Chapter 38

340 53 0
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

Ketika mereka mengetuk pintu pondok si pengawas binatang liar satu jam kemudian, mereka heran melihat semua gorden tertutup.

Hagrid berseru, "Siapa itu?" sebelum
mempersilakan mereka masuk dan cepat-cepat menutup pintu kembali.

Di dalam panas sekali. Meskipun udara hangat, di perapian api menyala-nyala. Hagrid membuatkan teh dan menawari mereka sandwich musang, yang mereka tolak.

"Nah... kalian mau tanya sesuatu?"

"Ya." tak ada gunanya berbelit-belit. "Kami ingin tahu apakah kau bisa
memberitahu kami apa saja yang menjaga Batu Bertuah selain Fluffy."

Hagrid mengerutkan kening ke arah Harry. "Tentu saja tidak bisa."

"Pertama, aku sendiri tidak tahu. Kedua, kalian sudah tahu terlalu banyak, jadi aku tak akan beritahu kalian kalaupun aku bisa. Batu itu di sini untuk alasan baik. Batu itu nyaris dicuri dari Gringotts. Kurasa kalian sudah simpulkan ini? Aku tak mengerti bagaimana kalian bisa tahu tentang Fluffy."

"Oh, ayolah, Hagrid, kau mungkin tak ingin memberitahu kami, tetapi kau sebetulnya tahu segalanya yang terjadi di sini," kata Hermione dengan suara hangat memuji.

Jenggot Hagrid bergerak-gerak dan
mereka bisa menebak dia sedang tersenyum.

"Kami cuma ingin tahu siapa yang menjaga, itu saja." Hermione melanjutkan, "Kami penasaran siapa yang cukup dipercaya Dumbledore untuk membantunya, selain kau."

Dada Hagrid membusung mendengar kalimat terakhir Hermione. Harry, (Y/n) dan Ron tersenyum kepada Hermione.

"Yah, kurasa tidak ada bahayanya kuberitahu kalian bahwa... begini... dia pinjam Fluffy dariku... kemudian beberapa guru lakukan penyihiran...
Profesor Sprout— Profesor Flitwick, Profesor McGonagall...." ditekuknya jarinya satu demi satu. "Profesor Quirrell, dan Dumbledore sendiri lakukan sesuatu, tentu saja. Sebentar, aku
lupa satu orang. Oh yeah, Profesor Snape."

"Snape?"

"Yeah, kalian sudah tidak curigai dia lagi, kan? Snape bantu jaga, dia tidak akan curi batu itu.

Harry tahu Ron dan Hermione berpikiran sama seperti dia. Jika Snape termasuk yang menjaga batu, pastilah mudah baginya untuk mencari tahu bagaimana guru-guru yang lain menjaganya. Dia mungkin tahu segalanya kecuali,
tampaknya, mantra Quirrell dan bagaimana caranya melewati Fluffy.

"Kau satu-satunya yang tahu bagaimana caranya melewati Fluffy, kan, Hagrid?" tanya Harry cemas. "Dan kau tidak akan bilang siapa-siapa, kan? Bahkan kepada salah satu guru pun?"

"Tak ada yang tahu kecuali aku dan Dumbledore," kata Hagrid bangga.

"Untunglah," gumam Harry kepada yang lain. "Hagrid, boleh tidak jendelanya dibuka satu? Aku kepanasan."

"Tidak bisa, Harry, sori," kata Hagrid.

Harry memperhatikan Hagrid mengerling ke perapian. Harry juga memandang ke sana.

"Hagrid—apa itu?"

Tetapi dia sudah tahu apa itu. Persis di tengah api, di bawah ketel, ada telur hitam besar sekali.

"Ah," kata Hagrid, dengan gelisah memilin-milin jenggotnya. "Itu... er..."

"Dari mana kau dapat itu, Hagrid?" kata Ron, berjongkok di depan perapian untuk melihat telur itu dari dekat. "Pasti mahal sekali harganya."

"Menang main," kata Hagrid. "Semalam. Aku ke desa minum, lalu main kartu dengan orang asing. Kurasa dia senang bisa lepas dari telur itu, benar lho."

"Tapi apa yang akan kau lakukan kalau telurnya menetas?" tanya Hermione.

"Yah, aku sudah baca-baca," kata Hagrid, seraya menarik buku panjang dari bawah bantalnya. "Aku pinjam ini dari perpustakaan tentang Pemeliharaan dan Pengembangbiakan Naga untuk Kesenangan dan Keuntungan. Memang sudah sedikit ketinggalan zaman, tapi
semuanya ada di situ. Taruh telurnya di api, karena induk mereka semburkan api ke telur-telurnya, lihat, dan kalau sudah menetas, beri makan seember brandy dicampur darah ayam setengah jam sekali. Dan lihat ini, bagaimana mengenali jenis telur-telur—telur milikku ini jenis Punggung Bersirip Norwegia. Ini adalah jenis yang langka."

Hagrid kelihatan puas sekali, tetapi Hermione tidak.

"Hagrid, kau tinggal di pondok papan," katanya.

Tetapi Hagrid tidak mendengarkan. Dia bersenandung riang ketika mengaduk
perapiannya agar menyala lebih besar.

"Hagrid! Apa aku bisa membantu membesarkan naga itu juga?"

Hagrid menatap khawatir ke (Y/n). "Apa kamu yakin, (Y/n)?"

(Y/n) menganggukkan kepalanya dan tersenyum menyakinkan. Hagrid menepuk kepala (Y/n).

"Kau ini sama saja dengan ibumu. Kalian berdua memiliki jiwa pencinta binatang liar dan buas. Aku masih ingat saat di mana bertarung dengan naga dan hebatnya ibumu menang melawan naga itu."

~~~ Bersambung ~~~

The Daughter of A Villain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang