***
Obrolan ringan setelah peperangan di tengah api unggun, kini terjadi di salah satu camp unit batalion pasukan milik kubu Raja Vietch.
“Aku tidak menyangka pasukan elite menantu ke-4 Yang Mulia Raja sangatlah kuat. Sampai-sampai banyak prajurit yang di rotasi dalam beberapa hari ini karenanya.”
“Benar, dia berhasil menutupi kepincangan di pasukan yang di komandoi oleh Pangeran Jasiel sampai akhir.”
“Jika hal ini terus berlanjut di kemudian hari, sudah di pastikan siapa yang akan meraih kemenangannya.”
Di sebuah Goa yang terletak tak jauh dari sebuah pesisir pantai, terlihat sebuah kegiatan tengah berlangsung. Di balik gelapnya Goa yang hanya ter sinari cahaya api tersebut, tampak beberapa orang dengan mata tertutup kain tengah berbaring di atas sebuah batu besar. Mereka berbaring mengelilingi sebuah tungku api besar yang berada di atas Batu tersebut.
Angin tiba-tiba bertiup kencang, memadamkan nyala api obor yang terpasang di tiap lorong dinding Goa. Seseorang terlihat tengah berdiri membelakangi api & kumpulan orang yang di tengarai merupakan tumbal dari sebuah ritual yang kini hendak di langsungkan tersebut.
Api dalam tungku yang semula bergerak tenang, kini berkobar & membumbung tinggi ke udara bak tersiram minyak saat sebuah mantra di ucapkan. Jilatan api jingga seketika berubah menjadi merah pekat seperti darah & perlahan memunculkan kepala seekor serigala bertanduk yang tengah menunjukkan barisan taringnya.
“Terimalah kejutan dariku,” seorang pria dengan kepala bertudung berucap di balik remangnya Goa.
Di saat bersamaan, kepanikan tengah terjadi di seluruh penghuni camp batalion unit pertahanan. Malam yang seharusnya jadi waktu istirahat tenang dari peperangan, berubah jadi situasi genting tak terkendali. Banyak prajurit yang terlihat kalang kabut keluar dari camp mereka untuk mencari pertolongan.
“Saya menghadap untuk melapor, Pangeran!”
“Apa yang terjadi?”
“Setengah dari pasukan elite kita hari ini gugur saat tertidur!”
“Apa?!”
Begitu menerima laporan, Cassian segera terjun menaiki tunggangannya menuju ke lapangan untuk memastikan informasi tersebut.
“Berapa jumlah korban yang gugur?”
“Entahlah, sampai detik ini kami baru menerima laporan dari sektor utara saja.”
“Ini benar-benar gawat! Di mana Cassian?”
“Beliau sedang memastikan prajurit yang ada di sektor lain, Pangeran.”
“Kalau begitu aku akan ikut memastikan seluruh penghuni sektor camp. Kalian pergilah temui sektor camp unit medis utama, sisanya umumkan pada semua unit batalion pasukan tentang hal ini sesegera mungkin.”
“Baik!”
Mereka pun segera membubarkan diri setelah mendapat instruksi dari Jasiel.
Tak berselang lama setelah sirene darurat di bunyikan, seluruh unit batalion terlihat telah berkumpul di depan camp masing-masing.
“Aku mendengar kabar jika sedang terjadi masalah di sektor camp batalion unit pertahanan utara, untuk itu kalian di instruksikan tetap terjaga sementara waktu sampai keputusan selanjutnya di ambil!”
Suara riuh kecemasan terdengar setelah seorang pemimpin pasukan memberikan isntruksinya.
“Tidak ada waktu untuk mengeluh, kembali ke tempat masing-masing & tetap bersiaga menjaga satu sama lain!”
KAMU SEDANG MEMBACA
XAVIER & THE 7 PRINCES OF THE WIND
Fantasykebencian merupakan emosi yang sangat kuat, sama kuatnya dengan cinta. Ia melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, dan antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk menghindari, menghancurk...