Chapter 24

610 103 3
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

Beratus-ratus tempat duduk diatur mengelilingi lapangan pada tribun tinggi, supaya para penonton cukup tinggi untuk menyaksikan apa yang sedang terjadi. Di kedua ujung
lapangan berdiri tiang keemasan dengan tiga lingkaran pada ujungnya. Tiang-tiang ini mengingatkan Harry pada batang plastik kecil-kecil yang biasa ditiup-tiup anak-anak Muggle untuk membuat gelembung sabun.

Hanya saja tiang-tiang ini tingginya lima belas meter. Harry yang sudah ingin sekali terbang lagi, tak sabar menunggu Wood. Dia menaiki sapunya dan menjejak tanah. Bukan main, dia melayang mengitari tiang-tiang gol dan kemudian meluncur naik-turun di atas lapangan. Nimbus Dua Ribu berbelok ke arah mana pun yang dia mau hanya dengan sentuhan kecil darinya

"Hei, Potter, turun!"

Oliver Wood sudah datang. Dia mengepit kotak kayu besar. Harry mendarat di sebelahnya.

"Bagus sekali," kata Wood, matanya bercahaya. "Aku paham sekarang apa yang dimaksud McGonagall. kau benar-benar pemain alam. Aku hanya akan mengajarkan peraturannya kepadamu malam ini, kemudian kau akan bergabung berlatih dengan tim tiga kali seminggu."

Wood membuka kotaknya. Di dalamnya ada empat bola yang
berbeda ukuran.

"Baik. Quidditch cukup mudah dimengerti, walaupun tak semudah itu dimainkan. Ada tujuh pemain pada masing-masing regu. Tiga di antaranya disebut Chaser atau pengejar."

"Tiga Chaser." Harry mengulang,

Ketika Wood mengeluarkan bola merah menyala sebesar bola sepak.

"Bola ini namanya Quaffle," kata Wood. "Chaser melempar Quaffle kepada sesama Chaser dan berusaha memasukkannya ke salah satu lingkaran untuk mendapatkan angka. Sepuluh setiap kali bola berhasil
dimasukkan ke lingkaran. Mengerti?"

"Para Chaser melempar Quaffle dan memasukkannya ke dalam lingkaran untuk mendapatkan angka," kata Harry. "Jadi, semacam basket yang dimainkan naik sapu terbang dengan enam keranjang, iya, kan?"

"Apa itu basket?" tanya Wood ingin tahu.

"Ah, sudahlah," kata Harry cepat-cepat.

"Nah, ada lagi pemain dalam masing-masing regu yang disebut Keeper. Aku Keeper Gryffindor. Aku harus beterbangan sekeliling lingkaran dan mencegah tim musuh mencetak gol."

Rupanya Keeper tugasnya sama dengan kiper atau penjaga gawang dalam permainan sepak bola.

"Tiga Chaser, satu Keeper," kata Harry yang bertekad mengingat semuanya.

"Dan mereka bermain dengan Quaffle. Oke, mengerti. Jadi, untuk apa yang itu?" Dia menunjuk tiga bola lain yang masih ada di dalam kotak.

"Akan kutunjukkan sekarang," kata Wood. "Ambil ini."

Dia menyerahkan kepada Harry
pemukul kecil yang mirip pemukul kasti.

"Akan kutunjukkan apa yang dilakukan Bludger," kata Wood. "Dua bola ini namanya Bludger."

Dia menunjukkan kepada Harry dua bola kembar, hitam legam dan sedikit lebih kecil daripada Quaffle merah. Harry melihat bahwa kedua bola itu kelihatannya berusaha keras melepaskan diri dari ikatan yang menahannya di dalam kotak.

"Mundur." Wood memperingatkan Harry.

Dia membungkuk dan melepas salah satu Bludger. Langsung saja bola hitam itu meluncur tinggi ke angkasa dan kemudian melesat turun menuju wajah Harry. Harry memukulnya dengan pemukul untuk mencegahnya mematahkan hidungnya, membuatnya zig-zag di udara. Bola itu mendesing mengitari kepala mereka, kemudian melesat ke arah Wood, yang melompat menyambarnya dan berhasil menahannya di tanah.

"Lihat, kan?" Wood tersengal, memasukkan kembali dengan paksa Bludger yang memberontak itu ke dalam kotak dan mengikatnya kembali supaya aman.

