"Lo ngerasa Ghaiska sekarang aneh?"
"Hm." Gavriil mengangguk. "Kemarin dia minta batalin pertunangan ke gue."
Di kelas, mereka bertiga duduk melingkar di belakang kelas. Memerhatikan cewek yang duduk sendirian di sudut kelas sedang membaca novel dengan ear phone terpasang di kedua telinganya. Jam ke satu sampai dua guru tidak masuk karena ada rapat. Membuat kelas menjadi ramai seperti pasar.
"Dia nendang aset gue bangsat." sahut Cullen. Terlihat kesal mengingat kejadian kemarin.
Pana tertawa. "Ngomong-ngomong sejak kapan dia jadi diem gitu?" tanyanya bingung.
Biasanya Ghaiska akan selalu menempeli Gavriil setiap saat. Jika Gavriil mengusirnya secara kasar, Ghaiska memasang ekspresi cemberut sambil berjalan-jalan keluar kelas membuli anak-anak lain yang menurutnya menjengkelkan. Tidak berdiam diri seperti anak Introvet.
"Sejak gue dorong dari kamar mandi sampe kebentur bak kolam." jawaban Gavriil membuat Pana melotot. Sedangkan Cullen bersikap biasa saja. Seolah-olah yang dilakukan temannya adalah hal kecil.
"Serius lo?"
Gavriil mendengkus. "Dia pantes dapetin itu. Ghaiska udah keterlaluan ngunciin Erita di gudang sekolah seharian. Gue cuma bales sedikit."
"Inget dia itu perempuan. Jangan terlalu kasar, Gav." Pana menasehati. Diantara mereka bertiga hanya dia yang tidak membenci Ghaiska. Karena cewek itu juga tidak mengganggunya sama sekali. Meskipun sesekali Pana dibuat geram dengan sifat Ghaiska yang terlalu agresif. Seperti perempuan murahan luaran sana.
"Lagi pula dia tunangan lo inget? Lo bisa kena masalah kalau orang tua kalian tahu sifat kasar lo sama Ghaiska. Lo bahkan pacarin temen tunangan lo sendiri."
Sedangkan Cullen, temannya itu terlihat menyukai Erita. Gavriil mungkin juga menyadarinya. Pana kira hubungan pertemanan mereka akan hancur karena menyukai orang yang sama. Namun ketika Gavriil dan Erita sudah pacaran, Cullen terlihat biasa saja. Seolah-olah sudah merelakan Erita dengan Gavriil.
Tapi saat Erita terluka karena Ghaiska, dia akan membalas perbuatan Ghaiska diam-diam tanpa sepengetahuan mereka. Pana mengetahuinya. Karena dia yang paling dekat dengan Cullen. Dia tahu sifat Cullen luar dalam. Pana hanya diam tidak terlalu peduli. Menurutnya diam lebih baik dari pada mencampuri urusan orang lain.
"Hm." Gavriil berdeham. "Kalau dia berulah lagi, gue gak janji dia bakal baik-baik aja."
***
Cewek itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Membolak-balik buku secara acak berusaha fokus.
Dia diawasi.
Seka melihat sekeliling kelas penasaran. Begitu matanya bertabrakan dengan mata tajam Gavriil, dia memalingkan wajahnya. Berpura-pura membaca buku walau sebenarnya dia sangat gugup setengah mati.
Gue salah apa njir.
Seka merasa tidak melakukan apapun yang memancing amarah tunangannya. Yang dilakukannya hanya mojok dikelas sambil membaca buku saja. Hari ini dia juga tidak menyakiti Erita. Lalu kenapa cowok itu menatapnya tajam?
Sensi amat kayak anak perawan.
Seka mencibir dalam hati.
Kepalanya iseng menengok ke belakang kelas lagi. Hembusan napas lega keluar dari mulutnya saat Gavriil sedang bermain ponsel dan tidak menatapnya lagi. Begitu melirik ke sebelah kanan tunangannya, Seka di buat terkejut kembali ketika seorang cowok menatapnya tajam. Seka menutup wajahnya dengan buku. Jantungnya berdegup kencang. Cowok itu yang kemarin dia tendang anunya. Seketika Seka menyesal telah melakukan hal nekat kemarin.
Cullen Effendy.
Salah satu teman Gavriil yang mencintai Erita. Sayangnya cintanya bertepuk sebelah tangan. Erita lebih memilih Gavriil. Karena dia pikir cinta yang tulus tidak harus memiliki, dia merelakan Erita dengan sahabatnya asal perempuan yang dia sukai bahagia. Cowok ini lumayan merepotkan.
Pembenci Ghaiska karena telah melukai sang pujaan hatinya. Dia tidak terlibat dalam penculikannya. Cullen hanya membalas dendam di balik layar. Tidak ragu melakukan kekerasan fisik pada perempuan sepertinya. Sebelas dua belas seperti Gavriil.
Sebisa mungkin Seka tidak boleh berurusan dengan laki-laki itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekalantha
Teen FictionSeka Alantha tidak mengira setelah jatuh dari tangga dia bertansmigrasi ke dalam novel yang dia baca. Menjadi tokoh antagonis yang dibenci semua orang. Ghaiska Lavana. Cewek galak, agresif, dan kasar. Akan mati ditangan tunangannya dan kakak kandun...