30. Membeberkan

333 63 12
                                    

Helaan nafas kesal keluar dari bibir Dongpyo untuk kesekian kalinya. Sambil berjalan dengan tergesa-gesa di koridor yang hanya terdapat beberapa orang saja, mungkin habis jadwal ekskul juga seperti dirinya.

Sebenarnya biasanya ia selesai latihan futsal tidak sampai sesore ini. Semua gara-gara salah satu anak klub nya yang telat datang hingga pelatih marah dan menghukum mereka. Sebal, hanya gara-gara kesalahan satu anak, semua jadi kena getahnya. Yah, pelatih ekskul futsal nya memang terkenal tidak memiliki ampun sih.

Dan sekarang, Dongpyo baru bisa pulang saat hari sudah mulai menggelap.

Sebentar lagi ia sampai di gerbang, hendak menuju halte saat seseorang menyeretnya ke tepi lapangan dan menyuruhnya, ralat. Memaksanya duduk di undakan yang biasa diduduki murid-murid.

Dongpyo kesal, menghempaskan tangan orang itu dan menatapnya tajam.

"Apa yang kau lakukan sih, Minseo?! Menyebalkan. Tidakkah kau lihat, aku mau pulang!?" Kesalnya.

Heran juga kenapa akhir-akhir ini Minseo selalu muncul dihadapannya dan teman-temannya. Mengatakan hal-hal yang tidak mereka pahami. Belakangan juga ia selalu mengamati Dongpyo. Itu aneh.

Biasanya dia hanya berseteru dengan Yedam selaku saingannya dalam memperebutkan peringkat 2, karena peringkat 1 sudah mutlak milik Han Taehyun. Mereka berdua sama-sama menginginkan posisi peringkat 2 itu, jadi tidak heran hubungan keduanya begitu sengit.

Tapi kali ini, ia malah merecoki Dongpyo terus. Tidak mungkin kan anak itu ingin merebut peringkat 15 nya juga? Gila aja.

"Ck, aku juga malas sebenarnya bicara denganmu" Seperti biasa, Minseo menjawab dengan tengil.

Dongpyo bangkit, mengepalkan tinju didepan wajah Minseo. Menahan emosi agar tangannya tidak melayang ke wajah menyebalkan dihadapannya ini. Bisa kena masalah nanti dia jika bertengkar di sekolah.

"Apa? Mau memukulku? Silahkan" Anak itu malah menantang. Lalu terkekeh geli. "Tenanglah, aku hanya ingin memberitahu kau sebuah rahasia"

Dongpyo menatap sinis, tidak percaya. Wajah Minseo tidak meyakinkan, seperti bandit tukang ngibul. "Apa?"

Pada dasarnya sifat kepo nya sudah mendarah daging, ia terpancing juga.

"Diantara teman-temanmu, ada penghianat" Ujarnya santai, seolah tanpa beban.

Tapi wajahnya terlihat serius. Dongpyo jadi bingung, apakah ia harus percaya atau tidak?

"Maksudnya?"

"Visi misi Han Taehyun dicuri tim lawan kan?"

Dongpyo berjengit mendengarnya. Bagaimana Minseo bisa tahu, sementara mereka tidak sesumbar kemanapun. Berusaha menutupi hal ini demi menghindari keributan. Tapi anak ini...

"Kau yang melakukan itu?" Dongpyo mulai curiga.

Minseo malah tertawa cukup keras. Sepertinya anak ini gila. Dongpyo sedikit ngeri sekarang, bagaimana jika orang dihadapannya ini psikopat? Tawanya menyeramkan sih.

"Bukan, bodoh! Tapi aku tahu siapa yang melakukannya"

"Heh, aku tahu kau pintar. Tapi bisakah jangan mengatakan aku bodoh? Asal kau tahu ya, aku juga menyimpan banyak rahasia anak-anak kelas, termasuk kau yang pernah merokok dibelakang gedung. Jadi jangan macam-macam padaku!" Sedikit merasa bangga pada dirinya selaku admin grup gosip, Dongpyo rasa ia perlu sombong.

"Sudah bicaranya?" Minseo mengangkat sebelah alisnya acuh. "Kalau begitu sekarang giliran ku. Dengar baik-baik. Aku menyimpan rahasia seorang pengkhianat"

"Pengkhianat apa sih? Dari tadi bicara itu terus. Bilang yang jelas!" Dongpyo bukan Yedam yang memiliki kesabaran berlapis-lapis. Miliknya hanya satu lapis, itupun sangat tipis.

SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang