiba gak ada hujan gak ada angin telpon gue."

Kala berdecak kesal dan langsung beranjak duduk. "Ya mana gue tau. Emang Bapak ngomong apaan sama lo?"

"Masa gue disuruh jadi PLT gantiin elo di klinik selama dua mingguan. Katanya elo mau ke Cina. Lo kok gak bilang-bilang mau ke Cina?" Roy memanyunkan bibirnya kesal karena ketiban tugas dadakan menggantikan Kala. Ternyata, tanpa sepengetahuan Kala, Bapak telah mengatur keberangkatan Kala ke Cina, tepatnya jumat minggu depan. Bapak sebenarnya sudah mencoba mengabarinya lewat telpon tadi subuh hanya saja tidak terangkat. Rupanya Kala benar-benar didera rasa kantuk. Jadi, Kala belum sempat dengar kabar soal perjalanan dinasnya ke Cina. Sebaliknya, Roy yang kedapatan dipercaya menjadi PLT selama Kala di sana.

"Ke Cina? Lah gue gak ada agenda ke luar negeri." Kala melongo bingung.

"Tapi Bokap lo barusan yang kasih tau."

"Ck... Pasti tugas dadakan," ujar Kala langsung berubah serius, "gue belum dikasih tau. Sumpah!" jelas Kala membela diri.

"Coba cek handphone lo. Jangan-jangan Bokap lo telponin dari semalam." Kala mencari handphone-nya. "Kalau semalam kayaknya gak ada telpon masuk. Tapi gak tau deh kalau abis subuh. Abis shalat subuh, gue langsung tidur lagi. Ngantuk banget. Begadang gue siapin materi laporan bulanan klinik."

KALA SEA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang