49. Menceritakan

429 74 11
                                    

"Tiga minggu lagi"

"Huh?"

Bukan hanya Taehyun, tapi juga Yeonjun ikut mengernyit mendengar ucapan ayahnya. Suasana makan malam yang biasanya memang sepi tiba-tiba dipecahkan oleh perkataan membingungkan yang tuan Han layangkan.

Maksudnya apa? Dan siapa yang tuan Han ajak bicara?

"Kepindahan Taehyun ke Inggris" Jelas Tuan Han yang mengerti kebingungan kedua anaknya.

Taehyun yang tadinya menunduk memperhatikan makanannya kini mendongak, memastikan pendengarannya tidak salah. Tapi melihat raut serius ayahnya yang menatapnya tanpa berkedip, membuat Taehyun yakin bahwa ia memang tidak salah dengar.

Wah, serius?

Taehyun bahkan hanya asal bicara tadi saat berkata bahwa tidak masalah perhatian yang belakangan ayahnya berikan ternyata hanya untuk membujuknya agar mau menurut. Tapi jika ini benar kenyataannya, tetap saja rasanya sakit.

Rasanya baru seharian tadi ia merasa bahagia, tapi malamnya sudah jatuh lagi ke dasar. Semesta sesuka itu bermain dengannya ya?

Yeonjun memperhatikan ekspresi Taehyun yang berubah drastis. Ia menyadari bahwa sedari tadi wajah Taehyun tampak lebih bersemangat, namun langsung murung begitu mendengar ucapan ayahnya barusan.

Yeonjun bukan bermaksud durhaka. Tapi, ayahnya ini parah sekali. Taehyun bahkan belum sembuh total saat ini, dan beliau sudah merencanakan kepergian Taehyun. Ini gila.

"Bisa bicarakan nanti saja? Kita bahkan sedang makan" Ucap Yeonjun, memecahkan keheningan yang cukup lama tercipta.

Ia melihat ayahnya beralih menatapnya seraya menghela nafas panjang.

"Tadinya ayah akan bicarakan berdua dengan Taehyun seperti biasa. Tapi sepertinya lebih baik kau juga tahu, agar tidak mengamuk seperti kemarin-kemarin lagi"

Ah, benar. Yeonjun sempat bertengkar dengan ayahnya mengenai hal ini. Dan saat itu Taehyun tidak tahu. Yeonjun baru memberitahu beberapa hari kemudian.

"Tapi haruskah saat ini juga? Di meja makan, yang seharusnya berisi obrolan hangat. Serius?" Sindir Yeonjun. "Taehyun bahkan belum sembuh total. Segitu inginnya ya memisahkan Taehyun dengan aku, ibu dan Jungkook Hyung?" lanjutnya.

"Jaga bicaramu Han Yeonjun" Tegur tuan Han, menggertak. "Jangan sebut-sebut dua orang itu"

"Kenapa? Ayah tidak ada hak memisahkan kami"

Brak!

"Han Yeonjun!!"

Taehyun memijit kepalanya pelan. Pening rasanya melihat pertengkaran antara Yeonjun dan ayah yang sebelumnya memang cukup sering, kini terjadi lagi. Dihadapannya. Ia kira semuanya akan berubah melihat sikap ayahnya perlahan melunak, Yeonjun juga sudah jarang mendebat. Tapi nyatanya sama saja.

Ia terkekeh masam. Apa sih, yang ia harapkan dalam keluarga ini?

Sedangkan Yeonjun kini sudah adu tatap dengan tuan Han. Mereka bahkan sudah sama-sama berdiri berhadapan. Yeonjun bersumpah jika yang dihadapannya ini bukan ayahnya, mungkin sudah ia hajar seperti ia menghajar Hyunjin dulu.

"Katakan, apa alasan ayah memisahkan kami? Katakan" Bisik Yeonjun pelan, tapi tajam. Ingin memancing ayahnya.

Tuan Han mendengus. "Apa yang kau bicarakan?"

"Alasan ayah memisahkan kami dengan ibu dan Jungkook Hyung" Jawab Yeonjun tenang.

"Ch, bukan ayah yang memisahkan kalian. Tapi mereka yang meninggalkan kalian. Kau lihat Taehyun? Mereka bahkan mengabaikannya"

SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang