Sepulang sekolah, Beomgyu yang tadinya sudah akan meninggalkan lingkungan sekolah mengurungkan niatnya saat melihat Hyunjin bicara dengan seorang gadis. Lalu mereka berdua berjalan entah kemana. Beomgyu tebak, pasti Hyunjin akan mendapatkan pernyataan cinta untuk kesekian kalinya.
Maka dengan jahil ia mengikuti dua sejoli itu, berniat menjadikannya bahan olokan untuk besok. Walaupun dipikir-pikir tidak berguna sih, yang ada Hyunjin malah makin sombong. Tapi tak apa, rasanya cukup menghibur melihat Hyunjin yang dengan wajah sok lembut, sok merasa bersalah saat menolak seorang gadis. Ekspresinya selalu nampak lucu.
Mereka sampai di bangunan bekas gedung olahraga yang sedang direnovasi yang terletak didekat gerbang belakang sekolah. Beomgyu mengamati dari balik tembok dua orang berdiri berhadapan itu. Posisinya tidak cukup dekat untuk mendengarkan, tapi melihat wajah lucu Hyunjin saja sudah cukup membuatnya tertawa.
"Astaga menggelikan" Ia terkekeh pelan. Lalu cengengesan saat Hyunjin membalik badan, melihat kearahnya dan menghampirinya. Sepertinya urusan mereka sudah selesai. Pasti si gadis yang sedang menunduk itu sebentar lagi akan pergi dengan wajah basah air mata.
Tapi dugaan Beomgyu salah. Sungguh salah. Dari dalam gedung, muncul empat orang berbadan besar yang hendak menyerang Hyunjin setelah gadis itu berteriak.
"Apa-apaan ini?" Hyunjin yang membalikkan tubuh menghadap gadis itu lagi terkejut karena hampir terkena tonjokan dari salah satu orang-orang itu. Untung refleks nya bagus.
Beomgyu membantu Hyunjin berdiri tegak. "Hyung, apa yang kau lakukan pada gadis itu sih, sampai dia begini?"
"Mana aku tahu?! Aku hanya menolaknya. Kenal pun tidak, bagaimana mau berbuat apa-apa" Kesal Hyunjin, menangis pukulan yang mengarah padanya lagi. Sial, rasanya tangannya sangat ngilu.
Beomgyu tidak menjawab Hyunjin. Ia juga sibuk melindungi diri. Kesal, ia yang tidak tahu apa-apa malah jadi kena juga. Tapi Beomgyu bersyukur karena ia mengikuti Hyunjin tadi. Jika tidak, sudah pasti Hyunjin selesai sampai disini dihajar empat orang ini.
Sedangkan gadis tadi sudah pergi entah kemana. Dasar setan.
"Akh, kurang ajar" Beomgyu sedikit meringis ketika merasakan pipinya terkena tonjokan. Jika berbekas bagaimana? Mau bilang apa nanti ia jika pamannya bertanya?
"Sialan!"
Teriakan dari salah satu orang itu terdengar, membuat Beomgyu menoleh tapi masih sambil melawan. Ia agak, ah tidak. Ia benar-benar terkejut melihat orang yang barusan berteriak itu terjatuh karena seseorang menendang punggungnya dari belakang.
Entahlah siapa dia, yang pasti seorang siswa juga, dengan wajah datar menangkis pukulan pria besar lainnya. Sedangkan Hyunjin sudah mengalihkan perhatian sepenuhnya pada siswa itu, tidak sadar jika salah satu pria besar itu menyerang. Jadi keadaannya sekarang adalah Beomgyu dan Hyunjin melawan satu orang, lalu siswa itu melawan dua orang. Beomgyu sedikit takjub melihat caranya melawan. Sepertinya terlatih. Pasti dia jago bela diri.
"Aduh!" Hyunjin mengaduh, ia tersungkur sekarang.
"Heh, segitu saja? Ayo keluarkan kekuatanmu" Pria besar itu meledek Hyunjin.
Hyunjin yang mudah tersulut pun mendengus. "Itu sudah ku keluarkan kekuatanku tahu! Kau saja yang seperti gorila"
Hyunjin yang belum sempat bangkit, hampir saja menjadi sasaran lagi jika siwa tadi tidak menendang kaki pria besar itu. "Jangan bercanda Hyung, lawan yang benar. Jangan menyusahkan"
Jika keadaannya normal, Beomgyu pasti sudah tertawa ngakak mendengar ucapan siswa itu yang begitu telak menegur Hyunjin. Tapi Beomgyu hanya terkekeh pelan. Terpana melihat siswa itu berhasil melumpuhkan satu pria besar itu. Kini hanya tersisa tiga, dengan satu yang kakinya pincang karena ditendang tadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/306444525-288-k546053.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIP
FanficBUKAN LAPAK BXB ‼️ ----- Yeonjun tahu, sebagai sulung harusnya ia bertanggung jawab menjaga adiknya. Tapi yang Yeonjun lakukan justru menempatkan adik nya dalam tekanan yang dibuat ayahnya. Yeonjun hanya ingin adiknya juga bebas, bahagia dengan mene...