PART 22 - Ketukan Pintu

40 5 0
                                    

Sea melipat mukena dan sajadahnya seusai shalat subuh. Sea mengambil botol air minum dan menenggaknya sampai habis. Rasa haus dahaganya lenyap. Matanya tertuju pada jadwal padat hari ini. Benar-benar penuh hingga malam. Sea geleng-geleng kepala sendiri. Sea memilih untuk mandi dan bersiap-siap lebih awal agar punya sedikit waktu santai sebelum berangkat ke kampus jam 9 pagi nanti.

Beberapa menit kemudian, Sea keluar dari kamar mandinya dan mendengar pintu kamarnya di ketuk. "Siapa lagi pagi-pagi begini ketuk-ketuk kamar gue?" Sea melirik jam dindingnya. Baru jam 6 pagi. "Jangan-jangan Mona lagi. Udah kelar kali masa hibernasinya. Makanya berani nyantronin ke kamar gue sekarang."

Sea menduga itu Mona, karena tidak mungkin ada tamu dari luar sepagi ini. Sea mendekati pintu kamarnya dan segera membukanya. Alangkah terkejutnya Sea ketika di hadapannya tengah berdiri Nura dan Noni dengan koper mereka masing-masing. Dengan ukuran koper-koper yang tidak bisa dikatakan kecil. Sea cuma bisa terperangah dan menelan ludah tak percaya dengan barang bawaan teman-temannya itu. Sea sendiri hampir lupa kalau Nura pernah bicara soal urusan titip-menitip koper di kosannya. Tapi yang ada dalam bayangannya, tidak juga sebanyak ini. Titipan yang luar biasa. Mata Sea terbuka lebar sambil geleng-geleng kepala, takjub.

"Ckckck... Kalian mau liburan atau mau minggat?" tanya Sea berdecak kagum.

Tampak kedua tamu di depan Sea itu hanya bisa melempar senyum tanpa bisa memberi jawaban pasti. Nura dan Noni lalu kompak mengangkat bahu dan menunjukkan ekspresi pasrah karena setelah ini pasti dicecar segudang pertanyaan terkait ukuran koper mereka. Tapi sebelum ditodong pertanyaan lebih lanjut oleh Sea. Nura memutuskan untuk lebih dulu menyerang Sea. "Se, lo gak ada niatan nyuruh kita masuk dulu terus buatin kita minum gitu?"

Lalu Noni ikut menimpali serangan tersebut dengan nafas ngos-ngosan. "Iya, Se... lo gak kesian apa sama kita berdua yang abis turnamen angkat beban dari bawah sampai ke atas. Ke kamar lo!"

Nura memegang lehernya sambil mendesah. "Haus... haus... haus... butuh air... air... air..." Nura berlagak layaknya penonton konser yang minta disirami air oleh panitia.

Sea nyengir karena lupa tidak lebih dulu mempersilahkan Nura dan Noni masuk dan menyajikan sesuatu untuk mereka minum. "Ya ampun, maaf. Sampai lupa nyuruh kalian masuk. Kirain mau langsung pulang lagi," balas Sea sambil menggoda tamu-tamunya.

Kedua wajah di depannya itu mendadak manyun.

Hahaha... Bercanda. Yuk masuk. Dorong aja kopernya ke dalam." Sea mempersilahkan keduanya masuk.

Nura dan Noni langsung mendorong koper-koper mereka ke dalam kamar Sea dan meletakkannya di pojok ruangan dekat dengan koper Sea. Mereka berdua langsung duduk di atas kasur Sea. Sea memberikan minuman kaleng yang terkenal bisa menggantikan cairan tubuh yang hilang. Mereka membuka kaleng minuman itu dan meminumnya dengan nikmat. Rasa dingin menjalar ke tenggorokan mereka. Menghilangkan segala letih seusai menggotong koper-koper mereka.

"Hausnya Noni hilang," ungkap Noni memegang lehernya sambil bergidik lega.

Sea ketawa mendengar pengakuan Noni.

Sementara Nura malah sibuk melirik cemilan Sea di etalase makanan ringannya. "Se, bukannya itu cemilan yang lagi happening di Korea ya?" tanya Nura penasaran melihat deretan makanan ringan. Salah satu jenisnya mengingatkan pada iklan-iklan produk yang muncul di tayangan drama Korea yang pernah ditontonnya.

"Iya itu dari anak kos di kamar sebelah. Si Mona kemarin abis jastip belanjaan sama temennya yang lagi ke Korea."

Noni yang memang pecinta korea sekali, matanya langsung berkilat. Noni tidak tahan ikut serta berkomentar, "Yang Oppa-oppa Korea makan itu ya?" tembak Noni bersemangat.

KALA SEA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang