Chapter 37

351 55 1
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

Quirrell, ternyata, lebih berani daripada dugaan mereka. Dalam minggu-minggu
berikutnya memang dia tampak lebih pucat dan kurus, tetapi kelihatannya dia belum menyerah. Setiap kali melewati koridor lantai tiga, Harry, (Y/n), Ron, dan Hermione menempelkan telinga mereka ke pintu untuk mengecek apakah Fluffy masih menggeram di dalam. Snape
berkeliaran ke sana kemari, marah-marah seperti biasa, yang berarti Batu Bertuah itu masih aman.

Setiap kali berpapasan dengan Quirrell, Harry tersenyum untuk menyemangatinya, dan Ron mulai menegur anak-anak yang menertawakan Quirrell yang gagap. Tetapi Hermione banyak memikirkan hal lain selain Batu Bertuah. Dia telah mulai merevisi jadwal belajarnya dan memberi kode-kode warna pada catatan-catatan. (Y/n) menandai setiap tempat untuk menemukan petunjuk.

Harry, (Y/n), dan Ron sebenarnya tidak keberatan, tetapi Hermione tak henti-hentinya mendesak mereka
untuk melakukan hal yang sama.

"Hermione, ujiannya masih lama sekali."

"Dua setengah bulan lagi," tukas Hermione.

"Itu tidak lama, buat Nicolas Flamel itu cuma sekejap."

"Tapi kita kan belum enam ratus tahun." Ron mengingatkan.

"Lagi pula, untuk apa kau belajar lagi, kau kan sudah hafal semuanya."

"Untuk apa aku belajar lagi? Kalian gila? Kalian sadar kan kita harus lulus supaya bisa naik ke kelas dua? Belajar penting sekali, aku seharusnya sudah mulai sebulan yang lalu. Aku tak tahu apa yang terjadi padaku...."

Celakanya, para guru berpikiran sama dengan Hermione. Mereka membebani anak-anak dengan begitu banyak PR, sehingga liburan Paskah tidak seasyik liburan Natal. Sulit bersantai bila Hermione ada di sebelah mereka, sibuk
mengulang-ulang dua belas kegunaan darah naga atau berlatih gerakan-gerakan tongkat sihir. Mengeluh dan menguap, Harry dan Ron melewatkan sebagian besar waktu luang mereka di perpustakaan bersama Hermione, berusaha menyelesaikan tugas-tugas tambahan mereka.

Sedangkan (Y/n), dia memiliki otak yang jenius dan dengan mudah mengerjakan PR dari para gurunya. Bisa dibilang kejeniusan dan kemampuan dari Tom dan Jovanka menurun kepadanya.

"Aku tak akan pernah ingat ini," celetuk Ron, seraya melempar pena bulunya dan memandang keluar penuh kerinduan lewat jendela perpustakaan.

Hari itu hari pertama yang benar-benar cerah setelah berbulan-bulan diliputi salju. Langit biru terang, dan suasana menyiratkan musim panas akan segera datang. Harry, yang sedang membaca "Dittany" di buku Seribu Satu Tanaman dan Jamur Gaib, tidak mendongak sampai Ron berseru.

"Hagrid, ngapain kau di sini?"

Hagrid muncul, menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya. Dia kelihatan janggal berada di perpustakaan memakai jubah kulit tikus mondoknya.

"Cuma cari sesuatu," katanya dengan suara mencurigakan sehingga mereka langsung tertarik. "Dan kalian sendiri sedang ngapain?"

Mendadak dia kelihatan curiga. "Kalian tidak sedang cari Nicolas Flamel, kan?"

(Y/n) hanya tersenyum saja. Dia sedang membaca buku bersama dengan Harry.

"Oh, kami sudah lama tahu siapa dia," kata Ron mengesankan. "Dan kami tahu apa yang dijaga anjing itu, Batu Ber..."

"Sshhh!" Hagrid cepat-cepat memandang berkeliling, untuk melihat apakah ada yang mendengar. "Jangan teriak-teriak soal itu. Kau ini kenapa sih?"

"Ada yang ingin kami tanyakan kepadamu sebetulnya," kata Harry. "Yaitu, apa saja yang menjaga batu itu selain Fluffy..."

"SSHHH!" kata Hagrid lagi. "Dengar, datang temui aku nanti, aku tidak janji mau kasih tahu apa-apa, tapi jangan buka rahasia di sini. Murid tidak boleh tahu. Mereka akan kira aku beritahu kalian."

"Sampai ketemu nanti, kalau begitu," kata Harry.

Hagrid keluar perpustakaan.

"Apa yang disembunyikannya di belakang punggung?" tanya Hermione berpikir-pikir.

"Apa mungkin ada hubungannya dengan batu itu?"

"Aku mau tahu dia tadi ada di seksi buku apa," kata Ron, yang sudah bosan belajar.

(Y/n) sesekali membantu Hermione yang tidak paham mengerjakan tugas dari Profesor McGonagall. Semenit kemudian dia muncul lagi membawa setumpuk buku yang di hempaskannya ke atas meja.

"Naga!" bisik Hermione. "Hagrid mencari informasi tentang naga! Lihat ini, Spesies Naga di Britania Raya dan Irlandia, Dari Telur ke Neraka, Penuntun
Pemelihara Naga."

"Sudah lama Hagrid kepingin punya naga. Dia bilang begitu kepadaku waktu pertama kali aku bertemu dia," kata Harry.

"Tapi itu melanggar undang-undang," jawab Ron.

"Penangkaran naga sudah dilarang oleh Konvensi Sihir tahun 1709, semua orang tahu itu. Susah menjaga agar Muggle tidak mengetahui keberadaan kita jika kita memelihara naga di halaman belakang. Lagi pula, kau tidak bisa menjinakkan naga, itu sangat bahaya. Coba kalau kalian bisa melihat luka bakar Charlie gara-gara naga liar di
Rumania."

"Jadi, tidak ada naga liar di Britania?" tanya Harry.

"Tentu saja ada," kata Ron. "Naga Hijau Welsh yang biasa dan naga Hitam Hebridean. Kementerian Sihir cukup repot menyembunyikan mereka. Orang-orang kita harus terus-menerus menyihir Muggle yang pernah melihatnya, untuk membuat mereka
melupakannya."

"Kalau begitu, apa yang sedang dilakukan Hagrid?"

(Y/n) jadi penasaran ingin bertemu dengan seekor naga. Mungkin saja dia bisa menjinakkan mereka dengan menggunakan kekuatannya.

~~~ Bersambung ~~~

The Daughter of A Villain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang