"Apakah kamu sudah merasa cukup bahagia dengan hidupmu saat ini?
Katanya, hidup sederhana bukan hanya indah, tapi juga penting. Kenapa? Di antara ide-ide filosofi kehidupan, hidup dalam kesederhanaan adalah ide yang abadi.
Ada satu faktor lainnya yang menurut filosofi kehidupan Epicurus memiliki kekuatan untuk menghancurkan kesenangan, yaitu kecemasan tentang masa depan kita. Overthinking dengan apa yang akan terjadi di masa depan dianggap sebagai hambatan kebahagiaan, kesenangan, dan ketenangan kita saat ini.
Untuk bisa hidup bahagia, filosofi kehidupan Epicurus mengajarkan kita untuk mulai dengan menghentikan penderitaan. Sebelum mulai mencari kebahagiaan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah menghilangkan titik-titik sumber rasa sakit dalam hidup.
Misalnya, stop berhubungan dengan teman palsu (fake friend), putuskan hubungan yang toxic, dengan demikian, kamu akan merasa lebih rileks dan bahagia.
"Bukan gunung di depan yang membuatmu lelah, tapi kerikil di sepatumu.""
Taehyun terdiam mendengar ucapan Hyun ssaem tentang filosofi kebahagiaan tersebut. Ia merasa tertampar.
Apakah kau merasa bahagia katanya?
Apakah Taehyun bahagia?
Lumayan. Taehyun senang memiliki teman-teman yang mendukungnya dengan baik. Kakak yang tetap menyayanginya setelah apa yang ia lakukan juga ayah yang walaupun banyak menuntut tapi Taehyun yakin jika ada rasa sayang teramat besar yang tersimpan di sudut hatinya.
Ia menjalani hidupnya sesuai dengan alur. Menikmati apa yang bisa ia nikmati, dan melakukan apa yang harus ia lakukan walaupun dengan tekanan.
Tapi kenapa terasa mengganjal?
Katanya, untuk mulai mencari kebahagiaan kita harus lebih dulu menghilangkan sumber rasa sakit dalam hidup.
Lalu apa? Apa yang membuatnya merasa sakit?
Tekanan dari ayahnya? Keterbatasan kuasa untuk mengejar mimpinya? Urusan mengganjal antara ia dan masa lalunya yang belum rampung?
Taehyun terkekeh. Ternyata lumayan banyak hal yang mengganjal untuknya mencapai kebahagiaan. Mungkin ia harus kembali menelisik kebelakang dan menata ulang hidupnya untuk dapat mencapai kebahagiaan yang dimaksud.
"Hey, ada apa denganmu?"
Taehyun menoleh saat sikunya disenggol oleh Jisung. Taehyun menatap heran. Apa?
"Kau tiba-tiba tertawa sendiri. Gila ya?"
Taehyun menggeleng pelan dengan mata mendelik. Jisung memilih acuh dan kembali merebahkan kepalanya diatas meja. Menutupi dirinya dengan buku paket yang sengaja dibiarkan terbuka dan diberdirikan sebagai kamuflase agar tidak ketahuan guru bahwa ia sedang tidur.
Tidak heran dengan kelakuan Jisung, temannya itu selalu begitu sedari dulu. Tapi Jisung adalah teman terbaiknya. Salah satu dari sedikitnya orang yang bisa memahaminya.
Ia adalah orang kedua yang Taehyun syukuri ada dalam hidupnya, karena sekarang nomor satu dipegang oleh Yeonjun.
Ayahnya?
Taehyun masih belum tahu. Posisi tersebut masih bisa berubah seiring berjalannya waktu. Yang pasti ia tetap bersyukur memiliki ayahnya.
"Jangan melamun, kau terlalu mendalami ucapan ssaem ya?"
Taehyun kembali menoleh karena suara Jisung terdengar lagi. Ah, ia kira temannya itu betulan tidur.
"Memangnya kau tahu apa yang ssaem sampaikan barusan?" Tanya Taehyun sangsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIP
FanficBUKAN LAPAK BXB ‼️ ----- Yeonjun tahu, sebagai sulung harusnya ia bertanggung jawab menjaga adiknya. Tapi yang Yeonjun lakukan justru menempatkan adik nya dalam tekanan yang dibuat ayahnya. Yeonjun hanya ingin adiknya juga bebas, bahagia dengan mene...