Bonus Chapter 1 : Starla Side Story

8.5K 281 4
                                    

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Gadis cantik dengan surai panjang berwarna kecoklatan itu menutup iPad nya setelah selesai mengerjakan desain pesanan salah satu pelanggan VIP nya. Ia membereskan terlebih dahulu kekacauan di meja kerja yang diperbuat nya. Hingga di rasa bersih, gadis itu melangkah berniat untuk pulang.

Dia Starla, seorang designer yang mengikuti jejak sang bunda dahulu. Menjadi seorang designer tidak lah mudah, otak nya di paksa bekerja memikirkan bagaimana ia bisa membuat pelanggan puas. Apalagi jika pelanggan nya termasuk kalangan atas yang memiliki nama besar, Starla harus bekerja ekstra agar tidak terjadi komplain.

Starla melangkah menuju mobil pribadinya. Hari memang sudah menjelang malam, namun keramaian di kota ini seakan tak pernah surut. Sudah menjadi hal biasa ketika pusat kota entah itu siang maupun malam sekalipun keadaan akan tetap ramai. Hal itu, membuat Starla berani pulang hingga larut malam seorang diri.

Gadis itu tersentak ketika air hujan turun secara perlahan. Starla termangu untuk beberapa detik. Setiap tetesan hujan yang berjatuhan, semua kenangan masa lampau akan berputar bak  sebuah kaset rusak.

Sudah hampir tujuh tahun ia meninggalkan semua yang ada di negri kelahirannya. Mencoba melupakan yang sudah terjadi namun, nyatanya hal itu tidak lah mudah. Hingga, setiap harinya, di setiap kesibukan ada rindu yang tak pernah tersampaikan.

Ya, Starla tak mampu mengelak lagi, ia memang selalu merindukan sosok itu.

"Angkasa." Lirih nya.

Flashback on

Starla termenung di ruang rawat nya setelah siuman beberapa jam lalu. Kedua retina nya tak pernah luput dari ambang pintu yang tertutup rapat menunggu seseorang yang ia tunggu datang menjenguk nya.

"Butuh sesuatu, nak?" Suara sang bunda yang baru saja keluar dari kamar mandi mengalihkan atensi Starla.

Starla menggeleng, jari nya meremat erat selimut rumah sakit yang saat ini tengah di pakainya.

"Bun, kita gak usah pergi, ya. Aku pengen disini aja." Lirih Starla yang mampu membuat sang bunda terpaku sejenak.

"Maaf, nak. Keputusan bunda udah bulat. Ini yang terbaik buat kamu. Bunda janji, kamu akan bahagia." Ucap sang bunda lembut seraya menggenggam lengan anak semata wayangnya.

Starla tertunduk. Air mata nya mengalir begitu saja tanpa bisa di cegah.

"Aku gak mau, bun."

"Percaya sama bunda, kamu akan bahagia. Bunda takut, sayang. Disini terlalu bahaya buat kamu. Cukup kali ini aja kamu terluka."

"Bunda... "

"Starla, bunda sayang sama kamu. Apa bunda harus memohon agar kamu mau menuruti keinginan bunda?"

Starla menggeleng. Ia terisak dengan tubuh yang bergetar hebat. Di satu sisi ia tak ingin meninggalkan Angkasa. Tapi, di sisi lain ia sangat menyayangi bunda nya.

"Ikut ya?"

Hingga pada akhirnya Starla mengangguk setuju.

"Terimakasih." Ucap sang bunda.

"Tapi, bun. Starla ingin menitipkan ini untuk Angkasa." Starla memberikan sepucuk surat yang sudah ia tulis di bantu  oleh bibi tadi.

"Surat?"

Starla mengangguk.

Mau tak mau wanita paruh baya itu menyetujui keinginan Starla. Ia mengambil surat itu. Lalu tersenyum lembut.

ANGKASA ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang