Sinar terang cahaya rembulan terlihat gelap tertutup beberapa lembar awan malam, di temani suara ringkikan hewan malam yang menyelimuti camp unit barisan depan, terdengar berpadu menciptakan harmoni malam yang damai.
Seketika malam damai itu berubah ketika serigala milik Dacian bertingkah aneh & secara tiba-tiba melompat masuk menuju lingkungan camp unit medis sektor timur. Di sana ia mengamuk & menyerang orang-orang yang tengah berjaga, hening malam pun berubah menjadi gaduh seketika.
Bersamaan dengan itu, suara jeritan terdengar dari arah camp yang di huni oleh Dacian. Seorang pelayan menemukan sang Raja tengah terlibat pergulatan, tubuhnya yang bersimbah darah itu terlihat begitu susah payah menghadang serangan.
“Kendalikan dirimu Xavier! Ada apa denganmu?!” teriak Dacian.
Tak berselang lama Aillard pun muncul dengan paniknya.
“Apa yang terjadi?!”
“Y-Yang Mulia Ratu ...?”
Pelayan itu menunjuk ke arah di mana Xavier tengah berusaha keras menyerang sang suami dengan sebuah tusuk rambut emas yang di pegangnya.
“Xavier ... ?!”
Di tengah situasi sulit tersebut seorang prajurit tiba-tiba datang dengan tergesa.
“Yang Mulia! Minsi mengamuk di camp unit medis sektor timur!”
“Apa?!” Aillard begitu kaget.
“Apa yang terjadi sebenarnya?” geram Dacian.
Karena lengah, ujung tajam tusuk rambut milik Xavier berhasil kembali melukai Dacian.
“Akh!” ia menahan rasa sakitnya.
Saat hendak menusuk kembali, Aillard segera menghentikan & mengangkat tubuh Xavier menjauh.
“Pergilah! serahkan Xavier padaku!”
“Baiklah.”
Dengan langkah tertatih menahan luka, Dacian segera mengambil jubah untuk menutupi luka di tubuhnya, & keluar menaiki tunggangannya. Begitu tiba di camp medis sektor timur, Dacian amat terkejut ketika melihat ukuran tubuh Minsi yang tiba-tiba membesar tanpa komando darinya.
“Apa yang terjadi?!”
Garren yang kebetulan berada di sana untuk mengamankan situasi segera menghampiri Dacian.
“Aku sendiri pun tidak mengerti, Minsi tiba-tiba saja datang mengamuk & menghancurkan salah satu camp tempat persediaan obat-obatan. Beruntung kami berhasil mengevakuasi obat-obatan yang tersisa ke tempat yang lebih aman.”
Garren terkejut saat melihat darah yang keluar dari ujung bibir & beberapa luka tusuk di tubuh Dacian.
“Apa terjadi sesuatu di camp unit barisan depan?”
“Akan kuceritakan nanti setelah tahu apa yang terjadi sebenarnya di sini. Sekarang, perintahkan semuanya untuk mundur!”
Mengerti akan komando yang di berikan, Garren pun mengangguk.
“Mundur!” teriaknya.
Seketika semua yang ada di sana mundur serempak jauh di belakang Dacian. Menyadari kehadiran sosok sang majikan, Minsi tiba-tiba menggeram & mundur selangkah.
“Mari kita lihat siapa yang berani ikut campur dalam urusanku ini?”
Dacian mengulurkan tangannya beberapa meter dari hadapan Minsi, tiba-tiba sang serigala merunduk tanpa perlawanan. Sebuah tanda yang entah sejak kapan ada di dahi Minsi tiba-tiba bereaksi & memancarkan cahaya kemerahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
XAVIER & THE 7 PRINCES OF THE WIND
Fantasykebencian merupakan emosi yang sangat kuat, sama kuatnya dengan cinta. Ia melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, dan antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk menghindari, menghancurk...