33. Obsesi

402 63 8
                                    

Yedam merebahkan tubuhnya diatas sofa yang terdapat di kamarnya, menyangga kepalanya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya tengah disibukkan dengan ponselnya. Habis memberikan kabar pada Beomgyu dan satu orang lainnya mengenai kejadian di kafe dengan Bangchan tadi.

Setelah keributan di depan kafe tadi dibubarkan oleh manager kafe karena salah satu pegawainya melaporkan kejadian itu, mereka sempat berkumpul kembali untuk merencanakan tindakan lebih lanjut kemudian menjelang siang mereka pulang.

Bangchan juga kembali menghubungi Yedam dan mengomel lalu ujung-ujungnya minta tambahan uang. Padahal harusnya Yedam yang marah karena kecerobohan orang itu. Tapi tidak masalah, yang penting ia aman.

Lagipula yang memberi Bangchan uang bukan dirinya, bukan Beomgyu juga. Melainkan satu orang lagi partner mereka.

Yedam meringis kecil. "Maafkan aku Han Taehyun. Tapi kau pantas mendapatkannya" Gumamnya entah pada siapa.

Rasanya puas melihat wajah lesu temannya__ah, bukan temannya. Yedam malas sekali rasanya mengakui Taehyun adalah temannya.

Tidak ada teman yang egois.

Bukan tanpa alasan Yedam melakukan hal ini. Ia hanya terlalu muak pada Han Taehyun yang terlalu ambisius, begitu bersikeras mendapatkan nilai sempurna dan menjadi nomor satu. Seolah tak memberikan kesempatan pada orang lain untuk bersinar juga.

Yedam rasa semuanya tidak adil. Taehyun harus sadar bahwa dunia tidak berporos padanya selalu. Bagi Yedam, bagus untuk Han Taehyun sesekali mengalami kegagalan. Hidupnya terlalu sempurna.

Tekanan ayahnya? Ah, bagi Yedam itu hanya alibi untuk menutupi keegoisannya.

Taehyun terlalu serakah baginya.

Harusnya saat ini Yedam yang menjadi bagian dari salah satu kandidat OSIS itu. Bukan Taehyun.

Ingat saat Dongpyo menunjukkan selebaran pendaftaran ketua OSIS pada Yedam dan Taehyun? Saat itu Taehyun dengan tegas menolaknya hingga Yedam yang memang sudah berniat untuk mendaftar menjadi semakin yakin.

Lalu besoknya saat Yedam berencana menyerahkan formulir pendaftaran, Taehyun justru datang dengan kabar bahwa dia akhirnya memutuskan untuk mencalonkan diri.

Awalnya Yedam tidak goyah walaupun ragu karena harus bersaing dengan Taehyun. Tapi lalu anak-anak kelas tampak sangat mendukung Taehyun dan mengharapkan kemenangannya. Yedam merasa miris, ia yakin jika mereka tidak akan memihak dirinya sedikitpun. Maka Yedam memutuskan untuk mundur.

Yedam mulai kawatir jika eksistensi Taehyun yang terlampau cemerlang akan mengancam keadaannya dan menjadi semakin tak terlihat. Maka Yedam mulai melakukan hal-hal kecil untuk mempertahankan posisinya sebagai salah satu murid favorit.

Awalnya, ia hanya melakukan sedikit kebohongan. Saat Taehyun membantunya untuk mengumpulkan tugas anak kelas, Yedam bilang padanya jika cukup mengantar sampai pintu depan.

Lalu saat didalam, ssaem yang melihat Yedam kesusahan menanyakan apakah tidak ada temannya yang mau membantu dan Yedam menjawab dengan gelengan.

"Saya sempat meminta bantuan Taehyun tapi dia menolak, katanya mengantuk"

Itu yang pertama kali, lalu tanpa sadar ia mulai ketagihan melakukannya apalagi melihat raut wajah ssaem saat Yedam berkata begitu.

Lalu rasa iri nya mulai berganti menjadi rasa benci seiring dengan anak-anak yang makin gencar membicarakan Taehyun, mendukungnya dan mengelu-elukan Taehyun.

Hingga pada saat dirinya sudah sangat muak, semesta memberi jalan padanya. Sore itu ia melihat Yeonjun, Beomgyu dan Taehyun bertengkar sehabis interview OSIS.

SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang