26. Masih Berat Untuk Melepaskan

387 60 10
                                    

"Masih memikirkan tentang ucapan Jisung?"

Suara Yeonjun menginterupsi lamunan Taehyun. Ia mengangkat wajahnya yang tadi menunduk begitu menyadari Yeonjun mendekat dan tau-tau sudah duduk di bean bag disampingnya.

"Kau masuk tanpa izin" Cetus Taehyun yang disambut dengusan Yeonjun.

Niatnya ia mengajak Taehyun untuk pergi keluar, jalan-jalan tak tentu arah sekedar melepaskan penat dan segala macam pikiran yang menggangu. Tapi melihat adiknya tengah melamun di balkon kamarnya, maka ia memutuskan untuk menghampiri. Mungkin anak itu sedang butuh teman bicara, sedang ingin didengarkan. Yeonjun mencoba menjalankan perannya sebagai seorang kakak yang beberapa waktu lalu sempat hilang.

"Aku melihat adikku sedang galau, habis ditolak perempuan?" Kelakar Yeonjun, tak menanggapi protes Taehyun tadi.

Taehyun mendelik malas. "Aku tidak ada waktu untuk itu"

"Lalu ada apa?" Tanya Yeonjun lagi. "Berbagilah, siapa tau aku bisa membantu"

Hela nafas panjang keluar dari bibir Taehyun, ia menunjukkan ponselnya yang tergeletak dimeja kecil disampingnya pada Yeonjun. Membuat Yeonjun ikut-ikutan menghela nafas.

"Masih belum bisa juga?"

Taehyun mengangguk malas. "Seperti yang kau lihat"

"Kapan terakhir kali kalian berkomunikasi?" Yeonjun meringis melihat banyaknya panggilan Taehyun yang diabaikan. Ia jadi semakin ragu untuk membiarkan adiknya itu pergi. Padahal tadinya ia sudah bersusah payah merelakannya.

"Hampir 6 bulan lalu. Entahlah" Taehyun mengangkat bahunya lemas.

Yeonjun mengembalikan ponsel Taehyun kembali, membetulkan posisi duduknya menghadap sang adik.

"Gila?" Yeonjun terkekeh miris. "Kau yakin masih akan pergi? Bahkan ibumu tidak menjawab satupun panggilan dari putranya. Kau tidak takut ditelantarkan?"

"Entahlah" Sahut Taehyun. "Bukankah dia selalu begitu? Bahkan sejak aku lahir"

Yeonjun terdiam, tidak menyangka Taehyun akan mengungkit hal sensitif ini. Tapi yang pasti, melihat bagaimana acuh nya ibu dari adiknya itu, Yeonjun yang di sudut hatinya masih tak rela Taehyun akan pergi, menjadi semakin berat hati.

"Kalau begitu jangan pergi, Taehyun" Gumam Yeonjun lirih yang masih bisa Taehyun dengar.

"Hyung" Panggil Taehyun. "Kita sudah membicarakan hal ini, dan sudah mencapai kesepakatan. Aku tidak perduli mom akan merawat aku atau tidak disana nantinya. Aku hanya butuh tameng untuk dijadikan alasan untukku pergi" Jelasnya. Ia sungguh tidak ingin lagi adu mulut tentang keputusannya.

Taehyun akan tetap pergi. Itu sudah mutlak. Dan yang bisa Yeonjun lakukan adalah membantunya menang menjadi ketua OSIS agar Taehyun bisa pergi dengan mulus.

Lagipula masalah bicara dengan ibunya, itu adalah urusan ayahnya nanti. Begitu pelantikan ketua OSIS dan Taehyun dinyatakan menang, ayahnya yang akan menghubungi ibunya dan membicarakan hal ini. Taehyun hanya terima beres.

"Lagipula aku baru akan pergi setelah lulus nanti. Bisa saja mom sudah berubah saat itu" Kata Taehyun lagi.

Yeonjun mengangguk sambil tersenyum tanggung. "Iya, kau benar. Semoga saja" Ia bangkit dari duduknya, menepuk puncak kepala Taehyun beberapa kali. "Sudah malam, tidurlah. Aku kembali ke kamarku ya"

Tidak ada jawaban dari Taehyun. Yeonjun lantas berlalu pergi dari sana. Taehyun benar, ia baru akan pergi beberapa tahun lagi. Tapi apakah ada jaminan bahwa anak itu akan kembali lagi nanti? Bagaimana jika ia begitu asik akan dunianya disana dan lupa untuk pulang. Atau justru memutuskan tak akan pernah pulang dan melupakan semua hal buruk yang terjadi disini, memulai hidup baru disana bersama impiannya.

SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang