28. 'Keputusan'

25 5 0
                                    

"Waw, siapa ini? Serigala hitam dari Selatan ikut dalam acara ini rupanya. Suatu kehormatan untukku, dapat melihat atraksi kekuatan luar biasamu, Pangeran!" tutur Geoffrey santai, sambil memberikan hormat.

"HENTIKAN OMONG KOSONGMU, RUTHERFORD!" geram Dacian.

Kedua pengawal Dacian pun segera mengunci pergerakanya yang hendak berlari ke tengah-tengah sana. Melihat itu Nathaniel pun bergegas membantu untuk meredam emosi Dacian.

"Tenangkan dirimu, Dacian! Ini hanya akan menambah penghinaan untuk Xavier!" Nathaniel mencoba mengingatkan tindakan Dacian.

"Itu benar Yang Mulia, Anda baru saja jadi seorang pemimpin Kerajaan."

Melihat reaksi janggal yang di tunjukkan Dacian, Geoffrey menyeringai & mencoba memancing amarahnya makin memuncak.

"Kau marah? Tapi, kenapa? Apa karena p*lacur ini?"

"TUTUP MULUTMU!"

Sebuah teriakan brutal & nafas yang mulai memburu seolah siap menerkam keberadaan Geoffrey di sana.

Nathaniel & yang lainnya terlihat amat kewalahan memegangi tubuh Dacian yang begitu memberontak karena tak kuasa membendung segala amarah yang melahap habis kesabarannya dari awal.

"Ini keterlaluan! Mereka telah berani merendahkan seorang wanita di hadapan semua orang, apa kalian akan diam saja saat makhluk pencetak generasi penerus kalian di lecehkan seperti ini?!" Dacian begitu bersungut-sungut.

Nathaniel hanya diam merunduk tak mampu menjawab.

"Bahkan Ibu kalian akan malu melihat ini, karena didikannya telah melahirkan manusia-manusia pengecut seperti ini!"

Suara brutal Dacian berhasil membungkam semua orang yang ada di sana, suasana Istana seketika menyepi.

"Cukup!" Vietch berdiri dari takhtanya dengan suara tinggi nan tegas.

"Kenapa?!" Dacian menaikkan pandangannya tajam ke arah kursi takhta. "Apa Yang Mulia malu karena mempunyai 7 menantu yang berani angkat suara demi membela harga diri wanita yang di pandang tak bermoral di sana?!"

Kata-kata Dacian membuat semua yang ada di sana bereaksi & kembali riuh dengan desas-desus.

"Wah, wah ...."

Sebuah tepuk tangan mencuri perhatian semua orang yang ada di sana.

"Tujuh orang menantu katamu? Apa nilai moralitas Kerajaan Utara telah punah, Yang Mulia?"

Semua tamu yang ada di sana seketika berbisik-bisik satu sama lain memandang keberadaan Xavier dengan sorot mata memojokkan. Bulir air mata menitik & jatuh perlahan dari mata indah Xavier, seolah menjelaskan segala perasaan yang kini tak dapat ia ungkap.

"Awalnya aku pikir sah saja memiliki pasangan lebih dari satu, tapi setelah mendengar perkataan Pangeran Dacian, rasanya julukan wanita tunasusila lebih baik di bandingkan Putrimu ini, Yang Mulia."

"CUKUP!" teriak Zammera. "Apakah begini cara kalian memperlakukan makhluk paling mulia di semesta ini?!"

Kembali tak terdengar suara atau respons apa pun.

"Bersumpahlah dengan segala hidup kalian jika bukan karena wanita, sebuah peradaban manusia di semesta ini tidak akan pernah berlangsung!"

seketika amarah Zammera pecah.

"Bahkan Ibu kalian akan merasa malu setelah ini, karena telah melahirkan & mendidik seorang manusia-manusia keji tanpa isi kepala!"

Dacian yang mulai muak dengan apa yang terjadi, segera melepaskan diri dari genggaman Nathaniel & para pengawalnya. Mereka hanya terpaku tak berdaya membiarkan Dacian berjalan menuju tengah-tengah lantai dansa.

XAVIER & THE 7 PRINCES OF THE WINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang