Apa yang Soobin ucapakan memang benar. Yeonjun saat ini sedang berkumpul bersama Jisung, Dongpyo, dan Yedam di salah satu meja bundar di halaman kafetaria sekolah. Posisi kafetaria dan kantin itu berlawanan, dari ujung ke ujung. Yeonjun sebenarnya jarang makan disini, kecuali jika sedang bosan dengan menu makan siang di kantin. Tapi ia cukup sering kesini, untuk sekedar membelikan roti dan air mineral untuk Taehyun yang sangat jarang keluar kelas saat istirahat.Sebenarnya apa yang dipikirkan teman-temannya salah. Walaupun masih sedikit kesal pada Beomgyu, Yeonjun bukan tipe orang yang akan menghindar. Yeonjun kesini karena sebelum istirahat tadi Jisung sudah rewel mengirimkan pesan mengajaknya makan disini dengan dalih ingin mengajak diskusi mengenai rencana kampanye untuk Taehyun selanjutnya. Katanya, sudah seribu persen dia yakin Taehyun lolos. Perihal dia berbohong pada Hyunsuk bilang mau ke perpustakaan, ia hanya tidak enak mengingat Hyunsuk itu kan timsesnya Beomgyu. Dalam kompetisi ini mereka adalah rival.
Sedangkan Taehyun sendiri malah tidak ikut hadir. Anak itu sedang dipanggil wali kelasnya untuk membicarakan perihal pemilihan OSIS. Sepertinya sesuai perkataan beliau tempo hari, dia ingin memberikan beberapa wejangan untuk Taehyun.
Nanti Yeonjun akan menitipkan roti atau makanan lain pada Jisung untuk Taehyun saja.
"Jadi bagaimana?" Dongpyo lagi-lagi menuntut jawaban Yeonjun, sedikit merengek.
Sedari tadi ia terus menanyakan tentang pertengkaran antara Yeonjun, Taehyun dan Beomgyu kemarin. Iya, bilangnya mau menyusun strategi. Tapi yang ada malah ngajak ngerumpi.
"Hey, berhentilah bertanya. Kau jadi tidak ada bedanya dengan anak itu. Sama-sama tukang ikut campur" Cibir Jisung yang sudah paham dengan tingkah Dongpyo.
"Enak saja. Aku itu bertanya siapa tau bisa membantu dan memberikan solusi" Dongpyo mengelak, menatap Jisung sebal.
"Halah, lelucon macam apa itu" Yedam tertawa. Dongpyo selalu bicara begitu, padahal nyatanya ia bertanya karena untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Bukannya memberi solusi yang ada malah makin mengompori. Ingat, dia itu biang gosip plus julid seangkatan kelas 10.
Yeonjun terkekeh pelan. Walaupun baru kali ini ia berkumpul bersama Yedam dan Dongpyo, tapi ia merasa nyaman. Kelakuan dan cara bercanda mereka mirip dengan teman-temannya. Yeonjun juga tidak mengalami culture shock karena tingkat kekepoan Dongpyo dan Hyunjin itu sebelas dua belas.
"Sudahlah, habiskan makanan kalian sebelum waktu istirahat berakhir" Ujarnya. Ujung-ujungnya mereka tidak ada tuh membicarakan strategi tentang OSIS.
Dongpyo dan Jisung tak mendengarkan. Mereka malah sibuk adu mulut. Yeonjun memijat pelipisnya pelan. "Astaga aku merasa seperti orang tua yang menjaga anaknya"
Yedam tertawa mengingat Taehyun juga sering bicara begitu jika dua orang tersebut bertengkar.
"Ini belum seberapa Hyung" Sahutnya.
≈★≈
Pulang sekolah. Sesuai ultimatum pengurus OSIS kemarin, para kandidat diminta untuk berkumpul diruang OSIS untuk mengumumkan siapa yang lolos ke babak berikutnya. Tapi saat ini 6 kandidat itu masih duduk di kursi panjang didepan ruangan tersebut bersama para pengurus OSIS kecuali Sanha dan Guanlin yang sedang pergi entah kemana, kelimpungan mencari kunci ruangan itu yang Sanha lupa letakkan.
Yeonjun juga ada disitu. Selain karena ia bertanggung jawab membawa adiknya pulang degan selamat, Yeonjun juga ikut menantikan hasilnya dengan berdebar. Ah, ada Soobin dan Kai juga yang memiliki alasan tidak beda jauh dengannya.
Kai memberi kode pada Beomgyu lewat tatapan mata. Beomgyu paham. Maka dengan memantapkan hati, dia berdeham dan berjalan mendekati Yeonjun yang sedang ngobrol dengan Soobin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIP
FanfictionBUKAN LAPAK BXB ‼️ ----- Yeonjun tahu, sebagai sulung harusnya ia bertanggung jawab menjaga adiknya. Tapi yang Yeonjun lakukan justru menempatkan adik nya dalam tekanan yang dibuat ayahnya. Yeonjun hanya ingin adiknya juga bebas, bahagia dengan mene...