Malam semakin larut. Keramaian di tempat tempat tertentu pun semakin surut. Matahari yang telah selesai dengan tugas nya kini mulai terbenam digantikan dengan cahaya rembulan dan bintang bintang yang menghiasi langit malam.
Hembusan angin malam menjadi saksi bisu tentang keras nya kehidupan setelah matahari terbenam. Terlihat menyedihkan ketika tempat ini selalu menjadi pelarian bagi mereka yang butuh pelampiasan.
Jam menunjukan pukul 11 malam. Deruman motor yang bersahutan dan sorak sorai penonton menjadi lagu tersendiri setiap malam nya di jalanan yang lengangini. Botol minuman keras berserakan dimana mana, gelak tawa menggema di sana sini. Mereka menikmati detik demi detik yang berlalu. tak ada yang berniat beranjak pulang, Mereka sudah terlalu nyaman untuk sekedar melangkah.
Sebuah bendera di jatuhkan. Kedua motor itu mulai melaju dengan kecepatan di atas rata rata. Mereka beradu kecepatan di jalanan yang lenggang. Hembusan angin yang begitu kencang menemani setiap Laju Kuda besi itu. Di balik helm full face lelaki itu tersenyum miring, dia menambah kembali kecepatan motornya membuat si lawan tertinggal jauh di belakang.
Rasa nya ini terlalu menyenangkan untuk di akhiri. Apalagi ketika ia berharap melihat lawan nya itu terjatuh dan mati di hadapan nya sendiri. Namun, itu tak mungkin terjadi. Walau ini balap liar, peraturan tetap ada. Dan ia menyumpah serapahi orang yang telah membuat peraturan seperti itu.
Ketika finish di depan mata. senyum kemenangan merekah, bersamaan dengan sorak sorai dari penonton. Mereka berseru heboh seraya menyeruakan nama si pengendara.
Lelaki itu turun dari motor sport kesayangannya. Ketika helm full face nya di buka, tatapan dingin langsung tersuguhkan. ia melepas jaket yang melekat di tubuh nya. Tak lama senyum kecil terpatri ketika melihat anggota nya menyambut kemenangan sang ketua.
"Selamat atas Kemenangan lo." Seru lelaki bertubuh gempal.
Seseorang maju dengan membawa jaket di tangannya. Ia melempar jaket itu ke pada si pemenang. Senyum Miring tercetak Jelas Ketika dia menangkap jaket itu. Tanpa pikir panjang ia memakai jaket dengan lambang harimau yang tercetak jelas di bagian belakang.
Sahutan heboh terdengar ketika si lelaki memakai jaket itu. Tepuk tangan bergemuruh begitu terdengar jelas. Geng Tigor, salah satu geng terkuat yang memiliki banyak musuh tengah berbahagia karena si ketua telah bangkit dari masa hibernasi nya.
"Selamat datang kembali, Angkasa."
*******
Angkasa memasuki rumah mewah nan megah ini tanpa salam. Tatapan nya yang datar terus menatap ke depan. Ia sama sekali tak berniat untuk menatap sekitar. Apa lagi melihat ke arah ruang tamu, dimana ada keluarga bahagia yang sedang berkumpul disana. Ah, bahkan waktu sudah menunjukan pukul satu malam namun kebahagian yang mereka rasakan sepertinya tak pernah hilang.
Cih, Angkasa benci itu.
"Angkasa kalo masuk itu salam." Seru wanita paruh baya dengan tubuh ideal dan wajah nya yang awet muda.
Angkasa mengehetikan langkahnya, lelaki itu tersenyum miring. Dia masih terdiam tak berniat membalikan badan nya untuk menatap si pembicara. Rasa nya terlalu muak hanya untuk sekedar melihat wajah mereka.
"Anda siapa saya?" Suara Dingin Angkasa menyeruak di ruangan yang hening, Kedua Tangan yang terkepal di masukan kedalam Saku Celana Berharap Amarah nya meredam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA ✔
Genç Kurgu(END) Mereka pikir pertemuan itu hanyalah ketidaksengajaan. Namun, semesta sepertinya gemar sekali bermain main. Garis takdir yang begitu nyata membuat skenario kisah rumit antara Angkasa dan Starla di pertemuan kedua mereka. Ketika Gadis Lugu sep...