PART 32 - Enggan Melangkah Pulang

37 1 0
                                    

Sea dan teman-temannya kembali ke hotel setelah menghabiskan waktu berbelanja oleh-oleh di supermarket khusus para muslim, yang berada di dekat area Mesjid Niujie. Di sepanjang perjalanan menuju hotel, Sea memastikan lagi barang belanjaan mereka, khususnya kebutuhan makan mereka selama seharian besok. Rencananya satu hari yang tersisa di Beijing ini akan mereka gunakan untuk berkemas isi koper dan merapihkan barang-barang yang akan mereka bawa pulang ke Jakarta. Sea tidak ingin ada stok makan mereka yang terlupa, sehingga mereka tidak perlu keluar lagi dari hotel hanya untuk sekedar mencari makan.

Sesuai dengan rencana, mereka bertiga akan bertolak kembali ke Jakarta esok malam. Berhubung hari ini mereka baru kembali ke hotel malam hari. Mereka kompak menunda berkemas hingga besok pagi. Semuanya memilih leyeh-leyeh sambil menikmati cemilan yang tadi mereka beli. Sea yang sedang asyik mengunyah dikagetkan oleh teriakan Nura yang baru saja membuka isi chat di handphone-nya.

"Guys... horor guys..." pekik Nura yang gestur tubuhnya berubah tegang. Jarinya menunjuk ke depan layar handphone-nya.

"Ada apa sih?" Sea sontak menunda memasukkan cemilan ke dalam mulut. Sea mengembalikan cemilan itu ke dalam bungkusannya. Sea lalu mendekati Nura, setengah berlari. Noni malah sudah lebih dulu terjongkok di samping Nura.

"Ada info dari Kampus!" sahut Nura dengan sangat tidak santai.

"Info apa?" tanya Noni penasaran.

"Ada info apaan sih sampai lo teriak begitu?" sambung Sea yang jadi kebingungan.

"Lusa kita ada agenda nginep di hotel untuk rapat pembahasan kurikulum, follow up soal seminar semester dan persiapan acara Dies Natalis Fakultas," sahut Nura terbata-bata.

"Lusa itu... pas kita sampai Jakarta, kan?" seru Sea setelah mencoba menghitung-hitung hari.

"Iya, Se," jawab Nura lirih.

"Serius, Ra? Berapa lama?" tanya Noni dengan mimik khawatir.

"Kayaknya 2 hari 1 malam deh." Nura mencoba memastikan durasi menginap mereka nanti. Mendengar jawaban Nura, Noni langsung terduduk dari sikap jongkok sebelumnya. Tak percaya.

"Coba cek sekali lagi deh, Ra. Pastiin lagi mungkin bukan lusa kali," desak Sea yang berusaha berpikir positif.

"Beneran lusa. Nih, lo baca sendiri aja infonya." Nura menyodorkan handphone-nya kepada Sea.

Sea kontan menariknya dan langsung membaca ulang. Nyatanya info tersebut adalah benar. Sea langsung menghela nafas panjang. Tangannya terulur mengembalikan handphone tersebut ke tangan pemiliknya tanpa bisa berbicara panjang lebar.

Nura sendiri masih melotot maksimal menatap Sea dan Noni di depannya. Ketiganya seolah belum rela menghadapi rutinitas kampus pasca kepulangan mereka dari liburan ini.

Noni tiba-tiba menjerit resah, "Masa Bebeb Luki gue tinggalin lagi?"

"Wah iya ya. Parah lo, Non," sahut Sea yang malah ikut mengompori keresahan Noni.

"Iya, parah banget lo, Non. Ntar Luki ngambek. Bahaya." Nura malah membantu Sea mengipas bara api agar Noni semakin panas.

"Nanti kalau ngambeknya 7 hari 7 malam gimana? Hayo lhoooo," hasut Sea makin jadi.

"Kok lo berdua malah ngomong kayak gitu sih," sentak Noni kesal.

"Hahahaha...." Sea dan Nura kompak terbahak seketika.

"Ih kebiasaan banget deh." Noni mencubiti kedua teman jahilnya itu. Suasana tegang itu pun berangsur turun tensi menjadi normal kembali. Pada akhirnya, mereka bertiga hanya bisa pasrah dengan keadaan.

KALA SEA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang