23. Konferensi Absurd

388 70 6
                                        

Malam harinya Yedam, Jisung, Dongpyo dan Changbin sudah berkumpul di ruang santai yang terdapat di lantai tiga rumah keluarga Han. Taehyun yang baru datang melemparkan sekantong plastik besar berisi banyak camilan kearah Dongpyo yang sedari tadi merengek ingin camilan.

Diikuti seorang maid yang membawa nampan berisikan minuman untuk menjamu teman-teman para tuan mudanya. Taehyun duduk disebelah Jisung yang sedang bermain PSP yang ia temukan di bawah sofa.

"Apakah hanya camilan ringan ini? Aku ingin pizza" Celetuk Changbin sambil membuka kemasan kukis cokelat yang langsung mendapat delikan dari Yeonjun.

"Aku tahu akan ada saja keluhan dari si tidak tahu diri, makanya aku sudah memesannya. Tunggu saja sebentar lagi datang" Katanya sambil merebahkan badannya di karpet bulu tempat mereka duduk melingkar sekarang, menggeliatkan tubuhnya yang terasa pegal akibat baku hantam dengan Taehyun tadi sore. Tidak serius tentu saja. Tapi tenaga Taehyun lumayan juga.

Ini yang Yeonjun syukuri. Hubungannya dengan sang adik berangsur membaik. Mereka tidak lagi saling sungkan. Taehyun tidak lagi menghindar darinya. Tapi interaksi mereka berbeda dengan dulu. Jika dulu Taehyun itu manja dan suka menempel padanya, sekarang mereka lebih sering bergulat atau adu mulut. Melihat teman-temannya yang memiliki adik memiliki interaksi yang mirip dengannya, Yeonjun anggap itu adalah hal yang wajar.

"Ah, brengsek!"

Satu lagi yang Yeonjun baru tahu. Taehyun suka sekali mengumpat. Ternyata tampang kalem tidak menjamin seseorang itu alim ya.

Changbin yang duduk tak jauh dari Taehyun yang sedang menyaksikan Jisung bermain PSP pun sedikit takjub mendengar umpatan yang keluar hanya karena anak itu menyadari baterai ponselnya habis.

"Jangan terkecoh Hyung, tampang kalem itu hanya kamuflase dari busuknya seorang Han Taehyun" Bisik Dongpyo sambil memasukkan keripik kentang ke mulutnya.

Changbin mengangguk, memasang tampang siap julid. Pasti mereka sudah ngerumpi jika saja teguran Yedam tidak terdengar.

"Hey, ayo bergegas. Aku tidak bisa pulang terlalu malam"

Akhirnya dengan itu, mereka berkumpul merapat. Dongpyo sibuk meminta buku tulis dan pulpen untuk mencatat gagasan, dia mendaulat dirinya sendiri sebagai notulen.

Yeonjun mengambil tab yang tergeletak di atas sofa dan menyodorkannya pada Dongpyo.

"Pakai itu saja, lebih efisien"

Dongpyo menatap mupeng tab ditangannya itu. Ini adalah salah satu barang yang ada dalam list impiannya untuk dibeli. Sekarang ia sedang memegangnya.

"Catat dengan teliti setelah itu kirimkan padaku. Tab nya kau bawa pulanglah" Gumam Taehyun cuek sambil menatap ponsel Yeonjun yang dirampasnya seenak hati karena ponselnya tengah di isi daya. Ia sedang browsing referensi mengenai visi misi calon ketua OSIS yang keren.

"Untukku?" Tanya Dongpyo bermaksud bercanda. Taehyun mengangguk santai.

Dongpyo langsung histeris sambil ngesot mendekat kearah Taehyun dan memeluknya erat. Mulai memuji Taehyun dengan segala kalimat pujian yang ia tahu, lalu bersikap dramatis seperti biasanya.

Yang lain sampai geleng-geleng kepala. Lalu Yedam kembali angkat suara dan akhirnya drama tab itu berakhir.

Kini mereka mulai serius merumuskan visi misi. Yang paling banyak memberi masukan adalah Yeonjun dan Yedam. Sedangkan Changbin dan Jisung adalah tim oke saja. Taehyun meminta Dongpyo mencatat semua hal penting dan nanti akan kembali mereka rangkum.

Pukul sembilan lewat, akhirnya mereka selesai. Para remaja itu langsung meregangkan otot-otot yang kaku karena lumayan lama duduk. Hampir tiga jam, dan mereka juga sudah menghabiskan tiga loyang pizza yang Yeonjun pesan.

SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang