Di gerbang Istana Kerajaan Utara....
"Maafkan aku suamiku, aku tidak tahu kalau ikatan yang kita buat satu sama lain akan di sanksi seperti ini."
Aillard & Hadriel yang tengah berdiri di hadapan Xavier & ke-5 Pangeran lain hanya bisa tersenyum untuk menghilangkan rasa bersalah serta kecemasannya.
"Kau tidak perlu merasa bersalah, mungkin ikatan di antara kita tidak dapat di terima oleh beberapa orang karena alasan tertentu. Tapi, aku percaya jika takdir yang di berikan semesta pada kami tidaklah keliru, bukan begitu Pangeran Hadriel?"
Hadriel tersenyum. "Pangeran Aillard benar istriku. Aku berharap hukuman ini akan membawa kemakmuran bagi rakyat yang sudah lama mendambakannya, & perlahan meretakkan topeng yang selalu menyembunyikan sang ular yang bermain dari balik layar!"
Tatapan Hadriel menajam pada sosok yang kini berada di belakang Raja dengan seringai liciknya. Siapa lagi jika bukan Nathair.
Aillard membawa langkahnya ke hadapan Dacian yang kini tengah berdiri dengan tubuh tegapnya.
"Aku titipkan Xavier & keamanan Pangeran yang lain padamu."
"Serahkan semuanya padaku."
"Jaga diri kalian & selamat berjuang," ucap Jasiel.
"Kalau begitu kami pamit."
Xavier mengangguk dengan tatapan sedih, ia harus melepas kepergian suami pertama & keduanya karena harus menjalani misi yang telah di putuskan Vietch di luar wilayah Utara.
***
Hari demi hari mereka habiskan untuk bertualang menjelajahi tiap daerah yang mereka lewati. Hingga tiba saat hari berganti malam, di sebuah daerah yang terlihat padat penduduk. Niat hati Hadriel & Aillard ingin beristirahat, namun mereka harus di kejutkan dengan seorang wanita muda yang terlihat tengah mengalami kekerasan fisik di sebuah gang kecil remang yang di apit bangunan kedai tempat minum.Aillard yang penasaran, segera membawa langkahnya menghampiri sang wanita yang kini tengah meringkuk di atas tanah. Hadriel yang turut serta di belakang, mencermati penampilan sang wanita yang terbalut dalam kain merah tipis & menerawang, lengkap dengan aksesoris penutup wajah dengan warna senada, mirip penari latar yang menampilkan tarian erotis di kedai-kedai hiburan malam.
"Apa Anda baik-baik saja, Nona? Mari aku bantu kau berdiri."
Aillard mengulurkan tangannya, namun sebuah tepisan keras membuat tangannya terhempas seketika. Hadriel hanya terdiam dengan tatap dingin menanggapi gerak-gerik wanita tersebut.
"Aku rasa dia di campakkan teman kencan satu malamnya tadi," bisik Hadriel.
"Mau apa kalian?!"
"Tentu saja menolongmu," jawab Hadriel, namun terdengar naif bagi wanita tersebut.
Wanita itu berdecih. "Jika kalian benar ingin menolongku, sewalah jasaku!"
Pernyataan mengejutkan itu sontak membuat Aillard tercengang, pasalnya mereka sama sekali tak berniat menolong dengan konteks seperti apa yang di ucapkan wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
XAVIER & THE 7 PRINCES OF THE WIND
Fantasykebencian merupakan emosi yang sangat kuat, sama kuatnya dengan cinta. Ia melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, dan antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk menghindari, menghancurk...