~~~ Happy Reading ~~~
"Minggir," terdengar geram dingin Malfoy dari belakang mereka. "Apa kau mencoba cari uang tambahan, Weasley? Kepingin jadi pengawas binatang liar juga setelah meninggalkan Hogwarts, rupanya gubuk Hagrid pastilah seperti istana dibanding rumah keluargamu."
Ron menerjang Malfoy tepat ketika Snape menaiki tangga.
"WEASLEY!"
Ron melepas bagian depan jubah Malfoy.
"Dia diprovokasi, Profesor Snape," kata Hagrid, seraya melongokkan wajahnya yang besar berbulu dari balik pohon.
"Malfoy menghina keluarganya."
"Kalaupun betul begitu, berkelahi dilarang di Hogwarts, Hagrid," tukas Snape. "Lima angka dipotong dari Gryffindor, Weasley, dan berterima kasihlah tidak lebih dari itu. Ayo, semua jalan terus."
Malfoy, Crabbe, dan Goyle menerobos kasar melewati pohon sambil menyeringai, membuat daun-daun cemara rontok berhamburan. (Y/n) kebetulan pada saat itu sedang lewat dan mendengar kalau Draco menghina Ron sekaligus menambah pekerjaan Hagrid. Dia membantu Hagrid membersihkan daun-daun cemara itu.
"Akan kuberi dia pelajaran," kata Ron sambil mengertak gigi di balik punggung Malfoy. "Suatu hari nanti kuberi dia pelajaran..."
"Aku benci mereka berdua," kata Harry."Malfoy dan Snape."
"Ayo, bergembiralah, sudah hampir Natal," kata Hagrid.
"Begini saja, ikut aku dan lihat Aula Besar, bagus sekali."Maka Harry, Ron, (Y/n) dan Hermione mengikuti Hagrid dan pohon cemaranya ke Aula Besar. Profesor McGonagall dan Profesor Flitwick sedang sibuk menangani dekorasi Natal.
"Ah, Hagrid, pohon terakhir... taruh saja di sudut paling jauh."
Aula itu tampak spektakuler. Rangkaian holly dan mistletoe bergantungan di sepanjang dinding dan tak kurang dari dua belas pohon Natal menjulang tinggi di sekeliling ruangan, beberapa berkilau dengan untaian air yang membeku, yang lain berkelap-kelip dengan ratusan lilin.
"Berapa hari lagi sebelum kalian libur?" tanya Hagrid.
"Tinggal sehari," kata Hermione. "Dan aku jadi ingat, (Y/n), Harry, Ron, kita punya waktu setengah jam sebelum makan siang, kita seharusnya ada di perpustakaan."
"Oh, yeah, kau benar," kata Ron, dengan susah payah mengalihkan pandangannya dari Profesor Flitwick yang membuat gelembung-gelembung emas bermunculan dari ujung
tongkatnya dan menggantungkannya di dahan-dahan pohon baru tadi.
"Perpustakaan?" kata Hagrid, mengikuti mereka meninggalkan Aula. "Sehari sebelum liburan? Rajin amat."
"Oh, kami tidak belajar," kata Harry riang. "Sejak kau menyebut Nicolas Flamel, kami berusaha mencari tahu siapa dia."
"Apa?" Hagrid tampak kaget. "Dengar... sudah kubilang...lupakan. Tidak ada hubungannya dengan yang dijaga anjing itu."
"Kami ingin tahu siapa Nicolas Flamel, cuma itu," kata Hermione.
"Kecuali kau mau memberitahu kami, jadi kami tak perlu repot-repot?" Harry
menambahkan. "Kami sudah membuka-buka lebih dari seratus buku dan kami tidak bisa menemukannya di mana-mana... coba beri kami petunjuk, rasanya aku sudah pernah membaca nama itu entah di mana."
"Aku tak mau bilang apa-apa," kata Hagrid dengan datar."Kalau begitu, ya kami cari sendiri," kata Ron.
Mereka lalu meninggalkan Hagrid yang
tidak puas dan bergegas menuju perpustakaan. Mereka memang sudah mencari-cari nama Flamel di buku sejak Hagrid keceplosan. Sebab, kalau tidak, bagaimana mereka bisa tahu apa yang ingin dicuri Snape? Sulitnya, susah
sekali mengetahui dari mana mereka harus mulai, karena tak tahu apa yang pernah dilakukan Flamel yang membuat namanya layak disebut di buku. Dia tidak ada dalam buku Penyihir Besar Abad Dua Puluh atau Nama-nama Terkenal di Dunia Sihir Masa Kini.Namanya juga tak disebut dalam Penemuan-penemuan Penting Sihir Modern dan Perkembangan Terakhir dalam Dunia Sihir. Dan tentu saja, harus diingat, betapa besarnya perpustakaan itu. Berpuluh-puluh ribu buku, beribu-ribu rak, beratus-ratus deret sempit.
Hermione mengeluarkan sederet topik dan judul yang telah diputuskannya akan ia cari, sementara Ron berjalan menyusuri deretan buku dan mulai menarik beberapa di antaranya
secara acak.Harry dan (Y/n) berjalan ke Seksi Terlarang. Selama beberapa waktu dia telah berpikir, jangan-jangan nama Flamel ada di sana. Sayangnya, kau perlu surat keterangan yang ditandatangani salah satu guru untuk bisa meminjam salah satu buku terlarang itu, dan Harry tahu dia tak akan memperoleh surat semacam itu.
Yang ada di bagian ini adalah buku-buku berisi Sihir Hitam manjur yang tak pernah diajarkan di Hogwarts dan hanya dibaca oleh murid-murid kelas lebih tinggi yang pelajarannya tentang pertahanan terhadap ilmu hitam sudah jauh lebih maju.
"Kau cari apa, Nak?"
"Tidak cari apa-apa," jawab Harry.
Madam Pince, petugas perpustakaan,
mengacungkan pembersih yang terbuat dari bulu ayam pada Harry. "Kalau begitu, lebih baik kau keluar. Ayo... keluar!"
Harry menyesal tidak sedikit lebih cepat memikirkan alasan. Harry dan (Y/n) meninggalkan perpustakaan. Bersama Ron dan Hermione, ketiganya sudah sepakat tidak akan bertanya kepada
Madam Pince di mana mereka bisa menemukan Flamel. Mereka yakin Madam Pince akan bisa memberitahu mereka, tetapi mereka tak mau
mengambil risiko Snape mendengar apa yang mereka lakukan. Harry menunggu di koridor, kalau-kalau kedua temannya menemukan sesuatu, tetapi dia tak terlalu berharap. Mereka memang sudah mencari selama dua minggu, tetapi karena hanya mencari pada waktu-waktu di antara pelajaran.Tidaklah mengherankan mereka belum
menemukan apa-apa. Yang mereka butuhkan adalah pencarian panjang tanpa Madam Pince mencurigai mereka. Lima menit kemudian, Ron dan Hermione bergabung dengannya, menggelengkan kepala. Mereka pergi makan siang.
"Kalian akan mencari terus selama aku tak ada, kan?" kata Hermione. "Dan kirim burung hantu padaku kalau kalian menemukan sesuatu."~~~ Bersambung ~~~
![](https://img.wattpad.com/cover/314048886-288-k700245.jpg)