~~~ Happy Reading ~~~
"Apa kedengarannya seperti langkah kaki kuda bagimu? Bukan, menurutku, tadi itu yang bunuh unicorn—belum pernah dengar yang seperti itu."Mereka berjalan terus menembus pepohonan yang rapat dan gelap. Harry berkali-kali menoleh ke belakang dengan cemas, sambil menggenggam tangan (Y/n). Dia punya perasaan tak enak bahwa mereka sedang diawasi.
Dia senang Hagrid dan busurnya bersama mereka. Mereka baru saja membelok ketika Hermione mencengkeram lengan Hagrid.
"Hagrid! Lihat! Bunga api merah, yang lain dalam bahaya!"
"Kalian berdua tunggu sini!" teriak Hagrid. "Tetap di jalan ini, nanti aku kembali!"
Mereka mendengar bunyi berkeresak ketika Hagrid menerobos belukar.
Ketiganya saling pandang, sangat ketakutan, sampai mereka tak bisa mendengar apa-apa lagi kecuali gesekan daun-daun di sekitar mereka."Menurutmu apakah mereka terluka?" bisik Hermione.
"Aku tak peduli kalau Malfoy luka, tetapi kalau terjadi sesuatu pada Neville... salah kitalah dia ada di sini."
Menit demi menit berlalu lambat. Telinga mereka rasanya lebih tajam daripada biasanya. Harry merasa bisa mendengar setiap desah angin, setiap derik ranting. Apa yang yerjadi? Di mana yang lain? Akhirnya, bunyi berkeresak keras menandakan kembalinya Hagrid. Malfoy, Neville, dan Fang bersamanya.
Hagrid berang sekali. Malfoy rupanya diam-diam menyergap Neville dari
belakang, maksudnya hanya untuk bergurau. Neville panik dan mengirim bunga api."Kita beruntung kalau masih bisa tangkap sesuatu sekarang, setelah suara-suara yang kalian buat. Baik, kita ganti rombongan—Neville, kau bersamaku dan Hermione. Harry, (Y/n), kalian pergi bersama Fang dan idiot ini. Sori," Hagrid menambahkan dengan berbisik kepada Harry, "tapi dia akan lebih sulit menakut-nakutimu, dan kita harus selesaikan ini."
Maka Harry menuju ke tengah Hutan bersama Malfoy dan Fang. Mereka berjalan selama hampir setengah jam, makin jauh masuk ke Hutan, sampai jalan tanah itu nyaris tak bisa diikuti lagi karena pepohonan begitu rapat. Menurut Harry darahnya kelihatan semakin pekat. Ada cipratan di akar sebatang pohon, seakan makhluk malang itu berputar-putar kesakitan di dekat situ. Lewat celah di antara cabang-cabang pohon ek tua, Harry bisa melihat tanah terbuka di depan mereka.
"Lihat...," gumamnya, merentangkan tangan untuk menghentikan Malfoy.
Sesuatu yang putih terang berkilauan di tanah. Mereka beringsut mendekat. Ternyata memang unicorn, dan dia sudah mati. Belum pernah Harry melihat sesuatu seindah dan sesedih itu. Kakinya yang ramping panjang mencuat janggal di tempat dia
terjatuhdan surainya yang putih berkilau menjurai bagai mutiara di atas daun-daun yang gelap.Malfoy menyembunyikan (Y/n) di belangnya. Harry sudah maju selangkah mendekatinya ketika bunyi menggeleser membuatnya terpaku di tempat. Semak di tepi tempat terbuka itu bergetar. Kemudian, dari bayang kegelapan, muncul sosok berkerudung, merangkak di tanah seperti binatang yang sedang
mendekati mangsanya. Harry, Malfoy, (Y/n) dan Fang berdiri terpaku. Sosok berkerudung itu sudah tiba di samping unicorn, menundukkan kepalanya ke arah luka di sisi tubuh unicorn, dan mulai menyeruput darahnya."AAAAAAAAAARGH!" Malfoy menjerit ngeri dan melesat kabur, begitu juga Fang.
"Harry, ayo kita pergi dari sini!" kata (Y/n) yang juga ketakutan melihat sosok itu.
Sosok berkerudung itu mengangkat kepalanya dan memandang lurus pada Harry. Darah unicorn menetes-netes ke bagian depan tubuhnya. Dia berdiri dan berjalan
cepat mendekati Harry. (Y/n) sama seperti Harry, yang juga terdiam mematung. Harry sendiri tak bisa bergerak saking takutnya.