• PROLOG •

38.1K 1.1K 26
                                    


3 Tahun Lalu

Awan gelap mulai berkumpul membuat matahari tak bisa memancarkan Sinarnya. Tak lama rintik air hujan mulai turun. Tidak terlalu besar. Namun mampu membuat orang orang menyingkir dan memilih berteduh.

Tapi tidak dengan gadis itu. Dia terus berjalan tak peduli baju nya yang sudah basah terkena air hujan. Dia mendongak menatap langit dengan sesekali berkedip karena air hujan mengenai matanya.

Entah kemana tujuannya sekarang, yang jelas gadis itu tengah butuh ketenangan. Sampai pada akhirnya dia menemukan sebuah danau dan gadis itu memilih duduk di tepian menatap air danau yang terkena rintik air hujan.

Terlalu asyik dengan pikirannya sendiri, gadis itu tidak menyadari. Tepat di sampingnya juga terdapat seorang lelaki yang juga Seumuran dengannya tengah menatap ke arah danau.

"Hai" Sapa gadis itu dengan kikuk. terlalu Asyik dengan pikirannya dia jadi tak menyadari bahwa dia duduk di samping orang asing.

Lelaki itu hanya melirik sekilas dan kembali menatap ke arah danau. Sapaan yang tidak ditanggapi oleh lelaki itu membuat Dia memilih diam daripada berbicara tapi ujung ujungnya tak ditanggapi.

"Danau nya indah ya?" Tanya gadis itu lagi.

Suara percikan air hujan menemani keheningan Keduanya. Tidak ada tanda tanda akan berbicara dari Lelaki Berparas Tampan di sampingnya ini. Membuat gadis itu menghembuskan nafasnya.

"Lo ga tau siapa gue?" Tanya Lelaki itu Dingin.

Gadis itu menggeleng polos "Aku gak tau siapa kamu. Dan gak peduli siapa kamu yang Aku tau kamu sekarang teman aku."

Lelaki itu menatap gadis polos di sampingnya dengan datar. Namun tak ada binar ketakutan dari gadis itu. di sana di mata indah itu hanya ada harapan. Membuat lelaki itu tertegun Sejenak.

Keduanya kembali hening. Menyisakan hembusan angin yang menerpa kulit wajah. Membuat kesan sejuk. Apalagi Di sekitaran Danau ini terdapat beberapa pohon.

"Gak mau jawab ya?" Tanya gadis itu seraya menatap lelaki disampingnya.

Tatapan lelaki itu tampak kosong namun terdapat banyak luka yang tersirat dibalik tatapan tajam dan wajah datar itu.

"Kamu ada masalah?" Lagi dan lagi tak ada satu kata pun yang keluar dari bibir lelaki itu. Sepertinya dia benar benar tak ingin berbicara dengan nya.

Hujan baru saja berhenti. Gadis itu mendongak menatap langit yang cerah. awan hitam yang tadi berkumpul kini mulai menjauh tergantikan dengan langit cerah dan sinar matahari yang mulai menyorot.

"Kamu tau, sederas apapun hujan, segelap apapun awan, sekeras apapun petir. Mereka hanya sesaat karena akan tergantikan dengan Matahari yang lebih terang. Layaknya kehidupan, seberat apapun masalah yang di hadapi, sesedih apapun kita. Semua hanya sesaat. Karena di balik itu semua Tuhan sudah menyiapkan kebahagiaan yang entah itu kapan namun pasti akan datang. Percayalah."

Lelaki itu menatap si gadis sorot mata yang tak dapat di artikan. Sedetik kemudian dia bangkit berniat meninggalkan gadis itu yang tengah tersenyum lembut.

"HEI SEMOGA KITA BERTEMU LAGI" Teriak Gadis itu dengan kencang ketika melihat punggung lelaki itu yang sudah tak terlihat.

"Ya semoga kita bertemu lagi gadis lugu"

*****

Hai Readers. Selamat membaca. Semoga Kalian Suka😀

Jadi, Prolog ini tuh awal dari pertemuan mereka.

jangan lupa vote dan commen karena itu semua berharga banget bagi aku sebagai penulis.

ANGKASA ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang