Yeonjun mendengus melihat Taehyun masih memasang wajah kusut disampingnya. Sejak keluar dari ruang OSIS dia sudah memasang mimik seperti itu. Bukan karena ia gagal. Tentu saja ia berhasil lolos. Bersama Beomgyu tentunya. Dan satu lagi anak bernama Eunsang. Itu yang Yeonjun dengar dari Bomin tadi.
"Bagaimana kalau makan dulu? Aku traktir sebagai ucapan selamat" Tawar Yeonjun sambil memutar kemudi dengan lihai. Ia ingat kata Jisung tadi Taehyun hanya makan roti yang ia belikan saat istirahat. Padahal Yeonjun membelikan kimbab segitiga juga, tapi anak itu malah memberikannya pada Dongpyo.
Tidak ada jawaban yang Yeonjun terima. Taehyun malah sibuk memainkan ponselnya entah apa yang dilakukannya. Sekali lagi, Yeonjun mendengus.
"Hey, kau merajuk padaku? Itu kan salahmu yang kurang beruntung" Celetuk Yeonjun yang langsung mendapat tatapan kesal dari Taehyun.
"Diamlah" Ketusnya. Ia kesal karena ucapan Yeonjun benar. Ia jarang beruntung. Ini bukan salah siapapun, tapi tetap saja rasanya kesal tapi tidak tahu harus melampiaskan kemana. Makanya ia memilih diam. Tapi Yeonjun tampaknya memang berniat memancing emosinya.
"Sudahlah, nomor kandidat itu tidak menentukan kau menang atau kalah. Kau percaya saja padaku, selama aku mendukungmu, ku pastikan kau akan menang. Juga, yakinlah pada dirimu sendiri. Banyak berusaha dan belajar. Bukan malah merajuk hanya karena kau dapat nomor kandidat ketiga"
Iya, alasan kenapa Taehyun kesal dari tadi adalah karena saat undian pembagian nomor kandidat setelah pengumuman kelolosan tadi, ia mendapat nomor 3. Dan yang lebih menyebalkan adalah Beomgyu yang nomor 1. Taehyun tidak iri. Ia hanya kesal bagaimana Beomgyu menatapnya seperti meremehkannya tadi. Apa anak itu ingin balas dendam?
Atau ini karma?
"Akh, terserahlah!" Taehyun mengacak rambutnya kesal. Ia tahu ini kekanak-kanakan. Bagaimana ia bisa uring-uringan hanya karena hal sepele begini?
Yeonjun terkekeh melihatnya. Sudah lama Taehyun tidak menampakkan dirinya yang seperti ini. Biasanya bersikap sok dewasa, sok lapang dada padahal dalam hati menggerutu.
"Setidaknya saat foto tadi kau jadi yang paling terlihat meyakinkan" Yeonjun mencoba membesarkan hati Taehyun.
"Tahu darimana?" Tanya Taehyun. Tadi kan mereka foto didalam ruang OSIS, tidak ada yang melihat selain orang yang ada di dalam.
"Bodoh. Informasi tentang kandidat OSIS kan sudah diumumkan di akun media sosial OSIS, dengan fotonya juga. Jangan bilang kau belum lihat ya?" Tanya Yeonjun balik, tak habis pikir apalagi melihat Taehyun menggeleng yang artinya dia memang belum melihat.
Ck, anak itu terlalu cuek dengan keadaan sekitar. Padahal ini menyangkut dirinya juga.
"Mulai sekarang kau harus rajin update agar tidak ketinggalan pemberitahuan apapun, Taehyun. Apalagi kau itu kan salah satu kandidatnya. Kau harus lebih perduli" Nasihatnya.
"Ya,ya" Gumam Taehyun malas. "Apa nama akunnya?"
"Aku lupa. Coba kau lihat akun yang diikuti oleh sekolah kita" Jawab Yeonjun, sedikit berdecak saat lampu lalulintas berwarna merah. Tidak tahukah jika ia sekarang sedang lapar?
"Sekolah kita punya akun media sosial? Wah, keren. Apa namanya?"
Pertanyaan Taehyun membuat Yeonjun menoleh penuh padanya. "Serius kau tidak tahu?!"
≈★≈
Begitu sampai rumah, Beomgyu langsung menemui bibinya yang sedang masak untuk makan malam. Beliau sekarang banyak memiliki waktu senggang, jadwal bimbingannya tidak sepadat dulu. Tentu saja, Beomgyu tahu alasannya. Anak didiknya kan sedang sibuk mempersiapkan diri untuk pemilihan OSIS, sama sepertinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/306444525-288-k546053.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIP
FanficBUKAN LAPAK BXB ‼️ ----- Yeonjun tahu, sebagai sulung harusnya ia bertanggung jawab menjaga adiknya. Tapi yang Yeonjun lakukan justru menempatkan adik nya dalam tekanan yang dibuat ayahnya. Yeonjun hanya ingin adiknya juga bebas, bahagia dengan mene...