Chapter 49

342 28 1
                                    

~~~ Happy Reading ~~~


Melainkan Quirrell.

"Anda!" Harry kaget.

Quirrell tersenyum. Wajahnya sama sekali tidak berkedut.

"Ya, aku," katanya tenang. "Aku sudah bertanya-tanya apakah aku akan bertemu kau disini, Potter."

"Tetapi saya kira—Snape..."

"Severus?" Quirrell tertawa dan tawanya bukan tawa gemetar seperti biasanya, tetapi dingin dan melengking. "Ya, Severus memang kelihatannya tipe yang cocok, ya? Dirinya sangat berguna, menyambar-nyambar seperti kelelawar liar. Dibanding dia, siapa yang akan mencurigai p-profesor Q-Quirrell y-yang g-gagap dan m-menimbulkan b-belas kasihan?"

Harry tidak mengerti. Ini tak mungkin benar, tak mungkin.

"Tetapi Snape mencoba membunuh saya."

"Bukan, bukan, bukan. Aku yang mencoba membunuhmu. Temanmu, Miss. Granger, tanpa sengaja menabrakku sampai jatuh ketika dia buru-buru mau membakar jubah Snape dalam pertandingan Quidditch itu. Dia memutuskan kontak mataku denganmu. Beberapa detik saja lagi aku pasti sudah berhasil menjatuhkanmu dari sapu. Aku pastilah sudah berhasil sebelumnya, seandainya Snape tidak menggumamkan mantra penangkal, berusaha menyelamatkanmu."

(Y/n) tidak percaya, kalau profesor Snape ternyata mencoba menyelamatkan Harry pada saat pertandingan Quidditch.

"Snape berusaha menyelamatkan saya?"

"Tentu saja," kata Quirrell dingin. "Menurutmu kenapa dia ingin menjadi wasit dalam pertandinganmu berikutnya? Dia berusaha memastikan aku tidak melakukannya lagi. Lucu juga...
dia tak perlu khawatir. Aku tak bisa berbuat apa-apa karena Dumbledore nonton. Semua guru lain mengira Snape berusaha menghalangi Gryffindor menang, dia memang
membuat dirinya tidak disukai... dan benar-benar membuang waktu sia-sia, toh setelah semua usaha itu, aku akan membunuhmu malam ini."

Quirrell menjentikkan jari-jarinya. Tiba-tiba seutas tali membelit Harry erat-erat.

"Lepaskan Harry, profesor!" teriak (Y/n).

"Kau terlalu ingin tahu dan terlalu suka ikut campur kalau dibiarkan hidup, Potter. Berkeliaran di malam Halloween seperti itu, tahu-tahu kau sudah melihatku datang untuk melihat apa yang menjaga batu itu." Quirrell lalu menatap ke (Y/n). "Ah, nona muda, (Y/n). Senang bertemu dengan anda di sini. Tuanku telah mencari-carimu."

"Papa?" gumam (Y/n) dengan pelan.

Quirrell kembali menatap ke Harry.

"Anda yang memasukkan troll itu?"

"Tentu. Aku punya bakat khusus menangani troll, kau pasti sudah melihat apa yang kulakukan terhadap troll di kamar depan itu? Sayangnya, sementara orang-orang lain berlarian mencari troll, Snape, yang sudah mencurigaiku, langsung naik ke lantai tiga untuk menghadangku dan bukan saja troll-ku gagal memukuli kalian sampai mati, si anjing kepala tiga bahkan tidak berhasil menggigit kaki Snape sampai putus."

"Sekarang, tunggu dengan tenang, Potter. Aku perlu memeriksa cermin menarik ini."

Baru saat itulah Harry menyadari apa yang berdiri di belakang Quirrell. Cermin Tarsah.

"Cermin inilah kunci untuk menemukan Batu Bertuah." Quirrell bergumam, seraya mengelilingi bingkainya. "Dumbledore memang cerdik memakai cermin ini.. tapi dia di London... aku sudah jauh dari sini saat dia pulang nanti...."

Yang bisa dipikirkan Harry hanyalah bagaimana membuat Quirrell terus bicara dan mencegahnya berkonsentrasi pada cermin.

"Saya melihatmu dan Snape di hutan...," celetuknya.

The Daughter of A Villain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang