Erita tidak menyangka jika Ghaiska mau berteman kembali padanya. Rasa senang tentu membuncah dalam dadanya. Dia pikir ini mimpi tapi saat dia mencubit pipinya dan terasa sakit, Erita tersenyum lebar. Setelah 3 bulan lamanya dia bermusuhan dengan Ghaiska, akhirnya dia bisa menjalin persahabatan seperti dulu kembali.
Bagaimanapun kelakuannya sudah kelewatan. Merebut tunangan temannya sendiri itu jelas bukan perbuatan yang baik. Apalagi mereka berteman sejak kecil. Namun Erita tidak bisa melepaskannya begitu saja. Dia sudah jatuh cinta setengah mati dengan Gavrill. Dia tidak mudah melupakannya. Disisi lain Erita ingin masih berteman baik dengan Ghaiska. Dia sadar sangat egois.
"Udah?" tanya Seka saat Erita melamun.
"Bentar." Erita berkedip. Dia menyisir rambut Seka telaten lalu menguncirnya menjadi dua. Erita bertepuk tangan sekali. "Selesai."
Seka mengambil cermin. Dia menatap pantulan wajahnya sendiri kemudian meringis. Masing-masing kuncirannya tersemat jepit rambut motif bunga-bunga berwarna pink. Dia diperlakukan seperti anak kecil. "Bagus." puji Seka.
Hening.
Seka menggaruk pipinya yang tak gatal. Dia merasa canggung saat Erita menatapnya begitu lama. Seka berusaha mengabaikan. Dia memerhatikan tubuh Erita. Cewek itu memiliki banyak lebam di bagian tubuhnya. Ada juga bekas luka yang terlihat sudah lama. Seka tidak akan bertanya, sekali lihat dia sudah tau dari mana asalnya.
Selain pembulian yang dilakukan Ghaiska, semua orang membenci Erita karena telah berpacaran pada cowok most wanted disekolahnya. Tak jarang dari mereka membuli Erita secara diam-diam. Karakter Erita yang lemah lembut membuat dia dicap lemah. Sebelumnya Erita termasuk murid yang disegani karena merupakan sahabat Ghaiska. Namun saat pertemanan mereka hancur, murid lain mulai berani membulinya.
Berbeda dengan Ghaiska, ketika kabar pertunangan mereka tersebar, tidak ada yang berani mengusiknya. Mereka hanya memasang ekspresi kecewa saat cowok paling tampan disekolahnya sudah mempunyai pasangan. Selain memiliki kekuasaan yang tinggi, Ghaiska termasuk jajaran siswi pemberani. Dia tidak segan menghabisi siapapun yang bermasalah dengannya. Membuat mereka berfikir dua kali sebelum berhadapan dengannya. Jika ada yang nekat, esoknya murid itu akan dikeluarkan dari sekolah.
"Kenapa?" tanya Erita saat Seka terlihat berpikir.
"Luka kamu." Seka berkata ragu-ragu. Sejak awal dia heran setiap Erita dibuli, cewek itu tidak pernah menangis sama sekali. Seberapapun luka yang tertoleh ditubuhnya yang diberi Ghaiska, Erita hanya tersenyum sambil menatapnya penuh rasa bersalah. "Itu... nggak sakit?"
"Enggak." Erita tersenyum. Dia mengusap lengannya yang terluka lalu mengimbuhkan, "biasa aja."
Hah?
"Percaya atau nggak dari kecil aku nggak bisa ngerasain sakit. Mau terluka separah apapun rasanya biasa aja. Awalnya dulu aku pikir ini hebat. Aku kayak pahlawan yang nggak bakal tumbang walau disakitin terus-menerus." Erita terkekeh.
Empat bulan yang lalu dia pergi ke rumah sakit. Tidak merasakan sakit bukan hal yang menyenangkan. Erita merasa menderita. Begitu dokter berbicara dia mengidap Congenital insensitivity to pain with Anhydrosis (CIPA). Penyakit langka di mana penderita tidak merasakan sakit pada tubuhnya.
Seka termenung. Dia pernah menemukan jenis penyakit ini di bukunya. Namun dia tidak menyangka akan ada orang yang mengalaminya. Pantas saja Erita tidak merasakan sakit sama sekali.
Masalahnya ...
Kenapa di dalem novel nggak ada penjelasan Erita sakit kayak gini?
"Tapi lama-lama aku muak. Aku ngerasa beda sama yang lain. Walau bagaimanpun aku tetep manusia pengin ngerasain rasa sakit kayak kalian juga." Erita tersenyum samar. Mungkin menurut sebagian orang ini menyenangkan. Tidak merasakan sakit itu adalah hal yang luar biasa. Tapi dia tidak merasakan itu Erita justru sengsara dengan penyakit ini. Erita pernah mencoba menyakiti dirinya sendiri, dia menggenggam erat pecahan kaca di tangannya berharap merasakan sakit. Hingga darah merembes keluar dari sela-sela jarinya dia tidak merasakan apapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekalantha
Teen FictionSeka Alantha tidak mengira setelah jatuh dari tangga dia bertansmigrasi ke dalam novel yang dia baca. Menjadi tokoh antagonis yang dibenci semua orang. Ghaiska Lavana. Cewek galak, agresif, dan kasar. Akan mati ditangan tunangannya dan kakak kandun...