07. Dukungan

437 63 1
                                    

Taehyun berjalan menuju kelasnya dengan memantapkan hati, semoga yang dilakukan ini benar. Lalu saat diambang pintu kelas, ia berpapasan dengan Jisung yang baru tiba. Kawannya itu langsung mengajaknya ber high-five. Kebiasaan mereka. Lalu tertawa.

"Apa itu?" Jisung nampaknya menotis kertas ditangan Taehyun.

"Formulir OSIS" Jawab Taehyun sambil menyeret Jisung masuk kelas. Sudah ada Yedam dan Dongpyo yang sibuk menggosipkan entah siapa atau apa kali ini.

"Oh, formulir OSIS. Kau daftar?" Yedam ikut bertanya saat melihat apa yang dibawa Taehyun.

"Ya, begitulah" Taehyun menjawab sekenanya. Ia meletakkan tasnya di gantungan yang terdapat di samping meja dan mendudukkan dirinya. Begitu juga dengan Jisung.

"Tapi kau kemarin menolak saat aku menawarkan. Dasar" Nyinyir Dongpyo.

Taehyun nyengir, meminta maaf.

"Aku yakin kau menang" Dongpyo memutar kursinya menghadap meja Taehyun dan Jisung dibelakangnya, diikuti Yedam. "Astaga, kesenjangan antara kita akan semakin terlihat nantinya. Kalau kau menang kau akan semakin menjadi kesayangan para guru. Lalu aku, Jisung, dan Yedam hanyalah seonggok kentang yang menempel pada berlian"

Jisung tertawa mendengar perumpamaan yang dibuat Dongpyo. Taehyun meringis karena suara Dongpyo kelewat berisik sehingga anak kelasnya yang lain mendengar. Beberapa dari mereka mendekat kearah empat sekawan itu berkumpul.

"Wah Han Taehyun, apa itu benar? Kau merelakan klub sains untuk OSIS? Kau tidak merasa rugi?" Tanya seorang gadis.

"Hey, kenapa memangnya? Anak OSIS juga keren-keren tahu" Timpal yang lain.

"Benar, lagipula jika Taehyun menang itu akan membanggakan kelas kita juga. Kelas kita akan semakin unggul satu angkatan, bahkan satu sekolah. Kita punya Han Taehyun disini" Jisung tidak tahan untuk tidak menyahut.

"Sudahlah kembali ke tempat kalian. Sebentar lagi bel berbunyi" Yedam sang ketua kelas memperingatkan.

Seorang anak lelaki yang juga berada disitu terkekeh, memasang wajah tengil saat menatap Yedam. "Wah Park Yedam, tidakkah posisi mu sebagai murid kesayangan wali kelas kita, Hyun ssaem akan tergeser oleh Taehyun? Kau hanya ketua kelas, sedangkan Taehyun calon ketua OSIS"

"Wah! Kau benar Minseo!" Dongpyo menjentikkan jarinya, menunjuk anak lelaki yang bernama Minseo itu. "Kau benar-benar minta dihajar maksudku" Lanjutnya saat mendapat lirikan tajam dari Taehyun. Anak itu menggaruk tengkuknya canggung seraya menunjukkan cengiran khasnya.

"Dengar ya Minseo, aku tidak takutkan hal seperti itu. Aku sekolah bukan untuk mencari perhatian. Lagipula Taehyun adalah sahabatku, maka aku akan selalu mendukungnya" Yedam menggeleng pelan. "Sudah sana duduk ke tempatmu"

Minseo berdecih seraya tersenyum miring lalu kembali ke tempatnya. Taehyun menatap Yedam tak enak. Yedam malah tertawa keras."Hey, jangan pikirkan itu. Dengar, kita sahabat dan akan selalu saling mendukung. Kau fokuslah untuk pemilihan nanti, kawan. Jangan hiraukan hal yang tidak penting"

"Terimakasih, Yedam" Taehyun sepertinya pernah bilang kan jika ia sangat bersyukur memiliki mereka sebagai teman. Yedam membalasnya dengan tersenyum, lalu kembali menghadap depan.

Ia kemudian mulai mengisi formulir OSIS yang harus dikumpulkan saat jam istirahat nanti. Jisung disampingnya ikut memperhatikan sedangkan Yedam sudah kembali meladeni Dongpyo yang misuh-misuh mengenai betapa menyebalkan si Minseo itu.

"Hey, kau yakin?" Jisung bertanya pelan, yang dijawab helaan nafas oleh Taehyun.

"Ada apa sebenarnya Taehyun? Kau tiba-tiba berubah fikiran. Apa ayahmu yang memintanya?"

SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang