Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mau diliat darimana ganteng juga gue" puji Reno pada dirinya sendiri.Reno tengah berdiri didepan cermin sambil memandangi setiap sisi wajah dan tubuhnya."Bisa-bisanya Airin ngelepasin gue cuma buat cowok begituan?"
Reno berkacak pinggang."Kalo dibandingin sama gue, si Sean mah gak ada apa-apanya"
"Trus kenapa?! kenapa Airin lebih milih Sean daripada gue, bangsat!" pekik Reno.Ia berniat menghantam kaca besar dihadapannya namun segera ia urungkan.Nanti sakit.
Reno buru-buru keluar kamar saat mendengar pintu depan dibuka.Pasti itu Airin.
Cowok itu keluar dengan niat ingin menunjukkan kepada Airin bahwa dirinya cowok yang jauh lebih baik daripada Sean.
"Airin?" Langkah Reno berhenti saat melihat Airin yang tengah melamun di sofa ruang tengah."Lo kenapa?" Ada yang gak beres.
Perlahan Airin menoleh kearah Reno, namun bukan dengan tatap datar yang biasanya Reno rasakan.Kali ini lebih terasa menyedihkan dari sorot mata cewek itu.
"Lo--lo pengen tau alasan kenapa cewek lain lebih baik daripada gue? dan alesan kenapa gue bilang lo bakal nyesel nantinya?"
Samar-samar Reno mengangguk.Ia kembali berjalan perlahan mendekati Airin yang nampak tidak baik-baik saja."Rin, lo kenapa?"
Airin membuang muka sembari mengusap air matanya yang tanpa persetujuannya itu jatuh dari matanya."Stop, jangan mendekat"
Reno berhenti dengan tatapan khawatir.
Airin menghela nafas perlahan.Mungkin kata Sean ada benarnya, sudah saatnya untuk Airin mulai berdamai.Mungkin langkah pertamanya dimulai dari Reno, Airin ingin tahu bagaimana reaksi suaminya itu.
"Gue gak perawan lagi"
"Gue kotor, No"
"Gue pernah di perkosa"
Kini giliran Reno yang diam.Jujur Reno speechless, ia cuma bisa natap Airin dengan tatapan yang sulit diartikan.Sedangkan Airin yang ditatap cuma bisa menunduk.
Reno masih mencoba mencerna apa yang dikatakan Airin barusan dan berharap cewek di depannya itu sedang bercanda.Bukannya ia tidak mau menerima keadaan Airin hanya saja ia berharap semua itu bohong.
Airin mencengkram pinggiran sofa dengan kuat sebelum akhirnya ia mendongak sambil menahan tangis.Airin gak boleh kelihatan lemah didepan Reno.
Tapi semakin ia tahan, semakin air matanya ingin segera keluar.
"Ai-rin" Reno memanggil Airin pelan membuat Airin segera menoleh."K-kok bisa?" Tanya Reno ragu-ragu, takut membuat Airin tersinggung.
Reno penasaran bagaimana bisa seorang Airin yang nampak kuat itu bisa menjadi korban pelecehan.Dan siapa orang brengsek yang melakukan ini kepada Airin.Reno ingin tahu.