34. Aku Lelah

496 67 11
                                    

"Hey, kau sudah dengar update kasus terbaru Han Taehyun belum?" Tanya Jeongin pada teman sebangkunya, Beomgyu begitu ia tiba di tempat duduknya.

Beomgyu menghela nafas malas mendengar nama itu lagi. Tapi bibirnya mengulas senyum tipis seraya menggeleng pelan.

Jeongin menarik Beomgyu mendekat, menjentikkan jarinya antusias.

"Ternyata dia itu dijebak tahu! Wah, bukankah orang yang melakukannya begitu menjijikkan? Setidak suka apapun aku pada si menyebalkan itu, tidak pernah terpikirkan melakukan hal sejahat itu. Apalagi dia sedang dalam masa pencalonan. Jangan-jangan yang melakukan itu rivalnya?" Ucap Jeongin tanpa henti. Lalu tiba-tiba ia terdiam dan menatap Beomgyu lekat. Seolah baru menyadari sesuatu. "Bam, itu bukan kau kan?"

Beomgyu terkekeh geli. "Kau menuduh aku melakukan hal yang barusan kau bilang menjijikkan itu?"

Jeongin tertawa kecil dan merangkul bahu kawannya itu. "Eyyy, mana mungkin seorang Beomgyu melakukan hal seperti itu. Tanpa curang pun kau tentu akan menang"

Beomgyu ikut tertawa sementara dalam hatinya sedang merasa nelangsa. Bahkan kawannya mengatakan hal yang dilakukannya itu menjijikkan. Ya, Beomgyu akui itu memang benar. Ia jadi takut dengan reaksi teman-temannya yang lain jika sampai ia ketahuan.

Mereka pasti marah, kecewa, atau merasa jijik padanya. Beomgyu jadi menyesal. Kenapa dulu dia begitu dibutakan hingga tidak sempat berpikir apa konsekuensi yang akan diterimanya.

Bukan hanya teman-temannya, tapi paman dan bibi pun pasti akan merasa sangat kecewa padanya.

"Eh, tapi bukankah semuanya terlalu drama ya?" Gumam Asahi yang ternyata sedari tadi ikut mendengarkan bersama Kai.

Jeongin melotot menoleh pada Asahi yang biasanya memilih diam dan tidak ikut campur itu kini angkat suara.

"Wah, ada angin apa ini?" Ledek Jeongin. Asahi hanya memutarkan bola matanya malas.

"Drama maksudnya apa?" Tanya Kai tidak mengerti.

Asahi berdecak, masih dengan wajah robot nya dia bicara lagi. "Seseorang menjebaknya, lalu mengaku, dan mereka mendapatkan bukti berupa rekaman si pelaku. Bisa saja itu hanya mengada-ada untuk menutupi kebenarannya kalau Han Taehyun memang melakukan itu?"

"Hey, kenapa tiba-tiba kau seperti ini?" Tanya Kai, terkejut dengan jalan pikiran Asahi yang terlampau jelek. "Bukankah pendapatmu barusan lebih drama?"

Asahi hanya mengedikkan bahunya acuh, memilih memutar-mutar pena ditangannya. "Aku hanya berpendapat" Jawabnya enteng.

Beomgyu, Jeongin dan Kai terdiam mencerna semua ucapan Asahi tadi.

Kai diam-diam menatap Beomgyu dan Asahi, sedikit curiga bahwa apa yang ada di pikirannya benar. Entahlah semua ini terasa aneh menurutnya sejak acara debat berlangsung. Saat Beomgyu membacakan visi misinya yang berbeda dari apa yang sudah mereka rancang sebelumnya, Kai sempat melihat raut kecewa Taehyun saat itu, juga teman-teman Taehyun yang terlihat menahan amarah.

Kai menggeleng. Berpikir apa dia barusan? Meragukan temannya dan menuduh mereka melakukan hal bajingan itu? Tidak mungkin. Mereka bukan orang seperti itu.

Mungkin saat itu Beomgyu benar-benar mengubahnya seorang diri, sementara untuk reaksi Taehyun dan teman-temannya ia masih belum dapat menjelaskan. Lalu sikap Asahi yang terkesan mengompori barusan, bisa saja ia tidak bermaksud begitu. Mungkin itu hanya pendapatnya saja seperti ucapannya tadi.

Lagipula Beomgyu tidak terlihat sering menghabiskan waktu dengan Asahi. Anak itu lebih sering bersamanya dan Soobin, tentu karena mereka lebih lama akrab, juga dengan -

SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang