15

205 17 2
                                    

Hai.

Setelah sekian lama saya up lagi wkwk. Sori. Akhir-akhir ini saya lebih suka baca novel dari pada nulis muehehe.

Happy reading ^_^

***

"Lagi apa sih lo?" pertanyaan dari Cullen membuat Seka yang baru saja keluar kelas tersentak kaget.

"Erita nungguin lo di kantin. Kenapa lo gak dateng-dateng?" Cullen berdecak. Gara-gara Seka yang terlalu lama datang ke kantin, dia jadi kena imbasnya harus kembali ke kelas untuk menjemput Seka. Tentunya itu atas perintah Gavrill, mana mau cowok itu menghampiri Seka secara sukarela?

"K-kan udah bilang ntar nyusul." Seka berkata gugup. Lalu langsung menunduk ketika cowok itu memelototinya.

"Lo kelamaan bego." Cullen menyahut ketus. Dia berjalan mendahului menuju kantin. Sementara Seka mengikutinya dari belakang. "Tenaga gue kebuang gara-gara nyusulin lo. Nyusahin banget."

"Aku nggak minta di susul padahal."

"Ngomong apa tadi lo?" Cullen berbalik lalu melotot galak.

"A-aku nggak nyuruh kamu nyu– SAKIT!" Seka menjerit saat Cullen melayangkan sentilan keras pada dahinya.

"Berani jawab lagi lo?!"

"S-sakit." mata Seka berkaca-kaca sambil menyentuh dahinya. Dahinya yang terbentur pintu saja masih nyut-nyutan kini di tambah sentilan Cullen yang tak kira-kira kerasnya.

BANGKE! LO KIRA INI NGGAK SAKIT SAT?!!

"Nggak usah lebay. Gue nyentil lo itu pelan."

PELAN GUNDULMU!!

"Apa-apaan tatapan lo? Nggak terima?" Cullen mendelik melihat ekspresi kesal yang Seka tunjukan. Sebelum tangannya  menyentil dahi Seka lagi cewek itu dengan cepat menghindar sambil menutupi dahinya. Cullen menggertakan giginya geram saat Seka menatapnya seolah mengejek. Dia mengangkat tangannya kembali ke sisi kanan bermaksud menyentil telinga Seka. Namun Seka segera menutup kedua telinganya menggunakan tangan membuat Cullen tersenyum penuh arti dengan cepat pindah haluan lalu menyentil dahi Seka keras.

Seka mengaduh.

"SAKIT!" Seka memegang dahinya kesakitan. Air matanya mulai mengalir menyusuri kedua pipinya. Bibirnya melengkung lalu tak lama kemudian isakan mulai terdengar. Semua orang di dunia ini selalu bersikap jahat padanya. Dia tidak pernah mengganggu siapapun tapi semua perilakunya di anggap salah.

Mereka menjadi pusat perhatian. Namun tidak seorangpun berani mendekati mereka berdua.

Sementara itu senyum puas yang tersemat di wajah Cullen tadi berganti menjadi panik. Dia membekap mulut Seka reflek lalu mendorongnya ke tembok membuat Seka meringis punggungnya terbentur cukup keras.

"Diem tolol! Banyak yang liatin." bisik Cullen pelan.

Bahkan setelah Cullen berbuat jahat padanya, cowok itu malah mengatai dirinya tolol. Seka semakin terisak. Dia bahkan tak peduli menjadi pusat perhatian. Sorot matanya menatap Cullen penuh dendam. Seka balas mendorong Cullen kemudian dia segera berlari meninggalkan cowok itu membuat Cullen terkejut.

"Ghaiska! Lo mau kemana?!" teriaknya keras.

Seka berhenti sejenak. Berbalik menatap Cullen penuh air mata. Menghentakkan kakinya kesal, Seka balas berteriak marah. "Aku... aku bakal aduin ke Erita atas kekerasan tadi!!"

Lalu dia kembali berlari.

"Jangan! Ntar Erita marah sama gue, Ghaiska!" Cullen mengejarnya panik.


SekalanthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang