Chapter 9

1K 170 11
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

Sementara mereka telah berbicara, kereta telah membawa mereka keluar dari London. Sekarang mereka mereka melihat ladang yang terdapat banyak sapi dan domba. Mereka terdiam untuk sementara, menonton ladang dan jalur yang mereka lintasi.

Sekitar setengah dua belas, muncul  wanita yang tersenyum dan lembut berada di pintu mereka dan berkata. "Ada yang kalian ingin beli dari troli ini, sayang?"

"Tidak, terima kasih. Aku sudah punya bekal." jawab Ron yang malu-malu.

Menyadari perutnya yang kosong, (Y/n) melompat dari tempat duduk mereka. Dia tidak sabar untuk mencicipi semua makanan yang dijual oleh wanita tersebut. Harry juga terlihat tidak sabar untuk mencicipi makanan-makanan tersebut.

(Y/n) ingin membeli beberapa makanan yang ada di keranjang. Tapi tiba-tiba Harry melarangnya. Anak berkacamata itu mengatakan bahwa biar dia yang membelinya. Dia tidak ingin melihat sahabatnya itu kehabisan uang nantinya.

(Y/n) dengan polosnya hanya mengangguk saja dan melebarkan senyumannya. Wajah Harry seketika menjadi merah melihat senyuman manis dari (Y/n). Dia cepat-cepat membeli semua makanan yang ada di keranjang itu, sebelum nanti dia salting akibat melihat senyuman dari (Y/n).

"Kau lapar?" tanya Ron.

"Aku sangat lapar." jawab Harry sambil mengunyah sedikit.

Harry memberikan coklat kepada (Y/n). Tampak gadis itu sangat senang karena Harry memberikannya sebuah coklat. Dia mengucapkan terima kasihnya, lalu memakan coklat pemberian dari Harry.

"Kacang-segala-rasa Bertie Bott?" Harry menatapnya dengan heran.

"Maksudnya itu benar-benar semua rasa. Ada rasa coklat dan rasa peppermint, juga ada rasa bayam, hati, dan usus." jelas Ron.

Ekspresi wajah Harry seketika berubah saat mendengarnya dan Ron kembali bercerita. "George bersumpah bahwa ia pernah sekali mencoba yang rasa upil."

Harry langsung menutup kedua telinga (Y/n) untuk tidak menderanya. Dia tidak ingin sahabatnya mendengar hal yang jorok saat makan. Harry tidak jadi memakannya. Dia mengambil sebuah kotak yang ada tulisannya Chocolate Frog atau Katak Coklat.

"Ini bukan katak sungguhan, kan?" tanya Harry kepada Ron.

"Itu hanyalah mantra. Lagipula yang kamu butuhkan adalah kartunya. Tiap pack-nya berisikan seorang penyihir yang terkenal. Aku sudah punya 500 kartu."

Harry membuka kotak Katak Coklat miliknya. Tiba-tiba kataknya langsung meloncat ke jendela kereta. Tak ingin membiarkan katak itu pergi, (Y/n) menggunakan kekuatan telekinesis miliknya untuk mengambil katak coklat tadi. Ron terkejut dan takjup melihatnya.

"Wow! Kamu menggunakan sihir tanpa memakai tongkat!"

(Y/n) tertawa kecil. "Ini memang kelihatannya seperti sihir. Tetapi di dunia Muggle, ini di sebut dengan kekuatan supernatural."

(Y/n) melahapnya setengah dan memberikannya setengah kepada Nagiko. Ular kobra peliharaan (Y/n) itu langsung melahap coklat dari (Y/n).

"Aku dapat Dumbledore!"

"Aku sudah dapat 6 Dumbledore."

Harry kembali melihat ke kartunya, tapi Dumbledore yang ada di dalam kartunya itu menghilang. "Hei, dia lenyap!"

"Kamu pikir dia mau tinggal di kartu itu terus?"

Harry kemudian melihat ke arah tikus milik Ron dan Ron tahu apa yang dilihat oleh Harry. "Oh, Scabbers. Tampak menyedihkan, kan?"

"Sedikit." Harry tersenyum sedikit kaku.

"Fred mengajariku untuk mengubahnya menjadi warna kuning. Apa kalian ingin melihatnya?"

"Yeah." jawab Harry dan (Y/n) hanya mengangguk pelan.

Sebelum Ron mengucapkan mantra sihirnya, tiba-tiba seorang gadis datang dan menanyakan tentang seekor katak. Katanya seorang anak bernama Neville kehilangan katak peliharaannya. Ron lalu menjawab kalau mereka tak melihat seekor katak di ruangan mereka.

Pandangan gadis itu tertuju ke arah tangan Ron yang sedang memegang tongkat sihir seperti ingin menggunakan sihirnya. "Oh? Kamu ingin melakukan sihir? Coba aku lihat."

Ron mulai merapalkan mantra sihirnya. "Sinar matahari, bunga Daisy, mentega. Ubahlah tikus bodoh dan gendut ini jadi kuning."

Mantra Ron tidak mengubah Scabbers menjadi warna kuning. Ron dan Harry saling melempar tatapan bingung mereka.

"Apa kamu yakin itu mantra sungguhan? Tak terlalu bagus, bukan?" Harry dan Ron tidak mengerti sama sekali dengan ucapan gadis misterius itu. "Aku sendiri baru mencoba beberapa yang sederhana saja, tapi semuanya berhasil."

Gadis itu berjalan masuk. Dia duduk di samping (Y/n) karena Harry sudah berpindah tempat duduk dan satu tempat duduk dengan Ron. Nagiko masuk ke dalam pakaian (Y/n).

"Sebagai contohnya." gadis itu mengarahkan mantra sihirnya ke kacamata milik Harry. "Oculus Reparo."

Harry tidak percaya kalau kacamatanya kembali seperti baru lagi. Gadis itu tidak percaya kalau dia bertemu dengan anak dari legenda.

"Holy Cricket, kamu itu Harry Potter!" gadis tersebut melihat ke arah (Y/n). "Namaku Hermione Granger. Kalau kamu?"

"(Y/n) Zahrah Rawnie."

Hermione lalu menatap malas ke Ron. "Dan kamu?"

Ron memasang pose gaya kerennya. "Namaku Ron Weasley."

"Senang bertemu denganmu." Hermione lalu menatap ke arah Harry. "Sebaliknya kalian bersiap memakai jubah. Aku perkirakan sebentar lagi kita sudah mau sampai."

Sebelum dia pergi, dia menegur Ron. "Ada kotoran di hidungmu. Apa kamu sudah tahu? Di sini."

Ron membersihkan area hidungnya yang ditunjukkan oleh Hermione. Setelah itu, dia berjalan pergi.

~~~ Bersambung ~~~

The Daughter of A Villain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang