Taehyun memasuki rumah besarnya, ah tidak. Rumah besar ayahnya. Ia langsung disambut oleh maid yang menanyakan apakah ada yang dibutuhkannya. Taehyun menggeleng.
"Aku akan panggil jika aku butuh sesuatu. Sebelum itu jangan ganggu, aku butuh istirahat" Katanya sambil menaiki tangga.
Ia hanya ingin mendinginkan kepala dengan berendam, setelah itu merebahkan dirinya di kasur. Semoga ayahnya malam ini tidak pulang lagi. Taehyun sedang tidak mood untuk ditanya-tanyai atau mendengar wejangan penuh tuntutan. Besok juga sudah hari Sabtu jadi malam ini ia bisa bebas tanpa kewajiban belajar hingga larut.
"Taehyun"
"Astaga!" Taehyun memegangi dadanya. Jantungnya berdegup kencang karena terkejut dengan kehadiran Yeonjun yang tiba-tiba membuka pintu kamarnya saat Taehyun berjalan melewatinya.
Yeonjun tertawa, sedangkan Taehyun memasang wajah kesal. Rasanya nyawanya lepas dari raganya tadi.
"Hahahaha wajahmu jelek sekali"
"Diamlah, tidak lucu" Taehyun melanjutkan langkahnya menuju kamarnya tepat disamping kamar Yeonjun.
Yeonjun mengikutinya dari belakang. Masih dengan tawa. "Hey, kau merajuk? Baiklah aku minta maaf"
"Minggir, aku mau istirahat" Usir Taehyun karena Yeonjun menghalangi ia menutup pintu kamar.
"Oke, oke. Setelah itu temui aku ya. Ada yang ingin Hyung bicarakan"
Taehyun mendorong bahu Yeonjun. "Ck iya. Sudah sana"
Pintu tertutup tepat didepan wajah Yeonjun, membuat tawa Yeonjun menyembur lagi. Bocah ini masih saja menggemaskan. Yeonjun tidak akan menyerah begitu saja untuk kembali mendekatkan diri dengannya. Mereka punya memori yang terlampau indah untuk dilupakan. Yeonjun berjanji akan mengembalikan semuanya.
Apapun caranya.
"Dasar anak kecil" Gumam Yeonjun sambil berjalan memasuki kamarnya lagi.
≈★≈
Meja makan lagi-lagi hanya diisi mereka berdua. Tapi lebih baik begini. Daripada ayahnya ada tapi hanya bertanya-tanya tentang nilainya, bahkan menanyakan tentang hari-hari yang dijalani anak-anaknya pun tidak pernah. Ah, jangankan itu. Bertanya kabar pun sudah merupakan suatu keajaiban.
Taehyun menyuap makanannya dengan tenang. Mengabaikan Yeonjun yang ia sadari tengah memperhatikannya. Mungkin kakaknya itu sudah selesai. Persetan, Taehyun tidak perduli.
"Sudah selesai?" Tanya Yeonjun setelah tak lama kemudian Taehyun meletakkan alat makan nya diatas piring. Ia memang menunggu adiknya itu selesai untuk membicarakan permintaan Bomin tadi.
"Ya" Taehyun menjawab pelan.
"Minumlah dulu" Yeonjun menuangkan air ke gelas Taehyun yang sudah kosong dan menyodorkannya. Taehyun menerimanya dalam diam.
"Ayo bicara di depan agar lebih nyaman" Ajaknya, berdiri diikuti Taehyun. Lagipula meja makan harus dirapikan kembali oleh para maid.
Yeonjun duduk di sofa ruang tengah, lagi-lagi Taehyun mengikutinya tanpa banyak bicara. Rasanya Yeonjun ingin berteriak didepan wajah Taehyun untuk kembali menjadi anak yang cerewet dihadapannya. Tapi ia urungkan. Yang ada ia dianggap aneh dan Taehyun malah semakin menjauhinya.
"Tadi Bomin mengajakku bertemu di ruang OS__"
"Intinya saja" Sela Taehyun, akhirnya mulai bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHOULD YOU GO? || TXT BROTHERSHIP
Fiksi PenggemarBUKAN LAPAK BXB ‼️ ----- Yeonjun tahu, sebagai sulung harusnya ia bertanggung jawab menjaga adiknya. Tapi yang Yeonjun lakukan justru menempatkan adik nya dalam tekanan yang dibuat ayahnya. Yeonjun hanya ingin adiknya juga bebas, bahagia dengan mene...