PART 33 - Terganjal Janji

39 2 0
                                    

Sore hari setelah event selesai, Mona masih sibuk briefing dengan anak buahnya. Mona mencoba melakukan evaluasi hasil kerja hari ini. Mimik wajah serius dari Mona terpancar ketika terdengar beberapa kendala teknis yang sempat terjadi. Namun, untungnya masih bisa dikendalikan. Mona kemudian bernafas lega. Jangan sampai kredibilitas tim kerjanya jadi terancam hanya karena masalah yang tak terselesaikan.

Ditengah-tengah agenda evaluasi tersebut, Mona mendapat info dari anak buahnya bahwa ada seseorang yang sedang mencarinya. Mona meminta orang tersebut menunggu sebentar lagi hingga rapat evaluasi ini selesai. Setelah 15 menit berlalu, Mona keluar menghampiri orang yang mencarinya.

"Siapa? tanya Mona kepada anak buahnya yang tadi mengabarinya.

"Katanya dari Kampus, Mbak." jawab Siska singkat.

"Kampus mana?"

"Kampusnya Mbak," sahut Siska.

"Kampus gue?" tanya Mona bingung.

"Orangnya ada di lobi ya, Mbak. Pakai kemeja flanel kotak-kotak warna biru."

"Ya udah, gue kesana deh. Makasih ya, Sis."

"Oke, Mbak."

***

Di lobi depan, Mona melihat ada seorang laki-laki dengan kemeja flanel kotak-kotak berwarna biru persis seperti yang Siska ceritakan.

"Halo Selamat Sore. Saya Mona. Katanya Mas mencari saya." Mona menyapa laki-laki tersebut.

"Oh, Sore Mbak Mona. Maaf mengganggu waktunya. Perkenalkan nama saya Jodi. Saya kebetulan juniornya Mbak Mona di Kampus."

"Junior saya di S2 atau mahasiswa S1?" tanya Mona. Rasanya Mona tidak memiliki junior seperti ini di S2.

"Anak S1, Mbak. Saya perwakilan BEM FE ingin mengajak kerja sama dengan Mbak Mona dalam rangka kegiatan donor darah yang diselenggarakan Fakultas."

"Fakultas ada acara apa ya?" tanya Mona mencoba mengingat-ingat mungkin ada agenda dari kampusnya yang mungkin terlupa olehnya.

"Perayaan Dies Natalis, Mbak. Kami sepakat tahun ini bakal bikin acara yang agak berbeda. Rencananya kami mau melakukan kegiatan donor darah. Kedatangan saya ke sini ingin mengajukan permohonan donasi kepada Mbak Mona dalam rangka menyokong kegiatan ini. Selain itu, kami juga bermaksud mengajak kerja sama Mbak Mona yang katanya sudah biasa mengadakan kegiatan serupa. Kebetulan saya dapat info dari dosen saya tentang Mbak Mona yang punya event organizer."

"Kalau boleh tau siapa ya dosennya?"

"Ibu Sea. Seanita Anggraini, Mbak."

"Oh, iya. Saya kenal beliau. Oke, kalau begitu boleh saya lihat proposalnya?" Mendengar nama Sea disebut, Mona tahu berarti ini agenda prioritas. Karena Sea jarang sekali memberikan informasi tentang dirinya kepada siapa pun, sekali pun itu mahasiswanya.

"Sebelumnya terima kasih atas waktunya, Mbak." Jodi lalu langsung mengambil proposal kerja sama dan juga pengajuan donasi yang hendak diajukan ke Mona. Mona menerimanya, dan segera membaca kilat.

"Dari proposal ini, kalian seperti juga membutuhkan dokter tambahan untuk berpartisipasi di hari kegiatan ya?"

"Benar, Mbak. Tapi kebetulan kami belum dapat juga. Masih kami cari dokternya."

"Terus tim PMI terdekat sudah kalian libatkan? Mereka seharusnya yang nomor satu kalian hubungi. Karena PMI yang paling berwenang atas kegiatan ini."

"Sudah, Mbak. Kami sudah menginfokan rencana kegiatan kami ini ke PMI terdekat. Sedang menunggu follow up dari pihak mereka. Tapi kami juga berpikir kami butuh tim tambahan dokter yang bisa terlibat untuk sosialisasi dan pengecekan awal."

KALA SEA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang