25

137 10 3
                                    

Niatnya pulang sekolah untuk berleha-leha seketika sirna saat melihat pintu kamar terbuka menampilkan kondisi kamarnya yang berantakan. Seka berdiri mematung di depan pintu. Dia mengedarkan pandangan melihat barang-barang miliknya sudah berserakan di atas lantai. Sementara sang pelaku sedang mengobrak-abrik isi lemarinya. Melempar pakaian miliknya secara asal.

"Kakak ngapain?" tanya Seka takut.

Alveno tak menjawab. Dia justru segera berdiri setelah menemukan apa yang dia cari. Sebuah uang dalam amplop dia masukan ke dalam jaketnya. Lalu beranjak pergi tanpa melirik Seka.

"Minggir!" Alve membentak saat Seka menghalangi pintu kamar. Membuat Seka tersentak kaget lalu segera menyingkir.

"Kakak ambil uang aku buat apa?" Seka bertanya pelan. Sebenarnya Seka sangat takut untuk berbicara dengan Alveno. Tapi mau bagaimana lagi? Kedua orangtuanya sedang pergi keluar kota hingga tiga hari ke depan. Mereka hanya menitipkan uang cash padanya untuk uang sakunya. Sedangkan Ghaiska tidak memiliki tabungan sedikitpun. Jika Alveno mengambil semua uangnya dia makan apa saat di sekolah?

Lagipula Seka yakin Kakaknya juga diberi uang saku sepertinya. Lalu mengapa Alveno mengambil uang miliknya?

"Bukan urusan lo." Alveno berkata ketus.

"T-tapi itu uang aku." Seka mundur ketakutan saat Alveno berbalik menatapnya tajam. Dia berkata gugup. "N-nanti di sekolah a-aku makan apa kalo Kakak ambil semuanya?"

"Lo punya tunangan kan?" Alveno tersenyum remeh. "Tinggal minta aja sama dia."

"Baru tunangan Kak. Belum jadi suami." Seka menggeleng. Dia mengulurkan tangan ke jaket Alveno ingin mengambil uangnya kembali namun cowok itu menepisnya kasar. Membuat Seka mengaduh pelan. "Kakak, sakit."

"Sekarang ini duit gue! Lo nggak ada hak buat ambil lagi!" katanya tajam. Lalu beranjak pergi menuju kamar. Sementara Seka dengan setia mengikuti. Kemudian tersentak kaget saat Alveno tanpa rasa kasihan membanting pintu kamarnya keras tepat di mukanya.

Anjing kaget gue!

Hanya beberapa menit Alveno sudah keluar kamar dengan kaos berwarna hitam dipadukan jaket jeans yang melekat ditubuhnya. Rambutnya yang acak-acakan menambah kesan badboy pada diri Alveno. Sesaat Seka dibuat terpesona. Wajah Alveno -Kakak Ghaiska- sangat tampan. Kalau saja Alveno bukan Kakaknya sudah pasti Seka naksir berat.

Subhanallah gantengnya.

Seka mengusap wajahnya berusaha sadar.

"Kak Alve mau kemana?" tanyanya ketika Alveno menuruni tangga keluar rumah. Seka berlari mengikuti. "Kakak jangan pergi."

Duit gue! Lo mau bawa kemana duit gue bazeng?!

Alveno mengabaikan. Cowok itu menyalakan motornya lalu meninggalkan pekarangan rumah. Membuat Seka merutuk kesal.

"Nggak Alve nggak Cullen semuanya sama aja! Cuma bisa bikin kesel doang!"

***

Hatchi!

Hatchi!

Cullen mengusap hidungnya yang terasa gatal. Dia berdecak kesal saat Pana yang sedang tiduran di atas kasurnya dengan iseng melempar bantal ke kepalanya hingga kepalanya terdorong ke depan.

"Anjing lo Pan!" Cullen memaki. Pana cengengesan. Sementara Gavrill sedang duduk di sofa melakukan video call dengan Erita. Membuat Cullen membuang muka saat melihatnya.

"Cullen kenapa Gav?" tanya Erita di seberang sana ketika mendengar umpatan Cullen.

"Lagi mikirin lo, Er." Pana menyahut. Lalu mengaduh sakit saat Cullen melemparnya dengan remot tv.

SekalanthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang