Hari-hari selanjutnya setelah pembicaraan Han bersaudara di balkon kamar Taehyun, hubungan mereka agak merenggang kembali. Yeonjun masih membelikan makan siang untuk Taehyun waktu istirahat, mereka juga masih berangkat dan pulang sekolah bersama. Tapi tetap saja suasananya berbeda. Mereka tidak sedekat kemarin-kemarin.
Seperti saat ini. Yeonjun baru memarkir mobilnya di basemen. Taehyun terlihat ingin mengatakan sesuatu tapi ia telan kembali ucapannya. Merasa ragu. Yeonjun menyadarinya, merasa miris.
Kemarin-kemarin mereka masih sering adu mulut didalam mobil. Tapi kini kecanggungan itu kembali lagi. Ia menghela nafas berat.
"Ada apa, Taehyun?"
Taehyun yang baru saja berniat melepas safety belt nya sontak menoleh. Melihat raut Yeonjun yang sulit dibaca.
Belum ada jawaban, Yeonjun kembali bertanya. "Ada yang ingin kau bicarakan?"
Akhirnya Taehyun mengangguk pelan. "Hyung, semalam kau pergi kemana?"
"Ke rumah Hyunjin. Ada apa?"
"Ah, tidak. Hanya bertanya" Tukas Taehyun, sudah berhasil melepas safety belt nya. Baru ia akan membuka pintu untuk keluar, ucapan Yeonjun kembali menginterupsi.
"Bukankah rasanya kembali seperti kemarin-kemarin? Kita canggung lagi" Yeonjun meringis. Taehyun diam, tak menjawab.
Ucapan Yeonjun benar karena ia pun merasakannya juga. Tapi lebih memilih diam. Yeonjun duluan yang menjauh. Taehyun mengerti, Yeonjun masih sulit menerima keputusannya. Padahal dibandingkan Yeonjun, ia juga yang tidak ingin semuanya jadi seperti ini.
"Soal ucapan ku yang waktu itu, lupakan saja. Maaf karena aku bertingkah egois"
"Ya, tidak heran. Kau kan anaknya tuan Han"
Tawa Yeonjun berderai mendengar celetukan Taehyun. "Kau juga, sialan"
Taehyun mendengus. "Baru minta maaf sudah mengumpat saja"
Yeonjun masih tertawa. Ah, jika semudah ini mencarikan kebekuan kemarin, kenapa tidak ia lakukan lebih dulu saja. Lega rasanya melihat Taehyun ikut tersenyum walau hanya segaris.
Yeonjun tidak tahu, jika dibalik senyum itu, Taehyun menyimpan resah.
≈★≈
Taehyun berjalan di koridor menuju kelasnya sendiri, karena Yeonjun sudah lebih dulu diculik Hyunsuk untuk dimintai contekan tugas.
Ia merasa sedikit aneh. Bukan, bukan karena ia menjadi pusat perhatian. Itu sudah biasa, terlebih setelah ia mencalonkan diri sebagai ketua OSIS. Tapi kali ini tatapan orang-orang padanya terlihat berbeda. Seperti mencemooh. Awalnya ia masih memutuskan tidak perduli. Tapi beberapa dari mereka mulai berani mengatai dirinya.
"Tampang polos itu hanya kedok ya, semuanya palsu"
Oh, Taehyun sudah sering mendengar ucapan serupa dari Dongpyo karena ia sering mengumpat. Tapi yang kali ini rasanya menusuk. Apa ia habis berbuat kesalahan?
Memilih acuh, ia melanjutkan langkahnya hingga tiba didepan mading yang ramai kerumunan. Begitu melihat Taehyun, mereka malah tertawa, mengejek dan cemoohan itu terdengar lagi. Merasa jika semuanya bersumber dari mading, maka ia pun mendekat dan melihat apa yang terpampang disana. Kekhawatiran nya terbukti, membuatnya mengutuk dirinya sendiri karena telah berbuat hal ceroboh.
"Sial, sudah kuduga ini jebakan"
"Han Taehyun, berapa usiamu? Aku bahkan senior mu, tapi belum berani main ke klub malam. Kau liar juga ternyata"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIP
FanfictionBUKAN LAPAK BXB ‼️ ----- Yeonjun tahu, sebagai sulung harusnya ia bertanggung jawab menjaga adiknya. Tapi yang Yeonjun lakukan justru menempatkan adik nya dalam tekanan yang dibuat ayahnya. Yeonjun hanya ingin adiknya juga bebas, bahagia dengan mene...