33. 'Hilangnya Seberkas Cahaya'

17 7 0
                                    

Sebuah serangan balik di lancarkan Johann, memaksa Jasiel harus menerima serangan kejut dahsyat dari sang makhluk yang seketika membuat tubuhnya terpental jatuh menyusuri tanah.

"Kena kau!" Johann tertawa bangga seakan tak pernah mengalami kegagalan karena telah berhasil menjatuhkan Jasiel.

Di luar dugaan, sebuah titik hitam berdiameter kurang lebih seukuran awan hujan muncul dari arah belakang di mana makhluk tersebut berada.

"Titik hitam apa itu?" Semua yang melihat di buat penasaran.

Jasiel bangkit & menjatuhkan kain yang selalu menutup kedua matanya ke tanah. Sang makhluk kembali menghimpun kekuatannya saat Jasiel mencoba berdiri. Jilatan petir terlihat menyelimuti tubuh makhluk itu.

Jasiel mengangkat tangannya sejajar dengan makhluk & titik hitam yang kini diameternya makin melebar itu. Semua yang ada di sana sejenak takjub dengan apa yang mereka lihat.

"Apa itu?!" Semua musuh terfokus dengan kekuatan besar itu.

"Mereka terlalu meremehkannya!" Aillard menyeringai.

Berbeda dengan sekutunya yang lain, ada sedikit rasa kebanggaan tersendiri di hati Vietch saat menyaksikan kehebatan yang di tunjukkan salah satu menantunya tersebut.

"Mundur!" teriak Jasiel. "Selamatkan diri kalian!"

Pemimpin pasukan pun meneriakkan komando yang di berikan Jasiel. Semua yang ada di sana berbondong mundur menjauhi area peperangan mereka.

Mirip dengan lubang angin, lubang hitam tersebut menyedot apa pun yang ada di hadapannya tanpa pandang bulu. Makhluk itu pun berteriak saat perlahan tubuhnya mundur mendekati lubang hitam.

"Tidak akan kubiarkan!"

Tak tinggal diam, Johann memberikan tambahan energi sihirnya untuk menghindari makhluk energi buatannya itu tersedot ke lubang tersebut. Tarik menarik pun terjadi.

Sepanjang tarik menarik itu berlangsung energi Johann mulai menunjukkan batasannya, hingga sedikit demi sedikit pergulatan itu akhirnya di menangkan Jasiel. Makhluk itu tersedot perlahan ke dalam lubang yang diameternya terlihat lebih kecil dari ukuran tubuhnya tersebut.

Karena ukuran & energi sihir sang makhluk yang di luar dugaan, energi yang di miliki Jasiel pun perlahan terkuras & mencapai batasnya.

"Tidak, jangan sekarang!" ucapnya.

Lubang hitam itu perlahan menyempit setelah menyedot setengah dari bagian tubuh makhluk tersebut.

"Ini seharusnya tidak di lakukan sekarang, tapi ... aku tidak keberatan kehilangan cahaya di mataku demi sesuatu yang kuanggap benar!"

Kedua mata Jasiel yang tertutup selama pertarungan kini terbuka lebar, iris kecokelatan kini menyuling warna menjadi biru gelap.

Dengan ajaib kekuatannya pun bertambah kembali, lubang yang semula hendak mengecil, kembali terbuka lebar & menelan sisa tubuh monster tersebut bersamanya.

Bersamaan dengan itu tubuh Johann ambruk melemah & jatuh tak berdaya karena energi sihir yang tiba-tiba terkuras habis di luar kendalinya.

"Kau?!"

"Lewat orang ini aku akan menjelaskan rasa penasaranmu, selain energi yang kau lepaskan lewat makhluk tadi, lubang hitam yang kubuat dari energi mata kananku ini dapat menyedot energi penggunanya juga."

Tiba-tiba darah bercipratan menghiasi wajah Jasiel. Orang yang semula di kira adalah Raja dari Kerajaan Samudera itu tiba-tiba berubah menjadi se onggok mayat kering mengerikan.

XAVIER & THE 7 PRINCES OF THE WINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang