3. 'Kerajaan Timur Laut' Bagian I

98 16 0
                                    

Hadriel Aldhernoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hadriel Aldhernoon

Hadriel Aldhernoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xavier as Khadra

***

Setelah Menyusuri perjalanan berhari-hari dengan kudanya, malam ini Xavier tiba di sebuah gurun yang berada di Negeri Timur Laut. Ia membawa tunggangan kesayangannya untuk beristirahat sejenak di sebuah padang dengan bebatuan besar melingkupinya. Cuaca malam yang begitu dingin hingga menusuk kulit, membuatnya mau tak mau harus susah payah mencari bahan untuk membuat perapian.

Begitu perapian menghangatkan tubuhnya, tiba-tiba rasa kantuk menyerang Xavier yang kini tengah duduk meringkuk di depan api. Baru saja hendak menutup matanya, terdengar suara derapan kaki kuda yang membuat matanya kembali terjaga. Dengan sigap ia segera mengambil sarung pedangnya & dengan penuh waspada mengendap di balik bebatuan besar di sana.

Betapa kagetnya ia saat melihat se ekor kuda coklat yang begitu tinggi & cantik terawat kini berlarian kecil mengitari padang pasir tandus di dekatnya. Rasa waspada Xavier akhirnya berubah menjadi senyuman cantik saat melihat binatang yang selalu jadi temannya dari kecil. Perlahan ia berjalan ke arah kuda tersebut dengan hati-hati.

"Hai! Sedang apa kau di tempat begini kawan?" ucapnya, selangkah demi selangkah mendekati kuda coklat yang kini terlihat agak berontak itu. "Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu."

Entah memiliki energi apa tiba-tiba saja kuda tersebut terlihat jinak saat telapak tangan Xavier menyentuh leher atasnya. Dengan lantangnya hewan itu mengikik bak menemukan Tuannya. Spontan senyum senang pun terlukis di wajah cantik Xavier.

"Kau tersesat, ya? Atau... mencari Tuanmu?" ucapnya.

Perhatian Xavier pun tersita saat melihat lambang di sebuah kalung aksesoris pengekang leher hewan berkaki empat tersebut. "Jadi kau, kuda Kerajaan, ya?"

Baru saja hendak melihat logo tersebut, entah dari mana tiba-tiba sebuah anak panah melesat ke arahnya. Dengan kemampuan bertarung yang tak bisa di anggap remeh, Xavier berkelit beberapa senti dari anak panah yang kini telah menancap dalam di atas permukaan pasir. Tak lama berselang suara derapan kaki kuda terdengar, terlihat 4 orang pria dengan pakaian khas pengawal Kerajaan kini mengepung keberadaan Xavier.

XAVIER & THE 7 PRINCES OF THE WINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang