Koridor sekolah nampak lengang, tapi masih ada beberapa murid yang berlalu lalang. Sudah hampir dua jam sejak bel pulang sekolah berbunyi, tapi masih terdapat aktivitas di sekolah. Entah itu yang memiliki jadwal ekskul, atau hanya nongkrong bareng.
Yeonjun termasuk yang masih betah berada di sekolah. Duduk di kursi panjang didepan ruang OSIS, menunggu seseorang yang sudah kita ketahui pasti siapa itu. Beberapa kali melirik jam di display ponselnya, lalu kembali menggulir layar, melihat-lihat beranda media sosialnya dengan tidak minat.
Sebenarnya tidak ada yang memintanya untuk menunggu. Ini adalah inisiatif Yeonjun sendiri. Saat ini pun perasaannya harap-harap cemas. Separuh excited, separuh lagi nelangsa. Ia gelisah pastinya. Padahal bukan dirinya yang sedang menjalani interview.
Entah sudah kali ke berapa ia menoleh kearah pintu ruangan dihadapannya, berharap segera terbuka. Dan kali ini harapannya terwujud. Pintu itu terbuka bersamaan dengan sang adik yang keluar paling awal. Langsung saja Yeonjun bangun, menghampiri.
"Bagaimana? Apakah berjalan lancar?"
Taehyun terkejut mendapati Yeonjun sudah ada dihadapannya begitu ia membuka pintu.
"Apa dia menungguku?"
"Ya, aku pintar. Jadi lancar" Balas Taehyun dengan mengedikkan bahu, membuat Yeonjun terkekeh melihat betapa angkuhnya cara bicara Taehyun.
Yeonjun tidak sadar jika Taehyun sedang tersenyum saking tipisnya senyum itu.
"Bagus, aku tahu kau bisa" Jempol kanan Yeonjun terangkat. Lalu tatapannya beralih kearah belakang Taehyun yang juga terdapat para kandidat lain, bersiap untuk pulang setelah serangkaian interview yang cukup menegangkan. Sedangkan para pengurus OSIS masih didalam, menyelesaikan urusannya.
Disana juga ada Beomgyu, yang kebetulan juga tengah memperhatikan interaksi dua kakak beradik dihadapannya itu. Yeonjun mendadak diam, canggung. Ia merutuk dalam hati. Terlalu antusias menunggu Taehyun dia sampai lupa bahwa ia juga akan bertemu Beomgyu. Di situasi seperti ini.
Mereka tidak saling menjauh sebenarnya. Yeonjun dan Beomgyu bersama teman-temannya masih berkumpul bersama di kantin saat istirahat tadi. Hanya saja keadaannya saat ini berbeda. Mereka berdiri didepan ruang OSIS, dengan Taehyun. Habis melakukan interview. Yeonjun yang harusnya menanyakan hasil interview tadi pada Beomgyu, kini malah melontarkan pertanyaan itu pada Taehyun.
Didepan Beomgyu.
Jujur, rasa bersalah masih bercokol di hati Yeonjun.
"Oh, halo Bam" Sebisa mungkin Yeonjun bersikap biasa, menyembunyikan rasa canggung nya.
Merasa disapa, Beomgyu yang tadinya hendak langsung pergi pun menoleh dengan ramah. "Halo Hyung, belum pulang?"
"Kau lihat dia masih disini, itu artinya dia belum pulang. Kau buta? Kau pikir ini hantu?" Ingin sekali rasanya Taehyun menyahut begitu. Sudah jelas-jelas Yeonjun ada disini, kenapa harus bertanya pertanyaan yang sudah pasti jawabannya sih?
Ingin terlihat bodoh kah?
"Ya, begitulah" Jawab Yeonjun. "Bagaimana interview mu?" Yeonjun tak tahu apakah ia pantas menanyakan hal ini atau tidak. Ia hanya bingung karena tidak ada topik pembicaraan.
Astaga, mereka teman dekat. Sering saling meledek, tapi kenapa sekarang semua terasa mengganjal?
"Lancar" Saat Beomgyu menjawab pertanyaan Yeonjun, dua orang datang dari arah barat. Menghampiri mereka dengan senyum lebarnya. Beomgyu tahu satu diantaranya. Dia orang yang menyampaikan pada Yeonjun bahwa Taehyun ingin bertemu saat di kantin tempo hari. Sedangkan satu lainnya ia tidak kenal walaupun beberapa kali sempat melihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIP
FanfictionBUKAN LAPAK BXB ‼️ ----- Yeonjun tahu, sebagai sulung harusnya ia bertanggung jawab menjaga adiknya. Tapi yang Yeonjun lakukan justru menempatkan adik nya dalam tekanan yang dibuat ayahnya. Yeonjun hanya ingin adiknya juga bebas, bahagia dengan mene...