40. 'Sihir Kutukan Darah'

24 3 0
                                    

Sepasang mata sayu terpahat dengan detail, menatap seseorang yang kini tengah berdiri beringas bermandikan darah. Sebuah seringai tajam tertangkap jelas dari sela untaian rambut yang bertaut dengan keringat & darah yang memenuhi sebagian besar dahi Nathaniel.

"Bingo ... !"

Sebuah ayunan pedang terdengar berbentur dengan udara & kebisingan medan perang. Semburan butiran-butiran pasir dari dua pasang kaki yang lincah & gesit terlihat berhamburan membentuk debu asap.

Sejenak pergerakan keduanya terhenti, ketika tetesan-tetesan darah jatuh menodai permukaan tanah berpasir di sana.

"Sungguh suatu kehormatan," ucap Deshawn. Ia membungkuk memberi hormat dengan luka yang cukup dalam di area dadanya.

Tatap sayu Nathaniel berubah menajam hanya dalam hitungan detik. Mengingat tak terlukis satu gores pun raut wajah kesakitan atau rasa tersiksa pada diri Deshawn selama pertarungan.

Ini bukan hal mengejutkan baginya, mengingat baik dirinya mau pun Deshawn memiliki pengetahuan & penguasaan yang sama di dunia sihir medis yang bisa di bilang di atas rata-rata.

Selain mengobati, keduanya sangat memungkinkan memiliki kemampuan untuk menciptakan beragam senjata atau sihir medis mematikan lewat pengetahuan yang mereka kuasai masing-masing.

Tusukan dari serangan pedang Nathaniel terasa menekan & makin dalam di area dada Deshawn.

"Sepertinya ini sia-sia, karena yang ku tusuk ini adalah sebuah bangkai bernyawa."

Tiba-tiba kedua bahu Deshawn bergetar, suara kekehan kecil terdengar hingga berubah menjadi sebuah tawa keras yang terkesan agak menakutkan. "Gawat, perasaan apa ini? Ah... aku benar-benar senang mendapatkan seorang lawan genius seperti ini," ucapnya.

Sejenak dalam benak Nathaniel, ia mengumpulkan semua pemikirannya. 'Mengerikan' itulah kata yang pertama kali melintas di kepalanya. Bagaimana tidak, baru kali ini dirinya bertemu dengan sosok manusia genius yang dengan gilanya memodif seluruh tubuhnya sendiri bak mayat hidup.

"Dari pertarunganku sebelumnya, aku lebih menyukai pertarungan ini. Berhasil menerka kemampuan lawan hanya dalam beberapa kali analisa, hmmm ... sepertinya sebentar lagi aku akan jatuh cinta padamu." (*jatuh cinta di sini konteksnya bukan mengacu pada hasrat atau perasaan, tapi lebih mengacu pada rasa kagum meluap dari kemampuan yang di miliki Nathaniel.)

"Jatuh cinta?" Nathaniel mengeratkan genggaman pada pedangnya. "Sayang sekali aku tak bisa membalas perasaanmu. Aku sudah memiliki seorang istri & seorang putri."

Sesaat hendak mencabut pedang yang tertancap di area dada Deshawn, di luar perkiraan hal itu urung saat kedua tangan Deshawn dengan kuat memegang & menahan pedang agar tak keluar dari tubuhnya. Melihat adanya celah, dengan membabi buta ia menyiksa Nathaniel hingga jatuh di sebuah simbol sihir kutukan yang entah kapan telah terbentuk.

Dari awal ini memang kesalahan Nathaniel, ia tidak memperkirakan semua yang akan terjadi & terlalu menganggap remeh lawan. Karena baginya sekarang yang lebih utama adalah mengetahui keberadaan Aillard yang sampai saat ini masih belum di ketahui.

Seakan berada di bawah perintah, tiba-tiba tubuh Nathaniel bergerak di luar kendali yang ia inginkan. Ia memaut busur dari punggungnya & membidik ke arah atas di mana kini Garren tengah bertempur.

"Oh tidak ... !" gumamnya. Ia begitu panik sekarang.

"Kenapa Pangeran? Bukankah musuhmu ada di depanmu sekarang? Kenapa kau malah mengincar yang lain?"

Dengan susah payah Nathaniel menolehkan kepalanya yang terasa berat & kaku menuju suara tadi berasal.

"Apa yang kau lakukan padaku?!"

XAVIER & THE 7 PRINCES OF THE WINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang