17

177 16 1
                                    

Bab ini panjang sekaleeee (menurut saya) 2000 kata lebih lho~

***

Dikehidupan asalnya Seka Alantha adalah murid pendiam. Dia tidak cantik ataupun pintar. Tidak ada kelebihan apapun dalam dirinya yang dapat membuatnya terkenal di lingkungan sekolah. Apalagi kepribadiannya yang selalu menyendiri di pojok kelas serta jarang berbicara, dia di anggap aneh oleh teman sekelasnya. Tidak ada yang sudi berteman dengannya.

Merasa dirinya menyedihkan karena selalu sendirian, Seka pernah mencoba berbaur dengan mereka. Namun yang dia dapat justru hinaan dan usiran yang menyakitkan hati. Membuat Seka semakin menutup diri dan tidak pernah tersenyum lagi. Beberapa orang yang melihatnya menganggapnya sombong dan belagu. Tapi Seka tidak pernah mempedulikannya.

Toh, apapun yang dia lakukan akan selalu salah dimata mereka.

Ketika istirahat pun Seka gunakan untuk pergi ke perpustakaan. Menghabiskan waktunya untuk membaca novel. Seperti biasa saat kakinya menginjak perpustakaan, kondisinya begitu sepi dan tenang karena mereka lebih memilih pergi ke kantin. Menyusuri rak yang berisi novel remaja Seka mengambil 3 novel sekaligus lalu memeluknya erat. Dia berjalan menuju sudut ruangan tempat favoritnya.

Seka duduk. Lalu dengan lagak macam juragan kaya seperti di film-film, kedua kakinya dia letakan diatas meja. Seka cengengesan sendiri. Mengambil salah satu novel yang cukup menarik, Seka mulai membacanya. Sisanya dia letakan novel dan buku tulis yang dia bawa tadi di atas meja.

Beberapa menit terlewati Seka terlihat masih tenang, tapi tidak bertahan lama karena ...

"Cowok tolol emang." Seka bergumam pelan. Tangannya menepuk pahanya kesal saat si tokoh utama lebih membela teman masa kecilnya yang jelas-jelas salah dari pada kekasihnya.

"Nih cewek lagi bloonnya melebihi gue ternyata."

Lalu tak lama Seka senyum-senyum sendiri. "Dia yang di gombalin, gue yang baper. Kampret."

Keadaan kembali hening. Seka masih terhanyut dalam bacaan. Sebelum–

"Astaga." Seka tiba-tiba menutup matanya kaget menggunakan tangan. Lalu segera menutup novel itu cepat. Jantungnya berdegup kencang. "Buset delapan plus." Seka bergumam linglung.

Seka jelas bukan cewek polos yang tidak tahu hal begituan, tapi dia tidak pernah membaca novel dewasa. Dia tahu dari teman-teman sekelas yang sering membahas hal-hal seperti itu secara blak-blakan. Seka tidak bermaksud menguping, salahkan saja teman sekelasnya yang berbicara terlalu keras sehingga dia mendengarnya.

Oleh karena itu ketika pertama kali dia membacanya, Seka merasa penasaran sekaligus deg-degan. Dia mengintip dari sela-sela jarinya. Dia sudah membaca hampir setengah buku, rasanya sayang jika tidak diselesaikan. Apalagi Seka sudah terlanjur kepo dengan isi cerita.

"Ah, nggak apa-apa. Umur gue bulan depan delapan belas tahun. Udah cukup umur buat baca kayak ginian kan?" Seka bertanya pada dirinya sendiri sambil cengengesan. Namun sebelum dia kembali membuka novel itu lagi, dia kembali ragu.

"Dosa nggak sih?"

"Dosa."

"Beneran do–" ucapan Seka terputus ketika sadar ada suara lain yang menyahuti perkataanya. Dia meluruskan pandangan lalu dibuat terkejut saat di depannya ada cowok jangkung yang menatapnya geli. Refleks Seka membuang asal novel di tangannya yang langsung di ambil cowok itu.

"Kenapa di lempar? Nggak jadi baca?" katanya mengejek.

Wajah Seka memerah malu. Demi apa dia terciduk ingin membaca novel dewasa?! Seka menutupi mukanya dengan tangan. Rasanya dia ingin mati sekarang juga. Apa kata orang nanti jika mereka tahu Seka yang pendiam dan aneh ternyata mesum?!

SekalanthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang