~~~ Happy Reading ~~~
Harry pergi tidur dengan kepala penuh pertanyaan yang sama. Neville mendengkur keras, tetapi Harry tidak bisa tidur. Dia mencoba mengosongkan pikiran karena dia perlu tidur, dia harus tidur, beberapa jam lagi dia akan bermain dalam pertandingan Quidditch-nya yang pertama. Tetapi ekspresi wajah Snape ketika Harry melihat kakinya tidak mudah dilupakan.
Paginya udara sangat cerah dan dingin. Aula Besar dipenuhi aroma lezat sosis goreng dan obrolan riang anak-anak yang sudah menanti-nanti saat menonton pertandingan Quidditch yang seru.
"Kau harus sarapan."
"Aku tak ingin makan."
"Sepotong roti saja." bujuk Hermione.
Harry gelisah. Sejam lagi dia akan berjalan ke lapangan.
"Harry kau butuh tenagamu," kata Seamus Finnigan. "Seeker selalu jadi sasaran serangan tim lawan."
"Terima kasih, Seamus," kata Harry seraya mengawasi Seamus yang memberi saus tomat banyak-banyak ke sosisnya.
"Selamat pagi, Harry!'' (Y/n) melihat ke arah sarapan pagi milik Harry yang belum tersentuh sama sekali. "Kamu belum menyentuh sarapan pagimu, yah? Kamu harus makan, Harry. Nanti kamu bisa sakit saat pertandingan Quidditch."
"Aku kehilangan selera makanku."
"Bagaimana kalau aku melakukannya saat kita masih di rumah pamanmu?"
(Y/n) mengecup pipi Harry. Membuat seluruh penghuni Aula Besar terkejut. Bahkan para guru juga ikutan terkejut. Fred bahkan sampai memuncratkan air minum dari mulutnya ke wajah George.
"Fred! Sialan kau!"
Harry langsung lahap makan sarapan pagi. (Y/n) terkikik geli. Dia pergi ke tempat anak-anak Slytherin sedang makan. Dia duduk di samping Draco.
Pada pukul sebelas, seluruh sekolah tampaknya sudah memenuhi tempat duduk tinggi di sekeliling lapangan Quidditch. Banyak anak yang membawa teropong. Tempat duduknya memang sudah tinggi sekali, tapi kadang-kadang masih tetap sulit melihat apa yang sedang
terjadi. Ron dan Hermione bergabung dengan Neville, Seamus, dan Dean si penggemar West Ham di deret paling atas. Sebagai kejutan untuk Harry, mereka telah membuat spanduk besar dari seprai yang telah dicabik-cabik Scabbers.Tulisannya Potter for President dan Dean, yang pandai menggambar, telah melukis singa besar Gryffindor di bawahnya. Kemudian Hermione
menyihirnya sedikit, sehingga catnya berpendar warna-warni. Sementara itu, di kamar ganti, Harry dan para anggota tim lainnya sedang memakai jubah Quidditch mereka yang berwarna merah (Slytherin akan bermain dengan seragam hijau).Wood berdeham, meminta anggota-anggotanya diam."Oke, men," katanya.
"Dan women." sambung Angelina Johnson si Chaser.
"Dan women." Wood tersenyum. "Ini saatnya."
"Saat penting," kata Fred Weasley.
"Yang sudah lama kita semua nantikan," kata George.
"Kami sudah hafal pidato Oliver." Fred memberitahu Harry.
"Kami sudah masuk tim tahun lalu."
"Tutup mulut, kalian berdua." Wood menegur si kembar Weasley. "Ini tim terbaik yang pernah dimiliki Gryffindor selama beberapa tahun terakhir ini. Kita akan menang. Aku yakin."
Dia membelalak kepada mereka semua, seakan ingin mengatakan, 'Kalau tidak, awas!'
"Betul. Sudah waktunya. Semoga sukses."
Harry mengikuti Fred dan George meninggalkan kamar ganti dan berharap lututnya tidak goyah. Dia bersama dengan pemain Quidditch Gryffindor lainnya memasuki lapangan di bawah gemuruh sorakan.
Madam Hooch menjadi wasit. Dia berdiri di tengah lapangan, menunggu kedua tim, dengan sapu di tangannya.
"Aku menginginkan permainan yang jujur, anak-anak,"
katanya setelah mereka semua berkumpul mengelilinginya.
Harry memperhatikan bahwa Madam Hooch tampaknya bicara khusus kepada kapten Slytherin, Marcus Flint, murid di tahun kelima.Bagi Harry tampaknya Flint punya keturunan darah troll. Dari sudut matanya Harry melihat spanduk yang berkibar di atas para penonton, bertulisankan Potter for President. Jantungnya berdegup. Dia merasa lebih berani.
"Silakan naik ke sapu kalian."
Harry naik ke atas Nimbus Dua Ribu-nya.Madam Hooch meniup peluit peraknya keras-keras. Lima belas sapu meluncur ke atas, makin lama makin tinggi. Pertandingan dimulai.
"Dan Quaffle langsung berhasil ditangkap oleh Angelina Johnson dari Gryffindor, sungguh Chaser luar biasa cewek satu ini, lumayan menarik, lagi..."
"JORDAN!"
"Maaf, Profesor."
Sahabat si kembar Weasley Lee Jordan, adalah komentator pertandingan ini. la diawasi
ketat oleh Profesor McGonagall.
"Dan Angelina benar-benar gesit di atas, lontaran tepat kepada Alicia Spinnet, penemuan baru yang bagus si Oliver Wood, tahun lalu cuma cadangan. Kembali ke Angelina dan... tidak, Slytherin berhasil merebut Quaffle, kapten Slytherin, Marcus Flint, berhasil merebut Quaffle dan meluncur menjauh-Flint terbang bagai elang di atas sana-dia akan mencetak go-tidak, dihentikan oleh gerak hebat Keeper Gryffindor, Wood, dan Gryffindor kembali memegang Quaffle itu Chaser Katie Bell dari Gryffindor, menukik manis mengitari Flint, naik lagi dan-OUCH-pasti sakit sekali, belakang kepalanya dihantam Bludger. Quaffle berhasil direbut Slytherin Adrian Pucey melesat menuju gawang, tetapi dia diblok oleh Bludger kedua, yang dilemparkan ke arahnya oleh Fred atau George Weasley, tak bisa membedakan yang mana, yang jelas gerakan bagus dari Beater Gryffindor, dan Angelina kembali memegang bola, tak ada halangan di depannya dan dia meluncur-benar-benar terbang, menghindari Bludger yang melaju cepat ke arahnya- gol di depannya. Ayo, ayo, Angelina-Keeper Bletchley menukik, dan lolos-GOL UNTUK GRYFFINDOR!"
Sorakan anak-anak Gryffindor membahana menembus udara dingin, ditingkah jerit sesal dan ratapan anak-anak Slytherin.
"Geser sedikit."
"Hagrid!"
Ron dan Hermione merapat untuk memberi cukup tempat bagi Hagrid untuk bergabung bersama mereka.
"Dari tadi nonton dari pondokku," kata Hagrid sambil membelai teropong besar yang
tergantung di lehernya. "Tapi tidak seseru kalau ada di sini. Snitch-nya belum kelihatan?"
~~~ Bersambung ~~~
![](https://img.wattpad.com/cover/314048886-288-k700245.jpg)