"Bludger ini meluncur ke mana-mana, berusaha menjatuhkan pemain dari sapu mereka. Itulah sebabnya masing-masing tim punya dua Beater/Pemukul. Si kembar Weasley adalah Beater kita. Tugas merekalah untuk melindungi tim kita dari serangan Bludger dan berusaha memukul Bludger itu ke arah tim lawan. Jadi, bisa dimengerti?"

"Tiga Chaser mencoba mencetak gol dengan Quaffle, si Keeper menjaga gawang, dua beater menjauhkan Bludger dari tim mereka." Harry menjelaskan.

"Bagus sekali," kata Wood.

"Er...apakah Bludger pernah sampai membunuh pemain?" Harry bertanya, berharap suaranya kedengaran biasa.

"Di Hogwarts belum pernah. Pernah dua kali ada rahang patah, tapi tak ada yang lebih parah dari itu. Nah, anggota tim terakhir adalah Seeker—Pencari. Ini kau. Dan kau tidak perlu
mencemaskan Quaffle ataupun Bludger..." Percy menjelaskannya kepada Harry.

"...kecuali kalau Bludger itu membuat kepalaku pecah."

"Jangan khawatir, si kembar Weasley bukan musuh enteng bagi si Bludge. Maksudku, mereka berdua seperti sepasang Bludger manusia."

Wood menjangkau ke dalam kotak dan mengeluarkan bola keempat, bola terakhir. Dibandingkan dengan Quaffle dan Bludger, bola ini kecil sekali, cuma sebesar buah kenari
besar.Warnanya keemasan dan punya sayap perak yang bergetar.

"Ini." Wood menunjukkannya ke Harry. "Adalah Golden Snitch. Tangkapan Emas, dan ini bola yang paling penting dari semuanya. Bola ini sangat susah ditangkap karena geraknya cepat sekali dan susah dilihat. Tugas Seeker-lah untuk menangkapnya. Kau harus meliuk-liuk di antara Chaser, Beater,
Bludger, dan Quaffle untuk menangkapnya sebelum keduluan Seeker tim lawan. Seeker yang berhasil menangkap Snitch, menambah angka seratus lima puluh untuk timnya, maka mereka hampir selalu menang. Itulah sebabnya Seeker banyak dikerjai. Pertandingan Quidditch hanya berakhir kalau Snitch sudah berhasil ditangkap. Jadi pertandingan ini bisa berlangsung lama sekali, kalau tak salah rekor paling lama adalah tiga bulan, mereka harus bolak-balik mengajukan pemain cadangan, supaya para pemain bisa tidur."

Harry sudah bisa membayangkan dirinya menjadi seorang Seeker saat pertandingan nanti.

"Yah, begitulah, ada pertanyaan?" Harry menggeleng.

Dia mengerti apa yang harus dilakukannya. Melaksanakannya-lah yang akan jadi masalah.

"Kita belum akan berlatih dengan Snitch," kata Wood, dengan hati-hati mengembalikan bola itu ke dalam kotak. "Terlalu gelap, bisa hilang nanti. Ayo, kita coba kau dengan beberapa bola ini saja."

Tiba-tiba Snitch terlepas dari tangan Wood. Bola terbang kecil berwarna keemasan itu terbang ke mana-mana. Wood dan Harry mencoba mengejar bola kecil yang terbang melebihi kecepatan seekor capung yang sedang terbang.

"Hei, apa kalian mencari-cari bola kecil emas ini?" (Y/n) menunjukkan Snitch di tangannya.

"Wow, kamu menangkapnya dengan sangat cepat, (Y/n)." Oliver kagum dengan (Y/n).

(Y/n) tertawa kecil. "Menangkap sesuatu dengan cepat itulah keahlianku. Bahkan tanpa ku kejar, aku bisa menangkapnya dengan menggunakan kekuatanku."

"Apa kamu berniat bergabung menjadi Seeker Slytherin, (Y/n)?" tanya Percy.

"Aku belum ada niat bergabung degan Quidditch Slytherin. Aku lebih suka menonton pertandingannya saja."

Percy lalu mengajak (Y/n) bermain golf bersama dengannya dan Harry. (Y/n) hanya mengangguk pelan dan ikut bergabung dengan mereka berdua.

~~~ Bersambung ~~~

The Daughter of A Villain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang