02. Tawaran

765 70 2
                                    

Sesuai permintaan Bomin tadi, Yeonjun saat ini sedang berjalan menuju ruang OSIS begitu bel pulang berbunyi. Ia berpapasan dengan banyak murid lain yang berlalu lalang, hendak kembali kerumah, atau ada juga yang membuat rencana dengan teman-temannya, untuk sekedar menyegarkan otak yang sedari pagi dituntut bekerja keras.

Yeonjun diam-diam merasa miris. Mengingat seseorang yang tidak pernah bisa menikmati waktu seperti mereka. Dan penyebabnya adalah dirinya sendiri. Seseorang yang kini selalu menghindarinya padahal dulu sangat lengket dengannya. Seseorang yang kini terlihat tengah berjalan setengah tergesa sambil menunduk memperhatikan ponselnya.

"Taehyun" Panggil Yeonjun.

Yang merasa namanya dipanggil pun menoleh. Lalu berdecak setelah melihat siapa yang memanggilnya. Taehyun memasukkan ponselnya kedalam saku, lalu menatap Yeonjun.

"Apa?"

"Sudah mau pulang?" Tangan Yeonjun terulur, membetulkan letak tali ransel adiknya yang sedikit melorot.

Taehyun memutar bola matanya malas. "Belum, aku masih ada urusan. Ada apa?"

Yeonjun tertawa melihat wajah merengut itu. Ya bagaimana lagi, Yeonjun rindu berinteraksi seperti ini lagi.

"Ck, cepatlah. Aku sedang buru-buru"

"Baiklah, baiklah. Urusan apa?"

Oh, ayolah. Kenapa Yeonjun sangat penasaran tentang urusannya sih?

"Klub sains" Jawab Taehyun setengah hati. Ia hanya ingin konversasi ini segera berakhir.

Yeonjun kali ini tersenyum tipis. Walaupun jutek, setidaknya Taehyun masih bersedia jika ia ajak bicara. Masih menjawab jika ia tanya. Yeonjun masih memiliki harapan untuk memperbaiki semuanya kan?

"Bersama Midam?" Pertanyaan yang kesekian kalinya.

"Yedam" Ralat Taehyun, bosan karena Yeonjun selalu melupakan nama temannya yang satu itu.

Yeonjun terkekeh kecil. Selain Jisung, Yeonjun hanya ingat teman Taehyun yang bernama Dongpyo. Anak yang paling berisik diantara mereka. Jika bermain kerumah pun selalu paling ramai. Yeonjun berterimakasih pada anak itu karena sering membuat adiknya tertawa lepas.

"Sudahlah, aku sibuk" Taehyun berlari meninggalkan Yeonjun begitu melihat ponselnya berbunyi. Mungkin itu dari Yedam.

Yeonjun mengangguk, lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang OSIS. Ia tidak ingin mendengarkan omelan si cerewet Bomin karena menunggunya terlalu lama.

"Wah si tukang ngaret ini, ckckckc.... Senang sekali ya membuatku menunggu lama"

Benar kan yang Yeonjun pikirkan. Suara omelan langsung menyambutnya begitu pintu ruangan OSIS ia buka. Menyuguhkan Bomin yang sedang merapikan tumpukan kertas diatas meja, juga beberapa anggota lain yang bersiap pulang.

Yeonjun melempar tas nya ke sofa yang berada di dekat pintu. Lalu mendekat untuk melihat kertas apa yang dipegang Bomin.

"Formulir OSIS? Wah, kalian gerak cepat sekali ya sudah mencari pengganti saja" Katanya begitu membaca salah satu kertas-kertas itu.

"Tentunya, aku akan segera lengser jadi kepengurusan harus segera diambil alih atau semuanya akan berantakan" Bomin mengangkat bahu. Lalu meletakkan kertas-kertas yang sudah rapi kedalam laci meja.

Ia mengajak Yeonjun untuk duduk di sofa tempat Yeonjun melempar tas nya tadi.

Omong-omong, Bomin ini akrab dengannya walaupun bukan termasuk dalam perkumpulan sircle Yeonjun. Meski begitu popularitas Bomin juga tak kalah dari mereka. Bomin si penyandang status 'kekasih idaman'. Yeonjun sering meledeknya, tapi Bomin malah jemawa, menyombongkan diri dan mengatakan bahwa Yeonjun iri.

SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang