Chapter 50

431 27 0
                                    

~~~ Happy Reading ~~~


"Aku cukup punya kekuatan... untuk ini...."

Harry merasa seakan Jerat Setan menahannya di tempat.Dia tak dapat menggerakkan satu otot pun. Ketakutan, dilihatnya Quirrell mengangkat tangan dan mulai mengurai turbannya. Apa yang terjadi? Turban jatuh. Kepala Quirrell tampak aneh dan kecil tanpa turban.

Kemudian pelan-pelan dia berbalik.
Harry ingin menjerit, tetapi suaranya tidak keluar. Yang seharusnya bagian belakang kepala Quirrell, ternyata sepotong wajah, wajah paling mengerikan yang pernah dilihat Harry. Wajah itu sepucat tembok dengan mata merah mendelik, dan lubang hidung yang hanya berupa celah, seperti ular.

"Harry Potter...," bisik wajah itu.

Harry mencoba mundur selangkah, tetapi kakinya tak mau bergerak.

"Kau lihat, aku jadi apa?" kata wajah itu. "Cuma bayangan dan asap... aku punya bentuk hanya kalau aku bisa berbagi dengan tubuh orang lain... tetapi selalu ada yang mengizinkan
aku memasuki hati dan pikiran mereka... Darah unicorn telah membuatku semakin kuat, beberapa minggu terakhir ini... kau melihat Quirrell yang setia meminumnya untukku di hutan...dan begitu aku minum Cairan Kehidupan, aku akan bisa menciptakan tubuhku sendiri.... Nah, sekarang... berikan batu di sakumu itu!"

Jadi, dia tahu. Tiba-tiba kaki Harry tidak lagi mati rasa. Dia terhuyung ke belakang.

"Jangan bodoh," gertak si wajah. "Lebih baik selamatkan nyawamu dan bergabung denganku... kalau tidak kau akan berakhir sama dengan orang tuamu... Mereka memohon-mohon belas kasihan dariku sebelum meninggal..."

"BOHONG!" mendadak Harry berteriak.

Quirrell berjalan mundur ke arahnya, sehingga Voldemort masih bisa menatapnya. Wajah mengerikan itu kini tersenyum.

"Sungguh mengharukan...," desisnya.
"Aku selalu menghargai keberanian... Ya, nak, orang tuamu pemberani...
Aku membunuh ayahmu lebih dulu dan dia melawan dengan gagah berani... tetapi ibumu sebetulnya tak perlu mati... dia berusaha melindungimu... Sekarang berikan batu itu kepadaku, kalau tidak kau akan mati sia-sia."

"TIDAK!"

Harry melompat ke arah pintu nyala api, tetapi Voldemort menjerit, "TANGKAP DIA!"

dan detik berikutnya Harry merasakan tangan Quirrell mencengkeram pergelangan tangannya. Langsung saja rasa
sakit yang tajam menyengat bekas luka Harry kepalanya serasa hendak terbelah dua. Harry menjerit, meronta-ronta sekuat tenaga, dan kaget sendiri ketika Quirrell membebaskannya.

Rasa sakit di dahinya berkurang, dia memandang berkeliling, mencari Quirrell, dan melihatnya tengah meringkuk kesakitan, memandang jari-jarinya. Jari-jari itu melepuh.

"Tangkap dia! TANGKAP DIA!" teriak Voldemort lagi dan Quirrell menerjang Harry sampai jatuh dan mendarat di atas tubuhnya, kedua tangannya melingkari leher Harry.

Bekas luka Harry sakit luar biasa, sampai dia merasa nyaris buta, tetapi dia masih bisa melihat Quirrell melolong kesakitan.

"Tuan, aku tak bisa memegangnya, tanganku, tanganku!" dan Quirrell, meski masih memiting Harry ke tanah dengan lututnya, melepas
cekikannya dan terbelalak menatap telapak tangannya sendiri.

Harry bisa melihatnya, tangan itu terbakar, kelihatan merah dan berkilat.

"Kalau begitu bunuh dia, goblok. Bereskan saja anak itu!" perintah Voldemort.

Quirrell mengangkat tangan untuk melakukan kutukan yang mematikan tetapi, tanpa pikir panjang, Harry mencengkeram wajah Quirrell.

"AAAARGH!" Quirrell berguling dari atas tubuh Harry, wajahnya juga melepuh, dan Harry pun tahu.

The Daughter of A Villain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang