20. Khawatir

12.9K 551 27
                                        

Jam pelajaran pertama sudah dimulai beberapa menit yang lalu. Namun Guru yang mengajar tak kunjung datang. Beberapa siswa di kelas pun memilih keluar dan mencari udara segar di pagi hari. Namun tidak dengan Risa, Gadis itu sedari tadi terus melirik ke arah pintu dengan wajah yang cemas.

Dia juga mengecek ponsel nya dengan sesekali menelpon seseorang. Tapi sepertinya seseorang itu tak kunjung mengangkat telponnya.

"Risa kenapa?" Tanya Seorang Gadis berambut Blonde dengan tubuh menjulang tinggi bak seorang model.

"Gue nunggu Starla kok dari tadi dia belum datang ya." Seru nya Seraya menyimpan ponsel dengan wajah pasrah yang kentara sekali terlihat.

"Dia gak masuk mungkin." Kata nya seraya duduk di bangku kosong di samping Risa.

"Dia kalo gak sekolah pasti ngasih surat. Lah ini dari kemarin gada kabar. Bahkan ditelpon pun ga aktif." Kata Risa seraya menghela nafas lelah.

"Lo udah telpon keluarga nya yang ada di rumah?"

"Gue gak punya nomor mereka." Lirih nya.

"Angkasa? mungkin dia tau."

Starla memutar bola mata nya "Cowo itu Jam segini pasti belum ada di sekolah. Lo tau lah cowo kek gitu pasti ke tempat lain dulu sebelum ke sekolah."

Catlyn mengagguk membenarkan. Angkasa itu kalo nakal gak pernah setengah setengah, Lelaki itu bahkan selalu datang ke sekolah tepat saat istirahat pertama selesai, itu pun dia tidak langsung ke kelas melainkan ke Kantin.

"Yaudah nanti istirahat lo samperin Aja si Angkasa."

Risa mengagguk sebagai jawaban. Gadis itu menelangkupkan wajah nya ke lipatan tangan. Rasanya sungguh berbeda suasana di kelas jika tidak ada teman yang selalu bersama sama saat di sekolah.

Catlyn Gadis itu sudah pergi entah kemana. Gadis berdarah Canada itu sangat ramah kepada siapapun. Bahkan ia selalu menemani seseorang yang tengah sendirian di kelas, seperti hal nya Risa tadi.

Melirik seklias ke arah jam gadis itu mendengus kesal karena waktu berjalan sangat lama. Iya, Risa ingin cepat cepat menemui Angkasa dan menanyakan Kabar Starla. Semoga saja lelaki itu mengetahui keadaan Starla Saat ini.

*****

Deruman Motor terdengar memekakan telinga. Ketiga lelaki dengan membawa motor masing masing itu mulai menjalankan motor nya ke Gang yang sempit. Tak lama di ujung jalan sebuah warung kecil terlihat, tempat itu sering di pakai angkasa untuk menyimpan motornya di kala ia terlambat masuk sekolah.

Seorang wanita paruh baya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum kecil ketika melihat angkasa dan kedua temannya turun dari motor besar itu. Sudah menjadi hal biasa ia melihat angkasa dan kedua temannya telat masuk sekolah seperti ini.

"Bi ina ngapain senyum senyum? Arsen ganteng ya bi?" Seru arsen seraya menyisir rambut nya kebelakang.

"Pede lo kurangin dikit sen." Kata Reynand seraya mendelik tak suka dengan perkataan Arsen.

"Gue emang ganteng ya Sat!" Sinis Arsen.

Angkasa hanya diam melihat tingkah teman nya yang melebihi batas normal itu. Dia memasukan tangannya kedalam celana kemudian berjalan mendahului kedua temannya yang masih berdebat.

"Loh Angkasa mana?" Tanya Arsen.

"Di telan bumi mungkin." Seru Reynand seraya mengedikan bahu nya.

ANGKASA ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang