~~~ Happy Reading ~~~
Dalam acara pesta awal semester, Harry merasa Profesor Snape tidak menyukainya. Pada akhir pelajaran pertama Ramuan, Harry tahu dia keliru, Profesor Snape bukan tidak
menyukainya melainkan dia membencinya. Pelajaran Ramuan berlangsung di salah satu ruang bawah tanah. Di sini hawanya lebih dingin daripada di kastil di atas dan ruang itu sendiri sudah cukup menyeramkan dengan binatang-binatang diawetkan yang mengapung di dalam tabung-tabung gelas yang berjajar di sepanjang dinding.(Y/n) ingin duduk bersama dengan Ron, Harry dan Hermione, tetapi Draco menariknya sehingga dia tetap duduk di samping anak bersurai putih itu dari keluarga Malfoy.
"Draco, aku ingin duduk dengan sahabatku, Harry."
Draco berdecak kesal. "Tempatmu adalah Slytherin. Di luar Slytherin adalah musuhmu. Lagipula kamu ini bukanlah Gryffindor, melainkan Slytherin untuk apa kamu bergabung dengan orang-orang yang tidak sederajat denganmu."
Draco menarik tangannya dari tangan setelah merasakan panas dari tangan (Y/n). Ekspresi wajah (Y/n) berubah menjadi penuh amarah.
"Aku tidak segan menyakitimu, Malfoy! Jika kamu berani menghina teman-temanku, terutama kalau kamu menghina Harry!"
(Y/n) langsung membuka bukunya dan tidak peduli dengan Draco. Dia masih jengkel dengan Draco karena sudah berani menghina teman-temannya dari Gryffindor terutama menghina Harry.
Snape, seperti Flitwick, memulai pelajaran dengan mengambil daftar absen, dan seperti Flitwick juga, dia terhenti ketika tiba pada nama Harry.
"Ah, ya," katanya pelan. "Harry Potter. Selebriti baru kita."
Draco Malfoy dan kedua pengikutnya, Crabbe dan Goyle, menjengek di balik tangan mereka. Snape selesai mengabsen dan memandang murid-muridnya. Matanya hitam seperti mata Hagrid, tetapi tidak memiliki kehangatan seperti Hagrid. Mata itu dingin dan kosong, dan
membuatmu teringat akan lorong gelap."Kalian berada di sini untuk mempelajari ilmu rumit dan seni membuat ramuan." Jelas Snape kepada seluruh muridnya.
Suaranya tak lebih daripada bisikan, tetapi anak-anak menangkap semua kata yang diucapkannya. Seperti Profesor McGonagall, Snape punya kelebihan yaitu tanpa susah
payah membuat seluruh murid di kelasnya menyimak."Karena tak banyak kibasan tongkat
yang konyol di sini, banyak di antara kalian akan susah percaya ini sihir. Aku tidak berharap kalian benar-benar bisa menghayati keindahan isi kuali yang menggelegak lembut dengan asapnya yang menguar, kekuatan halus cairan-cairan yang merayap merasuki nadi manusia, menyihir pikiran, menjerat akal sehat... Aku bisa mengajar kalian bagaimana membotolkan kepopuleran, merebus kejayaan, menyumbat kematian. Kalau kalian bukan kepala-kepala kosong seperti anak-anak lain yang
biasa kuajar.Kesunyian menyusul pidato pendek ini. Harry dan Ron bertukar pandang dengan alis terangkat. Hermione Granger sudah duduk di tepi tempat duduknya dan kelihatan ingin sekali
membuktikan bahwa dia bukan kepala kosong."Potter!" kata Snape tiba-tiba. "Apa yang kudapat jika aku menambahkan bubuk akar Asphodel ke cairan Wormwood?"
Bubuk apa ke cairan apa? Harry melirik Ron, yang tampak sama begonya seperti dia. Tangan Hermione sudah teracung ke atas.
"Saya tidak tahu, Sir," kata Harry.
Bibir Snape meliuk menjadi cibiran.
"Wah, wah, terkenal jelas bukan segalanya." Snape mengabaikan tangan Hermione. "Kita coba lagi, Potter. Di mana kamu akan mencari jika kusuruh kamu mengambilkan Bezoar untukku?"